Pemkab Sikka Dinilai Lemah Awasi Masuknya Covid-19 Varian Baru

by -261 views

Mayestatis

MAUMERE, mediantt.com – Angka positif Covid-19 di Kabupaten Sikka meningkat drastis. Sejak awal pekan ini, kasusnya bertambah 116 positif, belum lagi yang meninggal akibat virus berbahaya ini. Fraksi Partai Golkar DPRD Sikka pun menilai ada kelemahan dari pemerintah dalam mengawasi dan mengantisipasi masuknya covid-19 varian baru ini.

“Menurut saya, pengawasan dari pemerintah lemah jika dibandingkan dengan covid-19 di tahun 2020. Saat itu semua all out dari desa/kelurahan juga Linmas aktif. Sekarang dengan varian delta yang baru, kurang ada edukasi untuk masyarakat. Pasien yang karantina mandiri harus cari obat sendiri. Jadi bisa dibayangkan harus keluar rumah, maka pasti terkontaminasi dengan orang lain lagi,” kata anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Sikka, Mayestatis, kepada mediantt.com, Jumat (9/7).

Itulah sebabnya, sebut dia, laju perkembangan covid-19 di Sikka saat ini semakin tinggi. Bed (tempat tidur) di Rumah Sakit pun kurang. Apalagi banyak tenaga medis juga ikut terpapar.

Selain itu, menurut dia, vaksin yang diberikan pun tidak terkoordinasi dengan baik. “Sporadis tidak beraturan, jadi siapa yang dapat informasi boleh mendaftar lewat Lanal dari berbagai kecamatan,” kritik politisi perempuan Golkar ini.

Ia melanjutkan, yang mendaftar untuk vanksin kurang lebih 4000 orang, tapi yang mendapat pelayanan baru 2000 lebih. “Vaksin masih terbatas sehingga pemerintah harus turun memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya covid varian baru ini, dan ketat mentaati protokol kesehatan 5M,” harap dia.

Dia juga menuturkan, bagi mereka yang isolasi mandiri di rumah setelah hasil rapid test positip, maka sejatinya pemerintah melayani dengan obat-obatan supaya mereka tidak cari obat di luar rumah.

Di tanya soal refocusing anggaran untuk pencegahan dan penanganan Covid-19 di Sikka, Mayestatis mengatakan, Pemkab Sikka mengalokasikan sekitar Rp 180 miliar.

“Kami baru selesai rapat dengan pemerintah tentang refocusing dan dialokasikan Rp 180 miliar dan khusus untuk dana Covid-19 sebesar Rp 29,4 miliar. Kami akan kawal agar dana ini benar-benar digunakan tepat sasaran,” tegas Mayestatis. (jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *