Dunia Menuju Pariwisata, VBL; Bupati Yang Tak Peduli Merana

by -208 views

ATAMBUA – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) mengingatkan, siapa yang tidak sadar dan tidak peduli pariwisata maka akan dilibas oleh pariwisata. “Ini bukan gubernur punya mau. Tapi sekarang dunia sedang menuju pariwisata. Karena itu, Bupati yang tidak peduli pariwisata akan merana seumur hidup,” tandas Gubernur VBL di depan peserta Raker di Graha Kirani Atambua, Selasa (11/02/2020).

Di level Provinsi NTT, sebut Gubernur VBL, pihaknya telah menetapkan pariwisata sebagai prime mover atau motor penggerak roda pembangunan. “Sebagai prime mover maka dalam mengurus pariwisata harus mengenal lima (5) A yakni atraksi, akomodasi, aksesibilitas, amenities dan awarnes. Karena itu, saya minta kita semua berpikir dan bertindak pariwisata. Ciri khas orang pariwisata itu percaya diri,” kata Gubernur VBL.

VBL memprediksi, jika keindahan alam Fulan Fehan dikelola secara baik maka sekurang-kurangnya setahun ada pendapatan sebesar Rp 10 miliar. “Fulan Fehan sudah terkenal. Dunia sudah tahu. Tapi harus diurus dan ditata dengan profesional. Intinya, ketika orang datang; dia harus rasa nyaman, makan harus enak, tinggal dan berbelanja barang-barang yang luar biasa. Dan ketika mereka pulang ada kenangan yang indah,” ucap Gubernur dan menambahkan, “Kalau pariwisata ini disiapkan dengan benar maka kita punya hasil yang luar biasa”.

Bangkitkan Orang Bodoh

Dalam sesi tanya jawab, Gubernur VBL menghentak dan ‘mengganggu’ akal sehat dengan narasi-narasi yang inspiratif. “Kita harus bangkitkan orang bodoh untuk masuk surga. Ini tujuan kita bersama,” tandas Gubernur VBL menjawab pertanyaan Romo Marsel Bria.

Menurut VBL, hanya orang pintar sajalah yang memiliki abstraksi imajinasi yang hidup. “Orang pintar imajinasinya bagus. Orang pintar adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan baik. Mereka memiliki kompas untuk berjalan di jalan yang benar. Ini memang tidak gampang,” tandas Gubernur VBL.

Suatu ketika, sebut VBL, ada yang mengatakan, “Pak Gubernur kita punya iman yang sama.” “Sembarang saja. Sejak kapan kita punya iman yang sama. Kapan kau ukur iman saya,” balas VBL.

Karena iman, kata mantan Ketua Fraksi Partai Nasdem DPR RI ini, adalah mempercayai sesuatu dengan otak dan hati. “Otak dan hati harus satu. Orang yang tidak cerdas sesungguhnya dia tidak kenal Tuhan. Orang bodoh tidak kenal Tuhan. Ciri khas orang yang kenal Tuhan adalah orang yang berpengetahuan. Karena itu, kita harus punya pengetahuan,” katanya.

Gubernur VBL juga mengkritik, sikap dan perilaku umat yang begitu tertib dan rapi saat di dalam gereja. “Tapi coba lihat, setelah keluar dari gereja? Internalisasi nilai-nilai di dalam gereja harus dibawa sampai ke tengah masyarakat. Jangan berpura-pura baik di dalam gereja tetapi sesungguhnya mereka tidak baik,” ucap Gubernur.

Wabup Rasa Bupati

Selain itu, ada yang unik dan menarik dalam kunjungan kerja (kunker) Gubernur VBL di Belu. Wakil Bupati Drs. Ose Luan menilai, sebelum kunker Gubernur VBL tidak pernah ada hujan; Belu kering. “Namun ketika Bapak Gubernur datang, hujan pun turun. Ini ada tanda-tanda alam saat kita menerima pemimpin. Hujan itu berarti alam, Tuhan dan para leluhur menerima Pak Gubernur dengan suka cita dan hati yang gembira,” tandas Wabup Ose Luan, dalam sekapur sirihnya.

Ketika Gubernur VBL memberikan arahan, tanpa tedeng aling-aling, berujar, “Wabup ini orang baik. Orang bijak. Wabup rasa Bupati.” Mendengar apa kata Gubernur VBL, sontak para tamu dan hadirin pun memberikan aplaus (tepuk tangan).

Wabup Ose Luan hanya tersenyum. “Kehadiran Bapak Gubernur di Belu adalah untuk menyerap berbagai informasi aktual terkait pembangunan, pemerintahan dan pelayanan kemasyarakatan di Kabupaten Belu,” ucap Wabup Ose Luan.

Hingga kini, sebut Ose Luan, situasi kemasyarakatan sangat kondusif berkat kerja sama yang baik dengan masyarakat. Di Belu ada 12 kecamatan, 69 desa dan 12 kelurahan. “Pertanian menjadi program prioritas. Bagaimana membangun dari desa,” ujarnya.

Wabup juga menyinggung soal pembangunan rumah layak huni. “Kami di Belu telah mengalokasikan dana Rp 70 juta dari alokasi dana desa untuk 10 rumah layak huni setiap desa,” jelas mantan Sekda Belu ini.

Nampak hadir tokoh agama Katolik dari Keuskupan Atambua, Romo Mersel Bria, Pr, Ibu Pendeta Maya dari Klasis Polikarpus Atambua, Wabup Belu, Drs. Ose Luan, Plh. Sekda Belu, Drs. Marsel Mau Meta, unsur Forkompinda Kabupaten Belu, pimpinan OPD lingkup Pemprov NTT dan Pemkab Belu.

Usai bertatap muka Gubernur VBL bersama rombongan melanjutkan perjalanan ke Kefamenanu, Kabupaten TTU. (valeri/jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *