Gubernur VBL Minta Masyarakat Tidak Takut Hadapi Virus Corona

by -240 views

KUPANG – Setelah mendengar berbagai masukan dari unsur Forkompimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) NTT, Walikota Kupang dan para Bupati seluruh NTT, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) memutuskan untuk mengaktifkan kembali keseluruhan tata kelola pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan di Provinsi NTT terhitung Senin, 15 Juni 2020.

Namun gagasan yang disampaikan Gubernur VBL di dalam forum rapat yang digelar secara virtual itu, ditanggapi dan ditafsir secara beragam oleh publik termasuk media massa. Bahkan ada yang menuding keputusan Gubernur VBL tersebut bertentangan dengan protokol kesehatan WHO.

Sebagai juru bicara Pemerintah Provinsi NTT yang juga Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si mengklarifikasi sekaligus meluruskan berbagai tafsir yang terjadi di tengah publik. Inilah penuturannya kepada pers di Kupang, Jumat (29/5/2020) sore dengan gaya bertutur:

Rekan-rekan media dan seluruh masyarakat NTT yang kami hormati, kami ingin sampaikan bahwa hasil rapat Gubernur NTT dengan unsur Forkompimda NTT, para Bupati se NTT dan Walikota Kupang beberapa hari lalu, yang menyepakati mulai diaktifkannya kembali tata kelola pembangunan dan juga tata kelola bidang-bidang lainnya, sektor-sektor swasta, jasa usaha yang akan dimulai tanggal 15 Juni 2020 dan kita melihat di sejumlah negara ada pelonggaran PSBB, lockdown, itu kita bisa melihat di Jepang, Swiss lalu kemudian Itali, China sudah lebih dulu. Jadi pelonggaran ini tentu bertujuan agar sektor sosial dan ekonomi internasional berjalan seperti biasa. Dan tentu kontennya sama, artinya di samping kita menangani Covid-19, juga kita tetap mempertahankan stamina sosial, stamina ekonomi masyarakat. Jadi ternyata tidak hanya negara kita, tidak hanya NTT tapi sejumlah negara lainnya di dunia juga melakukan pelonggaran-pelonggaran.

Pelonggaran dimaksud untuk apa? Dalam rangka menghidupkan ekonominya. Di Amerika Serikat, negara maju juga melakukan pelonggaran dan sejumlah negara maju lainnya dan tentu saja tujuannya seperti yang disampaikan adalah menghidupkan kembali jaringan-jaringn sosial dan ekonomi yang selama beberapa bulan ini terdistorsi, terganggu karena penyebaran virus corona.

Karena itu Gubernur juga senada dengan perkembangan internasional di berbagai negara melonggarkan kembali situasi dan kondisi di NTT dengan menetapkan tanggal 15 Juni 2020 kita memulainya. Kita lebih lambat karena di negara lain lebih cepat seperti di Swiss tanggal 6 Juni, lalu di Jepang 30 Mei. Jadi kita lebih lambat.

Jadi Gubernur mempertimbangkan segala hal. Terkait dengan itu kami juga perlu mengklarifikasi pemberitaan media seolah-olah Gubernur melawan WHO, padahal sama sekali tidak. Ya kita harapkan media bisa mengikuti perkembangan internasional supaya bisa memahami konten-konten bagaimana kebijakan-kebijakan internasional di bidang ekonomi, kesehatan lalu kemudian di negara lain juga melakukan hal yang sama termasuk NTT. Jadi Bapak Gubernur bermaksud supaya kita tidak terlalu takut menghadapi virus corona ini. Bapak Gubernur sebetulnya mau membangun optimisme masyarakat NTT, jadi tidak membangun pesimisme.

