Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur,ST, MT, melantik Penjabat Kepala Desa dan Ketua BPD se-Kecamatan Atadei pada Rabu, 11 Maret 2020. Para Penjabat Kepala Desa dan Ketua BPD yang dilantik yakni Penjabat Kepala Desa Atakore, Lerek, Tubukrajan, Lebaata, Ile Kerbau dan Desa Dulir.
Selain kepala desa, empat Ketua BPD juga ikut dilantik yakni Ketua BPD Desa Tubukrajan, Lebaata, Ile Kerbau dan Katakeja.
Kehadiran orang nomor satu di Kabupaten Lembata di Kecamatan itu disambut gembira dan antusias warga Atadei dengan rangkaian acara penerimaan dalam tradisi masyarakat setempat yang dimulai dengan sapaan adat selamat datang, pengalungan salendang, pemotongan rotan penghalang untuk membuka jalan oleh Bupati Lembata, suguhan tuak dan tembakau tradisional yang didaulatkan kepada bapak Bupati Lembata dan anggota DPRD Dapil Atadei yang duduk bersilah di atas tanah beralaskan daun pisang, sambil menyantap ayam bakar tanpa bumbu.
Usai ritual penerimaan, Bupati dan rombongan berarak menuju ruang pelantikan. Dengan mengenakan pakaian kebesaran sebagai pejabat desa, para penjabat yang dilantik berjejer rapih dan melaksanakan acara pelantikan dengan tenang dan hikmat. Dalam rangkaian acara itu sejumlah pejabat angkat bicara.
Anggota DPRD Lembata Dapil IV Piter Bala Wukak, menyampaikan proviciat kepada para Pejabat Kepala Desa dan anggota BPD sembari mengutarakan harapannya, semoga dengan Garuda yang digantung di dada dan kepercayaaan yang diberikan oleh masyarakat, akan menjadi motivasi untuk agar bekerja lebih baik, cerdas, profesional dalam melayani masyarakat.
Ia juga mengatakan, tunjukan bahwa kalian adalah orang-orang kepercayaan Bupati Lembata sebagai perpanjangan tangan pemerintah daerah untuk melayani masyarakat di desa.
Piter juga mengingatkan, begitu banyak ancaman dalam masyarakat terutama cara berpikir primodial dan kesukuan menjadi ancaman serius dalam menegakkan demokrasi. Ia berpendapat, Bupati Lembata adalah seorang pemimpin daerah berjiwa nasional dengan spirit Satu Lembata, Satu NTT, Satu Indonesia dan Aku Lembata, perlu dilihat sebagai inspirasi untuk menjadikan Lembata satu kesatuan yang utuh dan tidak dipisahkan.
Bupati Lembata Eliazer Yantji Sunur,ST, MT, dalam arahannya menyampaikan proviciat kepada ke 6 pejabat kepala desa dan perwakilan BPD sembari menegaskan untuk mepping terhadap persoalan-persoalan yang ada di desa dan tidak bertindak menghakimi kepala desa karena berkuasa. “Jangan salahkan dulu kepala desa karena sekarang kalian berkuasa atau berwenang, tapi ambil dulu bukunya, panggil toko masyarakat kemudian tanya dan berdikuskusilah dengan mereka. Catat, identifikasi setiap masalahnya dan diselesaikan secara baik dan bijaksana sesuai regualasi yang berlaku,” tegas Bupati Sunur.
Ia melanjutkan, untuk menghindari pengaruh pihak ketiga dalam mengambil keputusan untuk kepentingan masyarakat, ada tiga hal yang harus diperhatikan pejabat kepala desa yakni; pertama, Identifikasi potensi dan masalah dalam peningkatan pelayanan dasar di masyrakat, yakni kesehatan, pendidikan, dan megatasi masalah kemiskinan secara tepat. “Kalau banyak orang miskin tapi kalian bangun jalan, maka persoalan kemiskinan terus bertambah,” katanya.
Kedua, Infrastruktur di desa yang berfokus pada listrik, air bersih, pertanian, perternakan dengan prospek pengembangan berorientasi pariwisata.
Ketiga, Bagaimana semua potensi didorong untuk berdaya guna, sehingga harus fokus sesuai arahan Presiden yakni pemberdayaan ekonomi berbasis pariwisata sehingga masyarakat terlibat aktif dalam pemberdayaan.
Ia juga menghimbau agar membangun pemberdayaan dengan mengoptimalkan peran BUMDES dan berbagai inovasi pengembangannya. “Bumdes itukan mencari untung bukan pekerjaan sosial. Saya harapkan untuk pekerjakan masyarakat di desa secara maksimal dan sertakan mereka dengan modal untuk berusaha,” tegasnya dan memberi contoh, beli sampan untuk para nelayan dan ikannya dijual ke masyarakat desa di sekitar sehingga tidak menunggu ikan dari Lewoleba yang sangat jauh.
Mengakhiri sambutannya, ia mengajak masyarakat Desa Watuwawer untuk melestarikan dan mengembangkan budaya dengan nilai karakter kuat yaitu tradisi Ahar yang unik, Dapur Alam yang sangat spesial dan atraksi Hadok yang memukau setiap orang yang menyaksikan. “Untuk semua itu perlu inovasi dan terobosan dari Kepala Desa dalam pengembangannya,” ujarnya. (Kominfo Lembata)