Serius Urus Stunting di TTU, VBL Ajak Juga Tokoh Agama

by -126 views

KEFAMENANU – Angka stunting di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) tertinggi di NTT sebesar 42% dibandingkan dengan kabupaten lain. Karena itu, Gubernur VBL mengaku serius mengurus stunting di Bumi Biinmafo itu.

“Saya sangat serius untuk urus stunting di TTU. Angka 42% ini harus diurus secara serius. Saya harap para tokoh agama juga dapat mengambil peran untuk urus stunting,” tandas Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) di depan peserta Rapat Kerja (Raker) bersama Bupati TTU, para camat, para lurah dan kepala desa, para tenaga pendidik dan tenaga kesehatan di Balai Biinmafo Kefamenanu, Rabu (12/2).

Ikut hadir sejumlah pimpinan OPD lingkup Pemerintah Provinsi NTT, tenaga ahli gubernur, Dr. David B.W. Pandie, MS, Dr. Imanuel Blegur, unsur Forkompinda Kabupaten TTU, Ketua DPRD TTU, Hendrikus Bana, SH dan undangan lainnya.

Gubernur berharap kepada para medis atau tenaga kesehatan untuk memperhatikan secara serius ibu-ibu hamil yang di luar pernikahan sah.

“Anak yang dilahirkan dari pasangan yang tidak sah ini harus diurus. Pustu harus jadi one stop service; pihak Kependudukan dan Catatan Sipil )Dukcapil) juga harus ada di Pustu sehingga anak-anak ini bisa diurus administrasinya dan bisa mendapat intervensi dari pemerintah. Sehingga angka stunting ini bisa turun,” jelas Gubernur VBL.

“Saya dorong Pemkab TTU untuk sungguh-sungguh memperhatikan stunting. Karena stunting ini juga mempermalukan provinsi,” tambah mantan Ketua Fraksi Partai Nasdem DPR RI.

Jika urusan stunting ini tidak diperhatikan secara serius, sebut Gubernur VBL maka impian besar NTT Bangkit NTT Sejahtera hanya semboyan yang enak didengar tapi tidak pernah diwujudnyatakan. “Karena generasi kita adalah generasi stunting,” tegas Gubernur dan mengaku, “Ini bukan kesalahan pemerintah dan gereja saja tapi kesalahan kita semua.”

Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandes, S.Pt melaporkan kondisi yang dihadapi Pemkab TTU beberapa tahun kedepan. “Ada 11 kecamatan di Kabupaten TTU yang terancam gagal tanam karena curah hujan yang tidak baik. Karena itu, sekitar September 2021 kita akan mengalami paceklik. Kami mohon perhatian dan bantuan dari Bapak Gubernur untuk mengatasi hal ini,” kata Ketua DPW Partai Nasdem Provinsi NTT.

Dunia Minati Kelor

Dalam Rakor itu, salah satu topik penting yang dikampanyekan Gubernur VBL adalah tentang kelor.

“Saat kita mengalami kurang gizi segeralah konsumsi kelor. Karena kelor proteinnya lebih tinggi dari susu,” tandas Gubernur VBL.

Dalam nada sedikit bercanda, Gubernur VBL menuturkan, “Karena itu, yang belum makan kelor, sebaiknya bertobat sudah.”
Badan dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebut Gubernur VBL, telah mengakui bahwa kelor merupakan pohon ajaib atau miracle tree. “Sekarang kelor lagi diminati dunia,” kata Gubernur VBL seraya menambahkan, “tiga biji kelor sama dengan lima gelas susu.”

“Karena itu, setelah keluar dari ruangan ini yang tidak kampanyekan kelor; saya berdoa sungguh-sungguh, dia tidak layak untuk hidup,” tegas Gubernur VBL, disambut gelak tawa peserta Raker.

Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandes, S.Pt mengatakan, di Kabupaten TTU telah mewajibkan setiap kepala keluarga (KK) untuk menanam 10 pohon kelor. “Karena itu, kami harap TTU bisa dibantu bibitnya dari dinas provinsi,” pinta Bupati Ray.

Sementara itu, salah seorang peserta Raker yang juga Camat Insana, Aloysius Neno, S.Sos mengaku, pihaknya telah mewajibkan semua KK di wilayahnya untuk tanam kelor. “Kami di Kecamatan Insana, saya sudah wajibkan setiap KK untuk tanam 40 pohon kelor. Kami dapat 10 anakan dari Pak Bupati TTU, 15 anakan dari Ketua PKK Kabupaten TTU, Ny. Kristina Muki dan dari pihak kecamatan sebanyak 15 pohon. Sehingga total semua sebanyak 40 pohon kelor,” kata Alo Neno dan menambahkan, tidak hanya kelor tetapi juga warga di Insana mereka tanam kacang hijau.

“Semua ini untuk memenuhi kebutuhan ketahanan pangan warga,” ucap Neno. (valeri/jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *