KOLHUA, mediantt.com – “Wens itu orang aneh!” Begitu kata Dr Anton Bele, salah satu Narator buku autobiografi Wens John Rumung (WJR), ketika memberikan testimoni pada launching buku “Kembali dari Kematian; Transformasi Wens John Rumung; Setia Pada Panggilan” ), di kediaman om Wens, BTN Kolhua, Minggu (6/9/2020) siang.
Menurut mantan anggota DPRD NTT ini, karena kepribadiannya yang aneh itu membuat seorang Wens menjadi jurnalis yang konsisten pada profesi yang digeluti dari situasi yang getir. “Tapi ada satu pertanyaan dasar untuk Wens; untuk apa buku ini diterbitkan?” kata dosen katekis ini.
Menurut dia, buku ini adalah refleksi pribadi seorang Wens atas selurih perjalanan kariernya sebagai jurnalis, yang bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja, terutama teman-teman jurnalis untuk juga setia kepada pilihan hidup sebagai wartawan. “Pa Wens sudah membuktikan itu dan mari kita belajar dari ethos kerja dan kesetiaan pada panggilan (profesi) yang ditunjukan pa Wens sebagaimana terungkap dalam buku ini,” kata Anton Bele.
Tentu, lanjut dia, dalam menjalani profesi ini pa Wens melewati dua sisi kehidupan; yang pahit-getir dan manis, juga baik dan buruk. Itulah yang kita bisa baca dalam buku ini,” ujarnya.
Menjawab pertanyaan Anton Bele soal untuk apa buku ini diterbitkan Wens Rumung, penulis buku itu berkata; buku itu memang diterbitkan untuk menjadi spirit dan inspirasi kepada semua kalangan terutama wartawan untuk selalu setia pada pilihan profesi masing-masing. “Saya menjadi wartawan sejak tahun 1982, mulai dari Mingguan DIAN yang terbit di Ende. Saya bukan sarjana tapi saya bertekad mau kerja dan merubah nasib. Saya sangat bangga ketika tulisan saya pertama kali dimuat di DIAN. Dari situ saya mulai bekerja serius untuk menjadi wartawan dan tetap setia sampai saat ini. Semua yang getir sudah saya lalui dan semua ada di buku ini,” kata Om Wens, owner dan Pemred Tabloid Expo NTT.
Ia berkisah, ketika keluar dari Riung, Ngada tahun 1979, ada pesan dari sang ayah untuk selalu setia pada apa yang menjadi tanggung jawab di tanah rantau termasuk profesi yang digeluti “Pesan ayah itu selalu menguatkan saya dan saya buktikan dengan setia sebagai wartawan hingga saat ini berusia 66 tahun dan bisa menerbitkan buku ini. Semua kisah hidup saya yang pahit dan manis, suka dan duka bisa dibaca dalam buku ini,” kata perintis sejumlah Tabloid di NTT antara lain, Surya Timor, Metro Kupang, Alor Pos, Ngada Pos.
Ia juga mengatakan, dibalik semua kisah sukses ini ada satu orang yang menjadi bintang di setiap tapak kehidupannya adalah istri. “Perempaun ini sangat spesial buat saya dan anak-anak. Orang yang paling sabar, tabah dan setia bersama saya hingga saat ini. Ia memberi warna tersendiri bagi saya dan keluarga,” sebut Om Wens sembari merangkul sang istri.
“Terima kasih untuk semua yang sudah menjadi narator di buku saya. Saya persembahkan semua itu dalam doa-doa saya kepada sumber Kerahiman Ilahi,” tutup Om Wens.
Pastor Paroki Santu Fransiskus Asisi BTN Kolhua, Romo Simon, menuturkan, apa yang ditulis Om Wens dalam buku ini sejatinya sebuah inspirasi iman karena siapa yang setia kepada pangilan hidupnya maka pintu rejeki akan selalu terbuka. “Om Wens telah melakukan itu dan bisa ada sampai saat ini karena kesetiaan pada panggilan sebagai wartawan,” kata Romo Simon, yang hadir bersama pastor pembantu dan diakon.
Sementara itu, Paul Burin, wartawan Pos Kupang yang pernah bersama Om Wens dalam testimoninya mengaku mengenal Wens Rumung karena ethos kerja dan keteladanan. “Karena itu, buku ini memberi pesan moral kepada kami wartawan untuk bisa belajar dari om Wens. Buku ini sangat menginspirasi kami untuk bisa meneladani om Wens. Proficiat,” kata Paul Burin.
Acara launching buku setebal 184 halaman ini dipadu-satukan dengan ulang tahun Om Wens ke-66 tahun dan Ultah Tabloid Expo NTT ke-16, dilanjutkan dengan ramah-tamah bersama. (jdz)