Menikmati Buih Ombak dan Kecantikan Pantai Koka

by -314 views

Rabu, 12 Juli 2017. Rombongan keluarga dari Kupang, yang kebetulan menghadiri hajatan pernikahan di Kota Maumere, berkesempatan mengunjungi Pantai Koka. Pantai yang amat eksotis, dihiasi terumbu karang indah pada air lautnya. Pun, hamparan pasir amat putih. Potensi alam yang luar biasa dan pasti membuat pengunjung terkesima dan jatuh hati. Pengunjung juga leluasa menikmati buih-buih ombak dan kecantikan Pantai Koka.

MELIUK-LIUK sepanjang 42 kilometer dari Kota Maumere menuju arah barat di jalur Lintas Flores Selatan, sebuah kecamatan bernama Paga memberikan sedikit jeda dengan jalannya yang lurus dan lebih banyak ditanami pohon kelapa, jambu mete, ketapang, dan pohon lainnya yang hijau ketimbang susunan bebatuan.

Namun kenyataannya, Paga masih terus memesona tamunya dengan sebuah pantai yang terkenal dari kabar burung yang berseliweran dari petualang ke petualang lain. Pantai Koka di Desa Wolowiro disebut-sebut sebagai tempat alam memanjakan mata dan batin manusia.

Bila menggambarkan sebuah tempat nan indah yang masih perawan namun sempat disinggahi tamu Eropa khususnya dari Belanda di tahun 1990-an, maka Pantai Koka adalah ilustrasi terbaik. Perkebunan teh yang dibina pengusaha Belanda zaman dulu selalu memiliki pesona yang abadi dan pantainya memiliki pesona yang sama dengan warna alami yang bisa menenangkan jiwa ialah Pantai Koka.

Tak banyak orang mengenal apalagi mengunjungi pantai berpasir halus dan putih keemasan ini. Keindahannya seolah tersembunyi dari keramaian dunia. Beberapa nelayan biasanya berteduh di bawah pohon di antara dua pantai yang melengkung seperti tersenyum satu sama lain.

Dua pantai ini sama indahnya dan sama keasliannya. Bisa dibayangkan, nikmatnya ikan bakar segar dari laut disantap di bawah rindangnya pohon yang menjadi payung kebersamaan.

Beberapa wanita dari kampung setempat tampak berjualan berbagai barang terutama makanan ringan. Dalam bahasa daerah Sikka mereka bersapaan.

Mereka pun berkemampuan memberikan senyuman paling ramah pada pengunjung pantai yang juga mencoba melempar senyum sapa.

Di situlah sebuah pantai di tepi kanan seolah memaksa kaki berlari meraih airnya yang jernih tak tergambarkan. Pantai ini tepat bagi mereka yang gemar menyusuri pasir halus dan bersih. Di sisi lain, tak jauh dari pantai ini, sebuah bibir pantai lain tersungging menyambut pengunjung, tepat dijadikan gambaran khayalan yang menjadi kenyataan.

Dua bukit batu membatasi ujung bibir pantai satu dengan yang lainnya. Airnya yang biru bening seolah tatapan mata yang menyambut hangat, persis sehangat airnya saat kelelahan diserahkan seutuhnya pada keramahan alam mengobati kepenatan ragawi.

Tak salah seorang Pastor Theodorus Yoseph Visser SVD membina jalan sejauh 2 kilometer dari Wolowiro ke Pantai Koka. Sehingga kini akhirnya menunggu waktu untuk diminati petualang merebahkan kekagumannya di atas pasir pantai yang halus bersih.

Seorang berkebangsaan Belanda sempat tinggal di Watuneso, Lio Timur di Ende dan menyebarkan semerbak harum nama Pantai Koka di Eropa. Sejak itulah pantai ini menjadi primadona yang ternyata masih tak berubah keasliannya.

Jika Anda ingin berkunjung ke tempat ini, tetap bawa minuman dan makanan yang cukup untuk dapat bertahan di kawasan pantai alami ini karena tidak ada satu pun fasiltas yang dibangun atau diadakan oleh pemerintah maupun masyarakatnya sendiri.

Pasir Putih

Dua bukit mengapit pantai itu, yakni Bukit Rodja di sisi barat dan Ndate Sare di sisi timur. Apitan dua bukit membuat Pantai Koka seperti berada dalam teluk.

Uniknya lagi, di kaki Bukit Rodja terdapat goa batu yang disebut Lia Wio. Kedalaman goa itu pernah ditelusuri hingga 50 meter oleh seorang turis asing berkebangsaan Belanda pada 1992. Pada langit-langit goa terdapat stalaktit yang bagus. Goa itu bisa dijelajahi saat air laut surut.

Di kaki Bukit Ndate Sare, menurut penuturan warga, terdapat bungker peninggalan tentara Jepang pada Perang Dunia II dengan kedalaman sekitar 50 meter. Di sana masih tersimpan tank dan persenjataan tua, peninggalan tentara Jepang. Goa Jepang itu belum pernah dikunjungi wisatawan. Warga setempat meyakini kawasan itu keramat.

Salah satu yang melengkapi keindahan Pantai Koka adalah pasirnya yang putih nan lembut. Pantai Koka merupakan salah satu pantai terindah di pesisir selatan Pulau Flores. Pantai ini menjadi salah satu tujuan utama wisata bagi para penjelajah ”Pulau Bunga” itu.

Dari ujung barat pulau, Labuan Bajo, wisatawan dapat menikmati pulau-pulau kecil berpenghuni satwa komodo. Dari sana, perjalanan dapat berlanjut ke Kampung Adat Bena, kota bersejarah Ende, dan danau tiga warna Kelimutu, baru singgah di Koka.

Selanjutnya, wisatawan dapat terus menyusur ke timur, menikmati kehidupan di desa-desa penghasil kain tenun di Sikka hingga mencapai kota pantai nan permai, Larantuka, yang terkenal dengan prosesi Semana Santa-nya.

Pantai Koka berjarak 48 kilometer dari Maumere, ibukota Sikka. Dari Ende, ibukota Kabupaten Ende, pantai ini berjarak 97 kilometer. Letak pantai itu agak tersembunyi karena menjorok sekitar 1 kilometer dari jalan Trans-Selatan Maumere-Ende. Kondisi jalannya juga masih sangat buruk.

Pengelolaan Pantai Koka memerlukan banyak perbaikan. Jangan sampai pesona alamnya tergulung oleh ketidaknyamanan jasa wisata. (*/jdz)