Ketua FPG Desak Polres TTU Usut Tuntas Maraknya Pencurian Sapi di Bitefa

by -771 views

Ketua FPG Dionisius Ulan foto bersama warga saat Reses di Desa Bitefa.

KEFAMENANU, mediantt.com – Warga Desa Bitefa, Kecamatan Miomaffo Timur Kabupaten Timor Tengah Utara, sedang resah. Pasalnya, akhir-akhir ini terjadi pencurian sapi yang makin marak di desa itu. Hingga akhir Maret ini jumlah sapi yang dicuri sudah mencapai 19 ekor. Karena itu, Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD TTU, Dionisius Ulan, S.Pt, M.Si, mendesak Polres TTU untuk mengusut tuntas pencurian sapi itu.

Kepada mediantt.com, Selasa (29/3), Dionisius menjelaskan, maraknya pencurian sapi di Bitefa itu sudah beberapa kali dilaporkan kepada pihak kepolisian, namun pihak kepolisan diam saja tanpa aksi nyata. Karena itu, dia sangat berharap Polres TTU serius menanggapi laporan warga.

“Saya baru pulang reses di Desa Bitefa, warga sangat resah dan mengeluh tentang maraknya pencurian dengan modus bunuh ternak di lokasi, kemudian hanya bawa daging. Sedangkan tulang-tulang keras ditinggalkan di lokasi penyembelihan. Saya minta Polres segera turun tangan untuk menangkap kawanan pencuri,” kata Dionisius yang akrab disapa Raider.

Menurut Raider, kejadian pencurian sapi itu sudah berulang kali dilaporkan warga ke Polsek Miomaffo Timur, bahkan ke Polres TTU, tapi sepertinya polisi tidak serius melakukan tindakan untuk mengusut tuntas kasus ini.

Menurut dia, warga sangat menyesalkan pihak kepolisian yang sepertinya acuh dengan laporan itu. “Karena itu, sebagai Ketua Fraksi Golkar, saya meminta kepada Kapolres TTU untuk lakukan langka berani mengusut kawanan pencuri ternak sapi di desa tersebut hingga tuntas,” harap Raider.

Dia juga mengingatkan, jika pihak kepolisian terkesan membiarkan pengaduan warga, maka pihaknya tidak segan-segan menyampaikan pengaduan ini ke Polda NTT. “Karena masalah ini bukan baru pertama kali terjadi dan juga bukan pertama kali warga Desa Bitefa mengadu,” tegasnya.

Selain itu, Politisi muda Partai Golkar ini juga ikut menyesalkan TNI yang bertugas di wilayah tersebut. “Ya, karena masalah ini juga sudah dilaporkan tapi terkesan aparat TNI yang bertugas di wilayah tersebut tidak melakukan sesuatu terhadap gangguan ketertiban yang telah meresahkan warga di Desa Bitefa.

“Babinkamtibmas dan Babinsa tidak boleh diam dan siaga di siang hari atau di waktu dinas, tetapi harus membantu masyarakat desa dengan memperkuat penjagaan di desa maupun di tingkat kecamatan karena masyarakat mengeluh sampai menangis. Sebenarnya kepolisian tidak harus tinggal diam karena ada penjualan daging busuk di Eban itu sebenarnya adalah pintu masuk untuk membuka tabir gelap kasus pencurian ini. Kenapa para pelaku penjual daging busuk ini dibiarkan, ada apa nih?” gugat Raider.

Ketika ditanya lebih jauh soal sikap fraksi lebih lanjut, mantan staf ahli anggota DPR RI, Melky Laka Lena ini menegaskan, Fraksi Golkar DPRD TTU akan berkoordinasi dengan FPG DPRD NTT untuk mendesak Polda agar segera berkoordinasi untuk menyelesaikan kasus dimaksud.

Selain itu, anggota Dewan asal Daerah Pemilihan TTU-1 ini meminta Dinas Peternakan, Satpol PP dan pihak terkait lainnya untuk melakukan penertiban terhadap para pedagang daging sapi yang melakukan pemotongan di luar rumah potong hewan, termasuk penjual daging sapi yang sumber dagingnya dari luar. “Ini harus dihentikan, sehingga tidak boleh ada penjualan daging sapi di luar dari tempat pemotongan yang telah disiapkan pemerintah. Bagaimana mungkin pemerintah mau meningkatkan populasi ternak sapi sebagaimana mimpi besar kita untuk mengembalikan TTU sebagai gudang ternak, kalau kasus ini tidak dihentikan” tandas Raider, dan menambahkan, pihaknya akan meminta penjelasan kepada pihak terkait dalam penanganan masalah ini. (jdz)

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments