Media Online Ancaman Serius Bagi Koran

by -233 views

Kupang, mediantt.com – Era digital yang ditandai dengan menjamurnya media online  di negeri ini, termasuk NTT, menjadi ancaman serius bagi Koran atau media cetak. Media cetak yang selama ini menjadi ‘gate keepers’ atau penjaga pintu, bakal mengalami kematian, atau yang disebut ‘The Death of Newspaper’. Karena itu, ada prediksi kalau tahun 2020, sejumlah media cetak nasional bakal tutup, karena semakin menurunya oplah atau tiras, juga karena paradigma beralihnya masyarakat membaca media online.

“Saya sudah tanya ke beberapa pimpinan media dan mereka mengakui menurunnya oplah dengan keberadaan media online,” kata jurnalis senior RCTI, Sri Tunggul Pamindrya, saat membawakan materi pada Media Gathering BPJS Kantor Cabang Kupang, Sabtu (20/5).

Menurut dia, keberadaan media online mulai menggerus dan mengancam keberadaan media cetak yang disebut ‘The Death of Newspaper’. “Sebelumnya masyarakat, setiap pagi pasti membaca koran, tapi sekarang tidak perlu, karena bisa membaca di media online. Media onlie selalu ter-update, sehingga tidak ada kata terlambat untuk membaca,” tegas Sri.

Ia juga mengatakan, perkembangan media cyber mengancam media cetak menyebabkan sejumlah media cetak nasional yang berencana akan tutup pada tahun 2020.

Akan tetapi, dia juga menekankan kapasitas jurnalis media online. Karena itu, Presiden Joko Widodo selalu berteriak untuk memerangi hoax atau berita bohong. “Disini peran organisasi wartawan untuk membekali jurnalis dengan kompetensi wartawan,” katanya

Sementara itu, Pemimpin Redaksi Pos Kupang, Dion DB Putra, menyebutkan, berdasarkan hasil penelitian sebanyak 20 persen berita yang disajikan adalah hoax (berita yang tidak benar). Dari jumlah itu, berita hoax tentang Info Kesehatan paling tinggi.

“Berita yang aneh- aneh itu pasti hoax. Contohnya, tolong sebarkan berita ini. Jika ada tulisan ini pasti hoax,” kata Dion saat membawakan materinya.

Menurut dia, dengan perkembangan era digital ini sudah menjadi ancaman, karena banyaknya berita hoax yang saat ini mengancam dan sedang menjadi masalah internasional. “Mari kita bersama perangi berita Hoax,” saran dia.

Karena itu, ia juga mengajak para jurnalis di NTT agar tidak menyebarkan berita-berita hoax, terutama tentang BPJS yang hingga saat ini masih pro kontra di masyarakat. “Program BPJS masih pro dan kontra di masyarakat. Karena itu, media jangan menambah dengan berita hoax,” ujarnya.

Ia menambahkan, di era digital ini masyarakat lebih memilih menggunakan media online, sehingga mengancam media cetak. Karena itu, sebut dia, cara untuk mengatasi perkembangan era digital ini, media cetak menggunakan sistem konvergensi. Artinya media cetak bisa mengembangkan media tersebut ke digital.

“Pos Kupang, misalnya, mempunya empat media yakni koran, online, televisi dan e- paper,” ujarnya. (rb)