Tragedi Sriwijaya SJ-182 Duka Kemanusiaan

by -404 views

KALBU kita terguncang setiap kali terjadi kecelakaan pesawat terbang. Terguncang karena duka yang amat dalam tidak hanya menyelimuti keluarga korban, tapi juga kita sesama insan. Tragedi itu mengguncangkan rasa kemanusiaan.

Kita menyampaikan rasa simpati dan turut berdukacita kepada keluarga korban pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 yang jatuh di Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1). Sriwijaya Air SJ-182 tujuan Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, itu hilang dari radar pukul 14.40 WIB setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Banten, pada pukul 14.36 WIB.

Tragedi Sriwijaya datang dalam sekejap. Terjadi hanya selang 4 menit setelah pesawat lepas landas, mengingatkan kita pada jatuhnya Lion Air JT-610 pada 29 Oktober 2018 di Laut Jawa, Karawang, Jawa Barat. Boeing 737 MAX 8 Lion Air itu juga jatuh setelah 13 menit lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.

Bentuk rasa simpati itu, paling utama ialah bukan mencari-cari kesalahan dalam peristiwa yang terjadi apalagi menyebarkan hoaks di media sosial. Kita serahkan sepenuhnya kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk menyelidiki tragedi itu.

Paling utama ialah mengerahkan segenap kemampuan bangsa ini untuk mencari lebih maksimal dan menemukan 62 jiwa di dalam pesawat Boeing 737-500 itu. Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan pengerahan segala upaya itu.

Harus jujur diakui bahwa manajemen kebencanaan pesawat sudah berjalan baik. Begitu diketahui pesawat Sriwijaya Air SJ-182 hilang dari radar, seluruh pihak yang berkepentingan langsung turun tangan dan melakukan koordinasi yang apik.

Tidak hanya melakukan pengorganisasian pencarian di bawah komando Basarnas, pada saat bersamaan juga dibuka posko informasi untuk keluarga. Posko itu menjadi pusat informasi atas musibah pesawat tersebut.

Eloknya, seluruh informasi terkait dengan musibah itu disampaikan secara terbuka dan berkala kepada keluarga korban. Jangan biarkan keluarga korban menunggu dalam kegelapan. Tidak salah pula bila otoritas memberikan informasi berkala kepada publik agar membungkam hoaks.

Pencarian pesawat dan korban dilakukan melalui udara dengan helikopter, pencarian di laut menggunakan kapal, serta pencarian di bawah permukaan laut menggunakan kapal yang memiliki alat pendeteksi bawah laut. Koordinasi Basarnas dengan segenap kekuatan lainnya seperti TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Udara, dan kepolisian berjalan dengan baik. Hasilnya, serpihan pesawat dan properti korban ditemukan kemarin.

Keterlibatan nelayan di sekitar lokasi tempat jatuhnya pesawat, antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, patut diapresiasi. Para nelayan yang mengetahui informasi pesawat jatuh berinisiatif melaporkannya kepada perangkat pemerintahan setempat.

Nelayan, yang dalam strata sosial masyarakat masuk dalam kelompok terpinggirkan, justru tulus berbuat baik. Kiranya bangsa ini perlu terus-menerus belajar dari orang-orang kecil untuk berbuat baik bagi sesama manusia tanpa mengenal batas.

Kepada KNKT kita berharap, sangat berharap, untuk menemukan sebab-musabab tragedi SJ-182 sehingga dunia penerbangan selalu belajar dari pengalaman. Perlu dicari tahu apakah pesawat itu laik terbang atau tidak, apakah kesalahan terletak pada manusia, persoalan teknis, atau cuaca.

Pesawat terbang adalah produk teknologi tinggi yang memerlukan presisi tinggi pula. Ia tidak berkompromi sedikit pun terhadap kelalaian sehingga harus mematuhi siklus pemeliharaan pesawat agar laik terbang. Keteledoran sekecil apa pun selalu berakibat fatal. Kesadaran tentang keselamatan ini sangat penting dalam industri penerbangan, bukan persoalan mencari untung semata. (e-mi/jdz)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *