“Kami Tak Punya Buku Tabungan, Kami Hanya Punya Hewan Ternak”

by -855 views

Ada keresahan dan kegelisahan besar dibalik riuhnya warga Ile Ape yang mengungsi akibat erupsi Gunung Ile Lewotolok. Banyak warga justru lebih khawatir dengan nasib hewan ternak piaraan yang ditinggalkan di kampung. Sebab, itulah tabungan mereka karena mereka tidak punya buku tabungan di bank. Inilah yang sedang menjadi kepedulian Komunitas Taman Daun Lewoleba.

ADALAH seorang Sukur Purab, 36 tahun, salah satu warga Ile Ape yang dievakuasi Relawan Taman Daun. Awalnya, warga Desa Tanjung Batu, Kecamatan Ile Ape itu, bertahan di kampung. Tidak mau mengungsi. Itu juga karena ia memilih ada bersama hewan ternak piaraannya.

Namun karena eskalasi dan aktifitas Ile Lewotolok makin tinggi, dan diprediksi akan meletus lagi, maka seluruh warga Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur yang masih bertahan di kampung, diperintahkan untuk dievakuasi. Dua kecamatan itu harus dikosongkan. Karena itu, Selasa (1/12) sekitar pukul 10.00 Wita, Sukur dievakuasi oleh Tim Relawan Taman Daun ke Lewoleba.

“Kami tidak punya buku tabungan di bank, tetapi tabungan kami adalah hewan ternak. Hewan itu nanti bisa kami jual untuk masa depan dan pendidikan anak-anak kami,” tutur Sukur kepada relawan Taman Daun, usai dievakuasi.

Sejak erupsi Ile Lewotolok Minggu (29/11), segenap komponen masyarakat mengarahkan perhatian ke bencana alam ini, terutama menyelamatkan warga yang berdomisili di sekitar kaki gunung Ile Ape itu. Dan, salah satu elemen yang sangat peduli adalah Relawan dari Komunitas Taman Daun pimpinan John Batafor.

Sejak awal, Taman Daun terjun langsung ke lokasi membantu proses evakuasi hingga memberi bantuan seperti beras, kopi, gula, mie, masker, dan buku bacaan untuk anak-anak di lokasi pengungsian. Hingga hari ini pun masih terus menjalankan aksinya bersama para relawan yang tergabung.

“Kami sudah dan akan mendistribusikan 3 ton beras kepada masyarakat yang telah kami data. Kami lebih prioritaskan masyarakat yang nginap di perumahan warga Lewoleba dan juga yang masih memilih menetap di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur,” kata John Batafor.

Ia menegaskan lagi, “Kalau soal warga mau mengungsi atau tidak, kami juga ke lokasi bawa mobil sudah ulang-ulang minta agar mereka harus mengungsi ke Lewoleba. Tetapi kalau warga tetap keras kepala, kami tidak bisa memaksa. Yang pasti kami juga tidak mungkin biarkan mereka begitu saja. Apalagi di sana semua kios tutup, maka kami bantu mereka dengan beras. Kami tidak peduli hal lain, karena yang kami pikirkan adalah kehidupan mereka di sana karena kios semua tutup; dimana mereka mau beli? Makanya kita jalan karena kemanusiaan”.

Menurut dia, kalau soal warga yang sudah mengungsi, Relawan Taman Daun juga sudah memikirkan apa yang harus dibantu untuk mengurangi kekhawatiran mereka. Sebab, kekhawatiran mereka bukan saja soal erupsi ini tetapi juga soal bagaimana hewan ternak mereka di sana.

“Mungkin bagi kita nyawa manusia lebih penting dari hewan, tetapi sudah dan pernahkah kita berpikir setalah musibah ini bagaimana dengan kehidupan warga terdampak, yang jika harta mereka adalah hewan ternak namun hewan-hewan itu telah mati akibat tidak ada yang memberi makan?” tegasnnya, khawatir.

Karena itu, sebut dia, dia dan teman-teman relawan Taman Daun segera membagi team. “Beberapa relawan kami akan ke lokasi untuk memberi makan hewan ternak mereka. Satu unit mobil pick up sudah kami siapkan untuk membawa makanan hewan ternak seperti babi dan kambing. Kami juga sedang melakukan pendataan bagi warga yang memiliki ternak dan dipastikan kami segera turun merawat dan menjaga kekayaan mereka agar setelah musibah ini, tidak ada masalah baru yang timbul. Kasihan masyarakat sudah susah nanti tambah susah lagi.
Harapan besar, semoga musibah ini bisa membuat kita lebih menjaga dan mencintai alam,” tegas putra Lamalera ini. (yanto/jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *