Aneh! Penjabat Kades Lamatokan Tolak Bantuan untuk Korban Erupsi Ile Lewotolok

by -3,534 views

LAMATOKAN – Ada yang aneh di Desa Lamatokan. Di tengah situasi darurat karena bencana erupsi gunung Ile Lewotolok, masih ada pejabat desa yang menolak bantuan untuk warga pengungsi. Buntutnya, ratusan korban erupsi Gunung Ile Ape yang mengungsi ke Wangak dan Wure, Desa Lamatokan, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, tidak bisa berbuat banyak. Sebab, bantuan Relawan Taman Daun bersama Jurnalis Lembata ditolak oleh Penjabat Kepala Desa Lamatokan, Robertus Retung.

Penolakan ini dilakukan Kaur Pemerintahan Desa Lamatokan, Thomas Take dan Penjabat Kepala Desa Lamatokan, Robertus Retung, Senin, 30 Nopember 2020.

Peristiwa penolakan bantuan oleh Penjabat Kepala Desa Lamatokan ini dialami oleh John Batafoor bersama relawan Taman Daun yang hendak memberikan bantuan beras, masker dan buku bacaan untuk anak-anak.

Dihubungi media ini melalui telepon seluler, Senin (30/11) dari Lewoleba, Batafoor menceritakan, dia bersama relawan Taman Daun sudah bergerak membantu warga terdampak erupsi Gunung Ile Ape sejak terjadi letusan, 29 Nopember 2020.

Atas dasar kemanusiaan dan kepedulian sebagai sesama manusia, Relawan Taman Daun bersama Jurnalis Lembata memberikan bantuan berupa beras, masker dan buku untuk anak-anak di beberapa lokasi penampungan.
“Kami sudah bergerak sejak hari pertama. Kami relawan Taman Daun mengumpulkan satu dua rupiah membantu warga yang terdampak erupsi gunung Ile Ape. Selain kepada warga yang ditampung di rumah-rumah warga, kami juga memberikan bantuan kepada warga terdampak yang masih berada lokasi kaki Gunung Ile Ape, termasuk Desa Lamatokan,” ungkapnya.

Kronologisnya, jelas John, warga Desa Lamatokan berdasarkan hasil laporan relawan Taman Daun bahwa ada ratusan warga Lamatokan yang masih bertahan di desa tersebut karena banyak yang jompo, buta dan lansia tidak bisa jalan. Bahkan ada yang lumpuh.
“Ketika kami mendengar informasi tersebut, relawan Taman Daun brkumpul dan melakukan aksi kemanusiaan. 29 Nopember 2020, tengah malam, bisa menjangkau lokasi di Desa Lamatokan dan memberikan bantuan berupa beras. Karena warga terdampak berjumlah ratusan, logistik yang kami bawah kurang sehingga kami kembali keesokan harinya. Tapi kami ditolak oleh Penjabat Desa Lamatokan,” ungkap John Batafoor.

Nefi Eken Lusi, salah satu Relawan Taman Daun menjelaskan, saat mereka tiba di lokasi pertama dekat lapangan bola kaki Desa Lamatokan, terdapat beberapa Jompo dan anak-anak. Mereka memberikan bantuan berupa beras dan buku-buku bacaan untuk anak-anak.

“Usai di lokasi pertama kami pindah ke lokasi berikut, Wanga dan Wure. Kedua lokasi pengungsian ini di Desa Lamatokan juga. Saat kami tiba masih menyapa anak-anak yang sedang bermain kami ajak mereka untuk berbincang-bincang termasuk hendak melakukan game sebelum membagikan buku. Kami kesana juga kami sudah melakukan koordinasi dengan salah satu relawan Taman Daun di lokasi tersebut. Tiba tiba salah seorang yang mengaku aparat desa bernama Thomas Take, datang bentak-bentak dari atas motor. Kami sudah memberikan penjelasan terkait tujuan kedatangan kami. Tetapi aparat desa tersebut, masih bentak-bentak bahkan mengancam hendak melaporkan kepada aparat kepolisian agar datang membubarkan kedatangan Taman Daun,” katanya.

Dia menambahkan, bukan hanya membentak-bentak tetapi aparat desa tersebut menolak warga terdampak erupsi Gunung Ile Ape di lokasi tersebut menerima bantuan beras dari Taman Daun karena takut warga keracunan.

Mendapat penolakan demikian, John Batafoor dan Galang Tahir memberikan penjelasan terkait alur bantuan relawan Taman Daun, akan tetapi aparat desa tersebut masih menolak dengan alasan kedatangan taman daun tidak diketahui oleh Pemerintah Desa.
“Dia (Thomas) menelpon penjabat Kepala Desa Lamatokan lalu pergi begitu saja,” jelas Galang.

Relawan Taman Daun bersama Jurnalis Lembata pulang tanpa memberikan bantuan karena tidak diizinkan oleh Pemerintah Desa Lamatokan. Saat di perjalanan pulang, relawan Taman Daun bertemu dengan Penjabat Kepala Desa bersama istri, mereka menahan Nefi Eken Lusi dan Jack Burdjan dua relawan Taman Daun dan menyampaikan bahwa semua bantuan yang datang kepada warga terdampak erupsi Gunung Ile Ape harus melalui pemerintah yang atas.

Nefi Eken Lusi yang hendak memberikan penjelasan tapi dibantah oleh Penjabat Kepala Desa dengan alasan tidak ingin mendengarkan penjelasan apa-apa. Relawan Taman Daun pun pulang ke Lewoleba.

Jurnalis, Sandro Balawangak, yang juga ikut dalam kegiatan aksi kemanusiaan tersebut yang melakukan konfirmasi kepada penjabat kepala Desa Lamatokan melalui pesan singkat tidak direspon. Melalui telepon pun tidak direspon. (che/jdz)

Response (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *