Agustinus Tulasi, Jejaknya dari Tukang Sol Sepatu

by -1,104 views

Agustinus Tulasi dan keluarga

Sesulit apapun tantangan yang dihadapi, selalu ada jalan keluar untuk meraih kemenangan. Sebab bagi saya untuk mencapai puncak harus melewati jalan berliku”.

UNTAIAN kalimat diatas menjadi prinsip dan pedoman dalam tapak perjuangan hidup Agustinus Tulasi, SH. Di balik gemerlap sukses yang direngkuh saat ini, tidak banyak yang tahu lika-liku dan getirnya hidup yang dilakoni sejak kecil hingga di bangku sekolah.

Anak petani asal Desa Kuluan dan kelahiran 11 Agustus 1979, ketika di bangku SMA, ternyata pernah bekerja sampingan. Sebagai tukang sol sepatu, juga servis payung. Kisah getir ini harus dijalani setelah pindah sekolah dari SMA Seminari Lalian (1995-1997) ke SMUK Surya Atambua hingga lulus tahun 1999.

“Ketika di SMUK Surya Atambua, saya bekerja sampingan dengan seorang tukang sol sepatu dan servis payung, demi memenuhi kebutuhan sekolah. Pernah jalan kaki pikul sol sepatu dan payung bekas dari Kota Atambua sampai Ponu,” kata Sarjana Hukum jebolan Universitas Katolik Widya Mandira Kupang tahun 2006.

Uang hasil kerja sol sepatu pun tidak tentu. Tergantung konsumen. Tapi kalau dapat orderan maka semakin ada semangat untuk menganyam benang sol sepatu atau sandal, juga servis payung rusak. “Hasil dari usaha sampingan itu saya bayar uang sekolah dan makan minum seadanya,” cerita Agus yang juga hobi menambal ban mobil dan motor.

Dari pengalaman masa sekolah yang getir itu, mantan Advokat/Pengacara pada organisasi Kongres Advokat Indonesia (KAI) Tahun 2009 ini, belajar keras memperbaiki nasib. Selama menimba ilmu di Fakultas Hukum Unika Kupang, Agus serius menempah diri menjadi orang yang berguna kelak. Ia membenah diri pada organisasi kemahasiswaan. Di intra kampus ia menjadi Sekretaris BPM FH Unwira masa bhakti 2001-2002. Sementara ekstra kampus ia menjadi aktivis PMKRI St Fransiskus Cabang
Kupang. Jabatan terakhirnya sebagai Presidium Gerakan Kemasyarakatan periode 2003-2004. Tak hanya itu, mantan Sie Personalia/Hukum PT. Hasjrat Abadi Perwakilan Kefamenanu tahun 2007-2008 ini, juga pernah Ketua Ikatan Mahasiswa Timor Tengah Utara (IMATTU) Kupang periode 2003-2004.

Nasib baik pun memihak kepada suami dari Ny Evelina Kenjam, S.Pd dan ayah empat putra ini. Meski hidup susah semasa SMA, tapi ia mengaku mulai mengenal dan tertarik pada politik. “Saya mengenal dan tertarik terjun ke dunia politik sejak di bangku SMA. Sejak terjadinya gejolak politik nasional tahun 1998, saat Presiden Suharto dilengserkan dari tahta kekuasaan, saya mulai berani belajar berbicara di depan teman-teman sekelas saat diskusi politik dan pemerintahan demokrasi di tanah air Indonesia,” kata mantan pengacara ini.

Karena itu, sejak 2009 Agus mulai bergabung dengan Partai Golkar, lalu dipercayakan sebagai Ketua Depicab IX SOKSI Kabupaten TTU periode 2011-sekarang. Pada Pileg 2014, ia ikut Caleg dan Puji Tuhan terpilih menjadi anggota DPRD TTU periode 2014-2019 dan berlanjut ke periode kedua 2019-2024. Dalam kapasitas sebagai anggota DPRD ini, Agus juga dipercayakan partai menjadi Wakil Ketua I DPRD TTU.

Sebelum ada di posisi saat ini, Agus juga pernah duduk sebagai Ketua Komisi A periode 2014-2017. Lalu Ketua Badan Legislasi Daerah (Balegda) DPRD TTU tahun 2017-2019, juga Ketua Fraksi Partai Golkar selama dua periode.

Bagi Agus, politik adalah instrumen menuju kesejahteraan bersama (bonum commune), bukan homo homini lupus (serigala bagi manusia lainnya). Karena itu, pelaku politik harus mempunyai rasa memiliki dan rasa tanggung jawab. Lebih khusus lagi harus memiliki kapasitas dan karakter yang memadai agar mampu melihat segala permasalahan dengan hati nurani bukan dengan syahwat onani politik semata.

“Dalam berpolitik saya selalu berpegang pada adagium ‘Ut sementem vecires ita metes’, artinya siapa menabur angin akan menuai badai. Siapa menanam sesuatu akan memetik hasilnya,” tegas pemilik motto “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 3 : 14)”.

Ditanya sikap politiknya ketika namanya dijaring Golkar sebagai bakal calon bupati TTU 2024, Agus Tulasi mengaku kaget sekaligus terharu. Bagi dia, apa yang telah diputuskan partai sebagai kader tentunya selalu siap. “Sebagai kader partai saya selalu siap. Tapi saat ini partai sudah memberi tanggungjawab baru menjabat Wakil Ketua DPRD TTU. Dan saya sedang fokus mengemban jabatan ini hingga selesai. Apabila ada peluang lain yang dapat menjadi alternatif dari suatu keputusan tertinggi partai, maka sebagai kader partai saya siap menjalankan amanat suci itu,” tegasnya.

Target politik ke depan? “Sebagai wakil rakyat saya mau buka semua akses yang terisolir di TTU sejak dahulu kala hingga saat ini, agar tercapai sila kelima Pancasila; keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” tekad Agus. (josh diaz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *