FPG Usulkan Alat GeNose di Pos Jaga Yang Rawan untuk Cegah Covid-19

by -293 views

Agustinus Tulasi

KEFAMENANU, mediantt.com – Fraksi Partai Golkar DPRD TTU mengusulkan kepada pemerintah dan Satgas Penanganan Covid-19 untuk menggunakan alat tes Ge-Nose di pos jaga yang sangat rawan guna mencegah penularan virus corona.

“Dalam laporan Pansus LKPJ Bupati di ruang sidang utama DPRD TTU, Fraksi Golkar menyampaikan pandangan politik kepada Pemda agar dalam usaha penanganan Covid-19 dapat dilengkapi dengan alat Ge-Nose, sekurang-kurangnya 4 buah untuk mempermudah pelayanan penanganan Covid-19 di TTU. Alat-alat ini ditempatkan bisa di setiap pos jaga yang sangat rawan untuk mempermudah akses pelayanan kesehatan bagi setiap pelaku perjalanan yang melintas,” jelas Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD TTU, Agustinus Tulasi, SH, kepada mediantt.com, Sabtu (1/5).

Menurut dia, intervensi anggaran pun sudah dilakukan melalui keputusan Banggar bersama TAPD TTU yang dihadiri oleh Pak Bupati dan Wakil Bupati, sesuai amanat Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 27 tahun 2020 tentang pencegahan dan penanganan Covid-19. “Ada pemotongan sebesar 8% dari postur APBD TTU 2021 sebanyak Rp 51 miliar. Ketentuan ini pula berlaku sama bagi semua desa yakni terjadi pemotongan 8% dari dana desa,” jelas kandidat Wakil Ketua I DPRD TTU ini.

Karena itu, selaku ketua FPG merasa sangat naif bila anggaran tersedia namun gerak Satgas Covid-19 TTU adem-adem saja. Bila benar seperti dugaan ini, FPG berpendapat, segera merevisi kembali SK Satgas terkait pengurus yang tidak berkompeten. “Sebaiknya dipertimbangkan untuk digantikan oleh orang lain yang bisa kerja tanpa tedeng-aling. Jangan hanya mau semangat kerja bila duit di depan mata, tapi giliran macet sedikit hilang seribu langkah. Ini namanya kerja karena uang bukan kerja karena tugas melayani. Ingat ASN itu adalah pelayan rakyat bukan pelayan tuan,” kritik politisi yang juga mantan pengacara ini.

Titik Rawan

Agus juga mengatakan, Satgas Covid-19 tidak boleh kendor dalam penegakan disiplin kesehatan bagi seluruh komponen masyarakat sesuai protokol kesehatan yang telah ditetapkan melalui peraturan presiden.

Dalam pengamatannya di TTU, sebut dia, sudah dihidupkan kembali pintu masuk melalui pos Oeparigi, pos Napan, pos Oenopu dan pos Motadik. Sebab ini adalah beberapa titik rawan yang mestinya mendapat perhatian serius pemda melalui Satgas Covid-19. Apalagi, kata dia, letak TTU berbatasan langsung dengan negara Timor Leste. Ada jalur transnasional yang selalu ramai arus transportasi antar kedua negara dan ada 3 kecamatan, yaitu Insana Utara-Wini, Biboki Moenleu-Mena Kaubele dan Biboki Anleu-Ponu hingga pos Mota’ain di Belu.

“Maka sepatutnya menjadi ekstra perhatian dalam penerapan 5 M bagi para pelintas batas dan masyarakat lokal sepanjang jalur transnasional ini,” saran Agus. (jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *