BEIJING – Sungai Mekong telah menjadi arena baru dalam ketegangan Amerika Serikat dan Tiongkok. Terdapat proyek lingkungan strategis di sungai tersebut yang berhasil dikuasai oleh Beijing.
Para pencinta lingkungan dan pejabat menyebut bahwa Beijing menyalip Washington dalam pengalokasian dana dan pengaruhnya terhadap negara-negara hilir. Beijing ingin menunjukkan kekuasaannya dalam mengendalikan perairan sungai.
Ini adalah konfrontasi yang pemerintahan Donald Trump gagal mempertahankan dana untuk program lingkungan dan pembangunan yang telah berlangsung sejak era Barack Obama. Saat Obama, proyek Mekong selalu dipegang AS.
Perjuangan kedua kekuatan baru-baru ini pindah ke ranah sains. Salah satunya soal bendungan-bendungan Tiongkok seperti dilansir dari AsiaOne, Jumat (24/7). Kontrol itu memungkinkan Tiongkok untuk menetapkan agenda pembangunan yang terkait dengan jalur air. Dan membuang Amerika Serikat dari perannya setelah berpuluh-puluh tahun mempromosikan proyek-proyek Mekong.
“Ini menjadi masalah geopolitik, seperti Laut Cina Selatan, antara Amerika Serikat dan Tiongkok,” kata perwakilan grup Mekong Energy and Ecology Network, Witoon Permpongsacharoen.
Mekong adalah nyawa bagi 60 juta orang penduduk untuk pertanian dan perikanan yang melalui Asia Tenggara, sebelum bermuara di laut dari delta Vietnam. Seorang duta besar AS di wilayah itu menuduh Tiongkok sebagai penimbun air di 11 bendungannya di bagian atas sungai sepanjang 4.350 km. Hal itu merugikan mata pencaharian jutaan orang di negara-negara hilir.
Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan kepada Reuters bahwa AS menyebut Beijing berusaha untuk mengambil alih Mekong adalah hal tidak berdasar. “Negara-negara di luar kawasan itu harus menahan diri untuk tidak menimbulkan masalah,” sebut Kementerian Luar Negeri Tiongkok. (jawapos.com/jdz)