Victory-Joss Ikut Ibadah dan Bersaksi di GPDI Polo

by -149 views

Polo, mediantt.com – Rabu, 7 Februari 2018, pasangan Victory-Joss memulai safari politik di wilayah Timor. Tepat pukul 11.00 Wita, Cagub NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, dan rombongan tiba di Desa Polo, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten TTS.

Viktor didampingi Ibrahim Medah, Jacky Ully, Melki Laka Lena, Ray Fernandez dan Refafi Gah, dan tim pemenang dari partai koalisi, beribadah bersama jemaat dan sekitar 450 Hamba Tuhan (pendeta dan majelis) serta jemaat di Gereja Pentekosta di Indonesia (GPDI) di Desa Polo. Viktor tampak sangat khusuk beribadah, bernyanyi dan mendengar Firman Tuhan.

Ibadah syukur ini dihadiri seluruh Hamba Tuhan dari Amanuban, Amanatun dan Molo juga dari Soe. Pendeta Emanuel Ndun dalam kotbahnya mengajak semua jemaat untuk selalu taat melakukan Firman Tuhan. Sebab bersama Tuhan pasti ada kemenangan.

“Firman Tuhan berpesan, kita semua adalah tipe orang menang dan kita pasti menang bersama Tuhan jika taat melakukan Firman Tuhan,” kata Pdt Ndun.

Menurut dia, semua manusia termasuk Bapak Viktor Laiskodat, punya cita-cita untuk menang dalam hidup dan bersama Yesus pasti bisa. Karena Tuhan bersabda; Aku akan menertai kalian sampai kesudahan Allah.

“Bapa Viktor Laiskodat dan Jos Nae Soi punya rencana dan niat untuk mengabdi kepada NTT, Allah besertamu dan pasti menang. Ini janji Tuhan yang harus kita aminkan. Tugas kami sebagai hamba Tuhan berdoa untuk Bapa Viktor,” tutur Pdt Ndun dari GPDI Soe ini.

Kendalikan Diri

Sementara itu, Viktor Laiskodat ketika diberi kesempatan untuk bersaksi, menceritakan pengalaman imannya. Viktor menggugah dengan Firman Tuhan; “Jangan mencurangi proses masa mudamu, maka kamu tidak akan kekurangan kebahagiaan di masa tuamu”.
Artinya, jelas Viktor, harus ada proses hidup yang dijalani dan tidak akan menyerah. Badai dan cobaan hidup pun harus dihadapi seperti Yesus yang berproses dari penderitaan sampai wafat di Salib.

“Kalau saat itu Yesus menyerah, maka kita tidak akan bertemu di gereja ini,” katanya, dan menegaskan, hasil yang dicapai oleh manusia karena kesetiaan terhadap proses hidup dan mampu mengendalikan diri.

Viktor juga mengatakan, manusia tidak bisa hidup enak terus, harus melalui penderitaan dan tidak takut untuk memberi. “Itu tipikal pemimpin. Kegagalan kita membangun NTT, termasuk TTS, karena pemimpin kita hanya berpikir untuk mendapat, bukan memberi. Jadi perlu ada kekuatan roh agar punya hati untuk memberi,” tegas Viktor.

Viktor juga menjelaskan, pemimpin harus punya mata hati yang terbuka melihat masyarakat. “Pemerintah kita gagal karena tidak punya mata hati melihat penderitaan rakyat. Mari kita membangun manusia NTT dan TTS seutuhnya,” ujar Viktor yang selalu tergerak hatinya menolong orang susah.

“Kita ada di rumah Tuhan dan saya mau katakan, banyak orang yang memberi secara luar biasa, tidak akan pernah berkekurangan tapi berkelimpahan dalam segala hal,” tambah Viktor.

Dipanggil Pulang

Sementara itu, Cawagub Josef Nae Soi yang juga didaulat memberi kesaksian, bercerita tentang ziarah rohaninya ke Israel yang akhirnya melahirkan keputusan untuk kembali mengabdi bagi NTT bersama Viktor Laiskodat.

“Saya dan Pa Viktor terpanggil untuk datang mengabdi di NTT.
Saat Viktor telp saya tanggal 19 November 2017, saya ada di Israel. Saya dan istri ziarah ke Israel sebagai bentuk syukur kepada Tuhan karena dipanggil untuk fit and proper tes menjadi Dubes Brasil. Saya berdoa di Tabor, saat telp itu saya masih ragu. Tapi saat saya turun dari Tabor, saya ke Gunung Kalvari dan berdoa di makan Yesus. Saat itu saya galau diantara berbhakti untuk NTT dan kesenangan menjadi Dubes yang berkuasa penuh dan sewenang-wenang untuk Brasil. Begitu turun, adik Chris Mboeok telp lagi. Kaka harus terima. Karena kalau pa Viktor maju harus dengan kaka, lalu saya jawab iya,” begitu kesaksian Nae Soi.

Nae Soi bersaksi lagi, bahwa ziarah rohani itu yang mendorong dirinya untuk datang ke NTT. “Dari Yeriko saya telp teman saya MenkumHam, saya katakan saya mau bersama Viktor mau kembali ke NTT ” katanya, dan menambahkan, “Dengan iman Kristiani kami mau datang dan berkorban untuk NTT, meninggalkan segala kesenangan di Jakarta untuk saudara-saudara di NTT”.

Usai memberilan testimoni, Viktor dan Nae Soi berlutut di hadapan belasan pendeta untuk menerim berkat dan perutusan untuk menjadi Hamba Tuhan dalam memajukan NTT.

Usai ibadah dilanjutkan dengan makan siang bersama lalu meneruskan perjalanan ke Betun, Malaka. (jdz/lius)