Energi Erupsi Ile Lewotolok Menurun, tapi Gempa Masih Tinggi

by -796 views

Banjir lahan dingin yang keluar dari gunung api Ile Lewotolok menerjang dua desa di Kecamatan Ile Ape Timur, Minggu (6/12/2020.

LEWOLEBA – Kepala Tim Tanggap Darurat Erupsi Gunung Api Ile Lewotolok, Kabupaten Lembata, NTT, Ugan Boyson Saing, menuturkan, saat ini, erupsi gunung tersebut sudah menurun. Belum terlihat adanya erupsi yang lebih besar dibandingkan pada 29 November lalu.

“Kecenderungan erupsi saat ini lebih kecil atau menurun, tetapi kegempaan masih tinggi,” kata Ugon, kepada awak media, Senin (7/12/2020), seperti dikutip dari laman kompas com.

Ugon mengatakan, erupsi yang terjadi sejak (29/11/2020) hingga sekarang menghasilkan kawah baru di atas puncak. Kawah baru tersebut sesuai pantauan satelit dengan diameter utara-selatan sekitar 200 meter dan diameter timur-barat sekitar 150 meter.

Dengan adanya kawah baru, maka sistem sudah terbuka. Diharapkan tidak ada halangan untuk terjadinya penumpukan energi. “Potensi erupsi eksplosif yang lebih besar hingga saat ini belum terindikasi di mana kecenderungan energi erupsi semakin menurun,” kata Ugon.

Ugon menerangkan, aliran lahan dingin yang terjadi Minggu (6/12) dan melanda Desa Lamau dan Jontana, Kecamatan Ile Ape Timur, merupakan akumulasi dari aliran air hujan yang terjadi di puncak menyebabkan terbawanya material kerikil, pasir, dan abu.

“Aliran lahar dingin yang terjadi, tidak ada sesuatu yang anomali dan dianggap biasa,” terang Ugon.

Pihaknya telah merekomendasikan kepada Pemkab Lembata agar menyampaikan aktivitas terkini kepada masyarakat yang mengungsi.

Pihaknya juga mengimbau seluruh warga agar saat terjadi erupsi disertai gemuruh, tidak boleh melakukan aktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak gunung.

Asal tahu, lahar dingin mengalir ke dua desa dikarenakan curah hujan yang cukup tinggi di sepanjang lereng gunung pada Minggu siang.

Dalam video yang direkam warga Desa Lamaau dan Jontono, terlihat aliran kental yang disertai dengan pasir, batu kerikil, dan sedimentasi vulkanik hasil erupsi gunung tersebut.

Aliran banjir material erupsi itu mengalir di kali mati dan badan jalan ke arah laut.

Anggota Tim Satgas erupsi Gunung Ile Lewotolok, Bobi Lamanepa, mengatakan, lahar dingin tersebut disebabkan hujan yang terjadi di puncak. Air hujan membawa material-material sisa erupsi.

“Material erupsi itu bisa abu vulkanik atau dalam kasus yang lebih besar. Banjir bisa membawa batu-batuan dan pasir,” kata Bobi dalam rilis tertulis, Minggu sore.

Banjir tersebut tidak memasuki rumah warga dua desa itu. Saat ini, sebagian warga masih bertahan di desa. Ada yang mengungsi di Lewoleba. (kpc/che/jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *