BEBERAPA bulan terakhir dunia seolah terguncang menghadapi ganasnya virus baru yang mematikan. Situasi dunia pun terasa sangat genting dengan hiruk pikuknya penanganan dan pencegahan; seolah dunia mau kiamat dengan hadirnya Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang mengancam dan merenggut nyawa manusia.
Virus yang pertama hadir di Wuhan China ini sangat mudah menyebar dan ganas, seakan menjadi monster yang sangat menakutkan bagi masyarakat dunia; begitu cepatnya ia menyebar hinggga ke seantero dunia.
Bukan hanya yang terpapar virus corona saja, tapi semua negara terus berjaga berupaya untuk mencegah penyebaran Covid-19 karena sudah mewabah di Wuhan serta beberapa negara lainnya dan terus meluas hingga saat ini. Kita pun belum mengetahui kapan pandemi corona virus ini berakhir.
Umat Kristiani sejagat yang tengah mempersiapkan diri menghadapi peristiwa iman merayakan kebangikitan Yesus Kristus; tergores hati dan batinnya ketika harus mengikuti prosesi pekan suci hingga mengenang hari kebangkitan dari rumah masing-masing. Sedih, ketika umat dituntut mengikuti ibadat lewat live streaming karena tidak banyak orang yang mampu mengaksesnya akibat berbagai keterbatasan, baik secara ekonomi maupun SDM (sumber daya manusia).
Di tengah pandemi corona dunia, segala aktifitas yang melibatkan banyak orang dihentikan, bahkan ada negara yang lockdown atau karantina wilayah untuk mencegah penyebaran virus corona tersebut.
Demi menjaga kestabilan ekononi masyarakat, maka hingga saat ini pemerintah Indonesia tidak berlakukan lockdown. Dan untuk mencegah penyebaran covid-19, semua sekolah diliburkan, demikian juga ASN bekerja dari rumah alias work from home serta semua umat beriman baik Kristiani, maupun umat lain harus beribadah dari rumah masing-masing.
Keputusan pemerintah ini diperkuat oleh Maklumat Kapolri yang melarang umat tidak beribadat baik di gereja, masjid maupun rumah ibadah lain, juga hindari kerumunan dan memperhatikan protokol sesuai standar pemerintah dan WHO dengan mengedepankan social distancing dan physical distancing dan wajib menggunakan masker ketika berada di area publik.
Walau dalam kondisi yang sangat dilematis, namun masyarakat tetap terima dan mematuhinya demi kemanusiaan. Umat Nasrani yang menjalani ibadat pada hari minggu biasa dan pekan suci hingga hari kebangkitan Yesus Kristus Sang Juru Selamat di rumah sambil mengikuti live streaming dari gereja. Mereka dengan cara masing-masing menyiapkan tempat ibadah di rumah seperti meja altar, patung dan lilin seadanya agar bisa mengikuti ibadat lewat live streaming baik yang disiarkan chanel TV juga yang menggunakan Android. Kondisi ini sedikit tidaknya membuat hati dan batin umat tergores, namun tetap dijalani demi keselamatan bersama dan juga untuk memutuskan mata rantai penyebaran covid-19. Semuanya berjalan aman dan lancar.
Sungguh atraktif munculnya covid-19 hingga mengguncang dunia, seturut keyakinan sebagian umat Kristiani dihayatinya sebagai salib yang harus dipikulnya menuju kebangkitan Sang Juru Selamat.
Upaya Pemerintah, khususnya Pemerintah Provinsi NTT sangat maksimal dengan berbagai cara baik melalui sosialisasi maupun imbauan sekaligus Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) meminta semua lapisan masyarakat menjaga agar NTT tetap negatif walau akhirnya gagal dan harus menerima kenyataan dengan hasil pemerikasaan swab satu orang positif terpapar covid-19.
Gubernur VBL meminta seluruh masyarakat bersama pemerintah, bergandengan tangan, bahu membahu menjaga dan mencegah penyebaran virus corona di NTT. Masyarakat agar selalu mengikuti imbauan pemerintah pada setiap tingkatan untuk mengantisipasi dan mengawasi diri sendiri.
Melalui jurubicara Gugus Tugas Percepatan apenanganan Covid-19 di Provinsi NTT, yang juga Karo Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si menjelaskan, bahwa usaha dan upaya kerja keras yang dilakukan Pemerintah Provinsi NTT dan seluruh infrastruktur pemerintahan di daerah serta masyarakat memberikan hasil yang signifikan.
Karena itu, Gubernur VBL berharap agar Provinsi NTT terus menekan lajunya penyebaran covid-19.
Doktor penyuluh pertanian jebolan IPB Bogor ini lebih lanjut mengatakan, wabah pandemi Covid-19 ini merupakan momentum untuk mewujudkan solidaritas kemanusiaan antara sesama anak bangsa yang ada di NTT. “Bapak Gubernur mengharapkan seluruh masyarakat NTT saat ini untuk saling berpegangan tangan, bergandengan tangan mewujudkan solidaritas kemanusiaan. Kita harapkan seluruh masyarakat NTT dimanapun berada, di perkotaan, di pedesaan, di pantai-pantai, di gunung-gunung, di bukit-bukit atau atau dimanapun; mari kita wujudkan solidaritas kemanusiaan. Kita saling mendukung sesama saudara kita yang ada dalam status ODP (Orang Dalam Pemantauan) atau PDP (Pasien Dalam Pengawasan),” katanya.
Khusus untuk status ODP dan PDP maupun yang terpapar, lanjut mantan Kadis Pariwsata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT ini, meminta dukungan moril dari seluruh rakyat NTT. “Berikanlah mereka dukungan moril dengan doa-doa kita. Memberi mereka harapan. Jangan membuat mereka putus asa, jangan membuat mereka kehilangan arah, jangan membuat mereka kehilangan kehidupan. Karena ketika kita mengucilkan mereka apalagi mengolok-olok mereka saat itu sebenarnya kita sedang memberikan dia rasa putus asa, saat itu kita membuat mereka stres dan ketika mereka stres imunitasnya, kekebalan tubuhnya menurun dan penyakit mudah masuk kedalam dirinya, tidak harus corona tetapi juga penyakit-penyakit yang lain,” jelas Marius.
Dia menambahkan, Gubernur VBL berharap agar masyarakat NTT tidak panik karena hingga kini sudah ada satu orang yang terpapar virus corona. Ikutilah semua protokol pemerintah, juga dari organisasi kesehatan dunia WHO, bahwa tetap tinggal di dalam rumah, hindari kerumunan, cuci tangan dengan deterjen, makan makanan yang bergizi untuk menjaga daya tahan tubuh, memakai masker jika berada di area publik sehingga kita semua dapat memutuskan matarantai penyebaran virus corona di NTT.
“Bapak Gubernur dan Bapak Wakil Gubernur juga mengimbau agar seluruh rakyat NTT untuk tetap tenang mengelola kesehatan dengan baik. Kalau kita tetap waspada, tetap menjaga kesehatan kita, kebugaran tubuh kita insya Allah penyakit virus corona tidak menyebar lebih banyak kepada orang lain. Percayalah pemerintah saat ini sedang berusaha keras mengatasi virus corona ini,” katanya.
Untuk itu, kata Marius, Gubernur VBL dan Wagub juga mengimbau agar saudara-saudara kita yang datang dari luar NTT diperlakukan dengan baik; berikanlah kesempatan kepada mereka untuk isolasi mandiri baik yang diatur oleh pemerintah kabupaten/kota maupun mereka melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing; sambil menerapkan protokol yang diarahkan para medis. “Semoga Covid-19 ini segera berakhir dengan pertolongan Tuhan. Sebagai orang beriman kita sangat yakin dan percaya bahwa berbagai persoalan yang mendera bangsa dan daerah kita ini akan segera berakhir,” katanya. (Advetorial Kerjasama Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT dengan mediantt.com)