Victory-Joss Ingin Buktikan NTT Kaya dan Bertekad Hapus Stigma Negatif

by -192 views

Ende, mediantt.com – Di Kota kelahiran Pancasila, Ende, Viktor Laiskodat dan Josef Nae Soi, Cagub-Cawagub yang diusung Nasdem, Golkar, Hanura dan PPP, menggelorakan spirit bersama untuk membangun NTT. Pasangan bersandi politik Victory-Joss ini ingin membuktikan bahwa NTT ini kaya dan juga bertekad menghapus stigma negatif tentang NTT.

Bertempat di Lapangan Pancasila, Senin (29/1), ribuan warga masyarakat Kabupaten Ende mengikuti Deklarasi calon Gubernur Viktor B Laiskodat dan calon Wakil gubernur Josef Nai Soi. Deklarasi tersebut juga dimeriahkan dengan penampilan artis ibu kota Ayu Azhari, Mike Trump, Ivan Nestroman. Juga dihibur oleh alumni KDI Azizah serta artis lokal lainnya.

Meski berada di tengah terik matahari dan hembusan angin yang cukup kencang, tidak menyurutkan warga untuk mengikuti deklarasi Victory-Joss.Warga terhipnotis dengan orasi yang dibawakan Viktor Laiskodat dan Josep Nai Soi.

Calon Gubernur Viktor Laiskodat mengatakan, majunya dirinya bersama Jos Nai Soi bukan semata-mata ingin menjadi gubernur maupun wakil gubernur. Menurut dia, keterpanggilan mereka karena ingin menghapus stigma negatif yang selama ini diberikan kepada NTT.

“Saya ingin menunjukan bahwa NTT bukan seperti yang dibayangkan, yang miskin, terbelakang. Saya ingin buktikan bahwa NTT ini kaya dan karena itu ingin membangun NTT,” tegas Viktor.

Dia menyebutkan, stigma NTT sebagai termiskin, punya sumber daya rendah, tempat penyelundupan manusia untuk tenaga kerja keluar negeri, tempat tenaga produktif dikirim untuk bekerja ke luar negri, menjadi alasan dirinya menghapus stigma tersebut.

Dia juga mengkritisi para pemimpin yang tidak menangis manakala rakyatnya susah dan menderita, pemimpin yang hidup dengan kekayaan berlimpah dan luar biasa setelah berkuasa demi dirinya sendiri.

“Kita ingin suatu masa orang-orang yang mementingkan kekayaan, akan diganti dengan orang yang melayani dengan cinta kasih. Itu yang akan kami lakukan,” ujarnya, dan men4gaskan, inilah yang menjadi alasan mengapa dirinya kembali ke NTT dan mau mengabarkan ke Jakarta bahwa NTT bukan propinsi miskin di hampir semua bidang.

Ia bersama Nai Soi akan membuktikan jika masyarakat menghendaki mereka memimpin NTT untuk lima tahun ke depan. Dia mengigatkan sudah saatnya untuk tidak main-main dengan kekuasaan. Sebab kekuasaan itu bagai sebuah pisau.

“Jika pisau dipegang oleh para ibu maka dia berguna untuk masak makanan untuk keluarga. Jika dipegang oleh dokter untuk membedah penyakit pasien, dan jika pisau itu dipegang oleh perampok, maka pasti untuk merampok memperkaya diri,” kata Ketua Fraksi Nasdem DPR RI ini.

Dia berharap pisau bisa digunakan pada tempatnya, bukan oleh perampok tapi oleh mereka yang membedah persoalan masyarakat NTT dan mencari solusi, yang tidak KKN, yang melihat dengan hati, yang mengelola dengan kecerdasan dan mampu mengambil resiko dengan berani.

Viktor Laiskodat juga menambahkan, demi martabat dan harga diri masyarakat NTT di mata Nasional, apapun akan dikorbankan. Sebab hanya dengan pengorbanan yang ikhlas, maka wilayah ini akan terlepas dari berbagai stigma buruk.

“Jangankan tenaga, pikiran dan harta, apapun akan saya korbankan demi NTT. Kalaupun nyawa saya harus diambil maka untuk martabat dan harga diri serta kebangkitan NTT, maka akan saya korbankan. Kami datang kesini bukan untuk mencari jabatan, kami datang untuk membuktikan bahwa kami memiliki hati yang tulus untuk membangun daerah ini dari berbagai ketertinggalan,” tegas Viktor.

Senada dengan Viktor, Jos Nai Soi juga mengatakan, keduanya kembali ke NTT dengan tugas utama adalah mengusir setan. “Setan kemiskinan, kebodohan, kerakusan, KKN dan setan-setan lain yang menghambat pembangunan manusia menuju kesejahteraan,” kata Nae Soi.

Ke Situ Bung Karno

Sebelum menggelar drklarasi, Viktor Laiskodat dan Josef Nae Soi mengunjungi Situs Bung Karno di Jl Perwira Ende.

Di rumah peninggalan Bung Karno itu Viktor dan Nae Soi berdoa di kamar tempat Bung Karno bersemedi. Setelah itu mereka mencuci muka di sumur yang biasa digunakan Bung Karno untuk mengambil air wudhu. Yang menarik, yang menimba air dari sumur iti adalah Ketua DPRD NTT, Anwar Pua Geno.

Kepada media Viktor menuturkan,
situs sejarah Bung Karno harus dijaga dan dipelihara dengan baik, sebab di situlah Bung Karno merenung tentang Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

“Ini adalah situs yang harus dijaga oleh semua anak bangsa sebab disinilah Bung Karno merenung tentang dasar negara kita Pancasila. Rumah ini harus menjadi kebanggan kita di NTT dan Ende pada khususnya,” kata Viktor. (lexi/jdz)