Supaya apa? Supaya daya tahan kita, stamina psikologis kita, stamina sosial, stamina ekonomi kita betul-betul kuat untuk menghadapi situasi dimana virus corona ini sedang tereskalasi di berbagai negara di dunia termasuk Indonesia dan Provinsi NTT. Dan juga kalau kita melihat data statistik, khusus untuk saudara-saudara kita yang terkena virus corona di NTT, ada yang sembuh. Kalaupun ada satu yang meninggal, ada penyakit penyerta dan maksudnya apa, supaya kita tidak terlalu panik dengan hal-hal seperti ini.

Gubernur selalu mendorong kita untuk bisa menerima dan bersahabat dengan virus ini sama seperti yang dikatakan Bapak Presiden, bahkan WHO juga mengatakan bahwa mau tidak mau dunia harus bersahabat dengan virus corona. Bersahabat bukan berarti kita menyerah tetapi bersahabat maksudnya, saya tahu anda ada dan saya juga berkewajiban menjaga, melindungi diri saya. Kira-kira seperti itu. Karena itu, Bapak Gubernur mendorong para Bupati se NTT dan Walikota Kupang untuk bulan Juni bisa melonggarkan sambil tetap memperhatikan protokol kesehatan, selalu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun lalu kalau pun kita masuk dalam kerumunan tetap menjaga jarak dan juga kita tetap menjaga jarak fisik diantara kita ketika kita harus berkumpul dengan teman-teman kita di tempat kerja, baik di pemerintahan maupun non pemerintahan.

Memang pengalaman selama ini seperti yang dikatakan Bapak Gubernur, bekerja dari rumah khususnya ASN (Aparatur Sipil Negara) kurang efektif. Memang kita berharap bahwa ASN sebagai bagian penting dari sistem ketatanegaraan kita, bagian penting dari otoritas pemerintah memang harus selalu siap siaga dan dia harus keluar dari baraknya. Tapi harus menjaga stamina masyarakat pada umumnya melalui tata kelola pemerintah.

Karena itu Gubernur menegaskan sekali lagi, kita mengadaptasi protokol-protokol kesehatan yang dikeluarkan WHO. Sama sekali tidak melawan protokol kesehatan yang ditetapkan WHO. Justru Bapak Gubernur senantiasa memperhatikan protokol-protokol kesehatan itu; lalu menyesuaikannya dengan keseluruhan tata kelola kerja kita, baik pemerintahan maupun non pemerintahan.

Kita harapkan masyarakat NTT bisa menyesuaikan dan proteksi diri kita terhadap penyebaran virus corona ini dan keseluruhan tata kelola kehidupan kita. Sekali lagi kami menyampaikan kepada publik, supaya kita tetap menjaga kesehatan kita dan yang paling utama memakai masker seperti dijelaskan para ahli virus.

Virus corona ini ditularkan oleh droplet cairan, ketika kita batuk, ketika kita bersin dan jarak ketika cairan keluar dari hidung atau mulut kita kurang lebih satu meter. Karena itu, kita harapkan menjaga jarak 2 meter, memakai masker supaya ada teman dari kita yang batuk atau bersin, cairan dari mulut atau hidungnya tidak mengenai kita. Itu tujuan dari kita memakai masker.

Gubernur juga mendorong kita untuk berpikir positif menghadapi berbagai persoalan di NTT khususnya hari ini kita sedang berjuang melawan virus corona. Dan disamping virus corona, Gubernur juga menyinggung penyakit-penyakit tropis lain jangan sampai terlupakan seperti demam berdarah yang angka kematiannya lebih dari 50 di NTT dan tentu ini membutuhkan perhatian bersama, tidak hanya pemerintah, untuk membersihkan jentik-jentik nyamuk, membersihkan lingkungan supaya DBD bisa ditekan seminimal mungkin.

Begitu banyak virus, bakteri yang ada di sekitar kita. Kita tidak bisa hindari, yang bisa kita lakukan adalah menjaga agar virus, bakteri tidak masuk ke dalam tubuh kita. Tidak ada cara lain selain mengikuti protokol-protokol kesehatan yang sudah ditetapkan. (valeri guru/jk)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *