Masyarakat Fatuleu dan Amfoang Dukung Victory-Joss

by -156 views

FATULEU – Cagub NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, sejak Jumat (19/1), melakukan safari politik ke Fatuleu dan Amfoang. Di Fatuleu Tengah, Viktor mendapat dukungan dari warga. Hal yang sama juga di Amfoang. Masyarakat di dua wilayah itu menyatakan mendukung pasangan Victory-Joss di Pilgub NTT, 27 Juni 2018.

Dilaporkan Tim Media Center Victory-Joss, setelah sehari sebelumnya menerima dukungan masyarakat Kecamatan Fatuleu Tengah, Sabtu (20/1)n pasangan Bakal Calon Gubernur dan Balon Wakil Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Josef A. Nae Soi menerima dukungan masyarakat Amfoang.

Dukungan masyarakat Amfoang itu disampaikan melalui sebuah pernyataan sikap yang diwakili para Amaf dan dibacakan Benyamin Runesi, salah satu tokoh masyarakat dalam tatap muka di Lelogama, Ibu kota Kecamatan Amfoang Selatan.

Masyarakat Afoang juga menobatkan Viktor sebagai warga kehormatan Amfoang dan anak sendiri, yang selama ini mereka tunggu-tunggu, ditandai dengan pengalungan selendang khas wilayah itu.

Menurut Runesi, masyarakat Amfoang menaruh harapan besar kepada Viktor-Josef untuk menyelesaikan masalah jalan sepanjang 125 kilometer dari Takari yang terkesan dibaikan selama ini, air bersih dan listrik yang belum menjangkau desa-desa di wilayah itu.

“Selama ini kami berharap agar mendapat perhatian dari pemimpin yang kami pilih. Namun, setelah mereka terpilih, mereka lupa akan janji-janji yang disampaikan saat kampanye baik saat Pileg maupun Pilkada,” katanya.

Ibu Elisabeth yang mewakili kalangan perempuan juga berharap agar wilayah Amfoang jangan diabaikan dalam geliat pembangunan NTT. “Amfoang dari dulu hanya dijadikan lahan mendapatkan suara. Setelah dapat dukungan, Amfoang dilupakan. Kami harap pasangan Viktor-Josef membawa wilayah ini keluar dari masalah klasik yakni jalan, air dan listrik,” tegasnya.

Ia juga meminta Viktor-Josef membuka dan menciptakan lapangan kerja bagi para sarjana yang jumlahnya mencapai puluhan ribu di NTT yang terjebak dalam pengangguran terbuka.

Dosen Universitas Satya Wacana Salatiga, Dr.Daniel Kameo, di hadapan seribuan warga Amfoang menegaskan, masyarakat NTT tidak usah ragu untuk memilih Viktor-Josef. Keduanya adalah sosok yang berani, bersih, jujur dan anti korupsi.

Menurut dia, figur Viktor-Josef sudah selesai dengan diri mereka sendiri. Keduanya tidak mungkin korupsi atau mengejar fee projek. Keduanya
memutuskan kembali ke NTT untuk mengabdi.

“Kita tidak perlu ragu dengan pasangan calon ini. Keduanya punya kemampuan untuk memimpin, agar NTT keluar dari ketertinggalan, sehingga tidak lagi dicap miskin atau serba tertinggal,” urainya.

Viktor Bungtilu Laikodat meminta masyarakat Amfoang untuk sehati dan sesuara memilih pasangan Viktor-Josef sebagai pemimpin NTT lima tahun ke depan. “Saya dan Pak Josef memutuskan untuk pulang ke NTT karena cinta daerah ini. Kami pulang untuk mengabdi kepada masyarakat NTT, sehingga daerah ini bisa maju dan mandiri sama seperti daerah lain di Indonesia,” tegasnya.

Sebelum ke Lelogama, Viktor juga menyempatkan diri bertemu barisan relawan Victory-Joss di Kecamatan Takari dan memberikan peneguhan untuk bekerja lebih giat serta menghindari kampanye negatif kepada pasangan calon lain, sehingga Pilkada kali ini benar-benar bermartabat.

Industri Garam

Di Fatuleu, Bakal Cagub NTT Viktor Bungtilu Lasikodat mengatakan, ia bersama pasangannya Josef A.Nae Soi akan menjadikan NTT sebagai penghasil garam nomor satu di Indonesia, sekaligus menghapus predikat negara ini sebagai pengimpor garam.

“Sulit dibayangkan, negeri dengan bentangan pantai sangat panjang ini masih harus mengimpor tiga juta metrik ton garam industri dari Australia setiap tahun,” tegas Viktor dalam pertemuan dengan masyarakat Kecamatan Fatuleu Tengah, Kabupaten Kupang di Nunsean, Jumat (19/1).

Menurutnya, NTT punya potensi besar untuk menjadi penghasil garam industri dilihat dari sisi geografis dan iklim serta luas lahan di beberapa pulau seperti Timor, Rote, Sabu, Sumba dan Flores serta pulau-pulau lain.

Ia menuturkan, tidak sulit mencari lahan sebagai tambak garam di NTT 20-30 ribu hektare. Tinggal sekarang apakah ada kemauan baik dari pemerintah untuk menjadikan NTT sebagai penghasil garam terbesar di Indonesia. Kemudian, sambungnya, dari sisi iklim NTT yang musim kemaraunya sangat panjang sangat cocok untuk pengembangan garam industri dalam skala yang lebih besar dan luas.

“Ke depan potensi ini yang harus dikembangkan. Kami tidak omong soal mimpi. Tetapi ini realita. Nah, jika sudah ada industri garam, dampak ikutannya adalah tersedianya lapangan kerja bagi anak-anak NTT. Industri garam itu sendiri mampu menyerap lebih dari 100 ribu tenaga kerja,” paparnya.

Ia mengakui, potensi untuk pengembangan industri garam di NTT belum digarap secara optimal. “Memang, saat ini sudah dikembangkan di Teluk Kupang dan Kabupaten Nagekeo, tetapi belum sepenuhnya menjawabi kebutuhan garam industri dalam negeri,” ujarnya.

Kata dia, jika dirinya bersama Josef A.Nae Soi dipercayakan rakyat untuk memimpin NTT, potensi kelautan dan perikanan yang dimiliki NTT akan menjadi salah satu prioritas pembangunan ekonomi di samping pariwisata yang akan dijadikan sebagai lokomotifnya. (tim media/jdz)