Astaga! Ratusan Pohon Pandan di Mingar Dibabat Tanpa Restu Tuan Tanah

by -695 views

MINGAR – Ada sikap tidak terpuji yang dipertontonkan Pemerintah Kabupaten Lembata, sekaligus amat menyedihkan bagi masyarakat Desa Pasir Putih atau Mingar, Kecamatan Nagawutun. Betapa tidak, Pemkab Lembata membabat habis ratusan pohon Pandan di pesisir Pantai Mingar tanpa restu dari tuan tanah.

Dikutip dari laman aktualita-ntt.com, pembabatan itu dilakukan Pemerintah Kabupaten Lembata bersama Pemerintah Desa Pasir Putih, sejak Jumat (3/7) hingga Sabtu (4/7). Pembabatan pohon Pandan itu dilakukan untuk membuka areal wisata Voly Pantai.

Tindakan tak terpuji itu disesalkan Anggota DPRD Lembata, Yosef Boli Muda yang adalah anak kampung Mingar.

“Saya sakit lihat ini semua. Pohon ini sudah ada sejak nenek moyang, sejak kita kecil yang lindungi pantai dan kita di kampung ini dari gelombang. Kenapa hanya karena kepentingan segelintir orang lalu korbankan pandan yang selama ini menahan abrasi,” tutur Yos Boli Muda dengan sedih.

Anggota DPRD yang akrab disapa Yobom ini mengatakan, semua masyarakat mendukung semua program pariwisata dan tidak menolak. Tetapi bukan dengan cara merusak lingkungan, merusak alam. Apalagi membabat pohon pandan yang mengancam keberlangsungan lingkungan masyarakat adat Mingar.

Menurut dia, jika ingin membuka lapangan Volly Pantai masih ada tempat lain di sekitar yang bisa dimanfaatkan. Bukannya mengorbankan hamparan pandan yang selama ini menjaga keberlangsungan pantai Mingar.

“Kita dukung pariwisata 100 persen, bukan kita tolak. Tapi tidak boleh merusak alam. Seharusnya musyawarah dulu dengan masyarakat dan tokoh adat di kampung ini. Sehingga bisa memberikan masukan dan pertimbangan. Saya sakit sekali lihat ini semua. Saya ada di kampung ini, dipilih masyarakat untuk jaga ini kampung. Kenapa tidak bisa dikomunikasikan?” kata Yos Boli.

Menurut dia, jika pohon Pandan ini dibabat habis, maka 10 tahun mendatang, bisa saja terjadi bencana. Terjadi abrasi dan itu dapat merusak lingkungan sekitar.

“Potong saya punya jari, kalau pohon Pandan ini dibabat habis, 10 tahun mendatang akan terjadi abrasi dan musibah lainnya. Sekolah dan kuburan akan habis disapu gelombang laut,” ungkap Yobom.

Tanpa Restu Tuan Tanah

Yos Muda juga mengatakan, pasir berwarna putih yang jadi kekhasan pantai Mingar bisa berubah jadi cokelat atau hitam karena ketiadaan tanaman pelindung. Sebab, fungsi Pandan itu salah satunya menjaga warna pasir agak tetap putih.

Sementara itu, Kepala Desa Pasir Putih Isidorus Pasin Sura mengatakan, penggusuran tanaman pandan itu dibuat untuk lapangan Volly Pantai. Dan lokasi itu masih bisa ditanami ulang dengan tanaman pandan atau tanaman lainnya.

“Ini kerja sama dengan kabupaten. Maunya pemkab buat wisata olahraga. Kita mau festival budaya tapi karena dari atas kita buatnya agak lain,” kata Iso.

Penggusuran tanaman pandan di Pesisir Pantai Mingar untuk membuka lapangan Volly Pantai ini ternyata belum mendapat restu tuan tanah Mingar dan tanpa ada musyawarah desa.

Tuan Tanah, Paulus Pati Kabelen mengaku kaget dengan tindakan penggusuran itu. Menurutnya, pembukaan lapangan Volly Pantai tersebut, tanpa melalui kesepakatan bersama.

Seperti disaksikan media, lokasi pesisir yang rusak itu bisa mencapai 100 meter lebih hingga sampai ke halaman belakang SDK Mingar. Kawasan yang selama ini elok ditutupi tanaman pandan itu kini sudah luas terbuka tanpa ada penahan gelombang alami. (che/jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *