Pendeta Sebut Tak Ada Warna Politik dalam Sayembara Ayo Bangun NTT

by -137 views

Babau, mediantt.com – Sayembara Ayo Bangun NTT di Kabupaten Kupang, memilih tempat di Gereja Getzemani Babau. Dua pendeta dari Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) turut berandil dan mendukung acara bermartabat tersebut. Pendeta pun berani menyebutkan bahwa Sayembara dan Dialog Terbuka di gereja itu sama sekali tidak ada warna politik. Sebab, gereja pun harus terbuka menerima kegiatan-kegiatan seperti yang dilakukan Yayasan Tunas Muda Indonesia ini.

“Sayembara dan Dialog Terbuka yang dilakukan oleh Yayasan Tunas Muda Indonesia ini tidak ada warna politik sama sekali. Sebagai pendeta kami harus terbuka untuk menerima kegiatan seperti ini, sebab Sayembara Ayo Bangun NTT ini merupakan bagian dari salah satu bentuk kebersamaan dalam membangun daerah kita,” kata Pendeta Maya Snae, yang adalah pelayan Jemaat Getsemani Babau, ketika memberikan gagasan dan ide pada Sayembara dan Dialog Terbuka Ayo Bangun NTT tingkat Kabupaten Kupang, Jumat (5/5).

Menurut dia, dialog terbuka dengan tema Ayo Bangun NTT menjadi wadah untuk masyarakat saling berdiskusi dan sebagai gereja, tidak boleh menutup mata terhadap suatu pembangunan daerah, karena masyarakat juga jemaat yang tidak bisa terpisahkan.

Pendapat senada disampaikan Pendeta Yeti Pello, pembantu gembala di Jemaat Getsemani Babau. Ia mengatakan, sesuai kebutuhan umat, pelayan dituntut untuk merealisasikan apa yang disampaikan atau diberitakan kepada jemaat, contohnya dalam bidang pertanian, peternakan maupun nelayan.

“Kita selalu berpikir bahwa NTT adalah provinsi termiskin, padahal NTT sendiri mempunyai potensi-potensi yang luar biasa, yang bisa dikembangkan untuk jangka panjang,” katanya.

Pendeta Yeti Pello berharap agar rakyat yang adalah jemaat tidak boleh pesimis dalam membangun daerah sendiri. Karena faktanya, kita selalu mundur ketika diperhadapkan dengan berbagai persoalan.

“Kehadiran kaka Melki disini adalah untuk memberikan suport atau dukungan kepada kita untuk sama-sama kerja agar ke depannya kita semua bisa mencapai yang namanya kesejahteraan,” kata Pendeta Yeti.

Ketua Yayasan Tunas Muda Indonesia, Melki Laka Lena, dalam dialog terbuka itu menegaskan, masyarakat pada umumnya selalu berpikir bahwa dirinya bergantung pada pemerintah. Namun sebenarnya hitam putihnya suatu daerah ada di tangan rakyat.

“Harus kita akui bahwa di NTT, peran tokoh agama sangat penting, baik itu pendeta, romo, ustad, dan juga peran serta berbagai komponen yang ada di masyarakat,” katanya.

Karena itu, menurut dia, kata-kata Ayo Bangun NTT ini mempunyai arti yang luar biasa yakni mengajak semua elemen yang ada di NTT, yang punya keinginan untuk membangun daerah, agar sama-sama berpikir dan bekerja dalam menuntaskan berbagai polemik dan persoalan di NTT. (*/jdz)

Ket Foto : Melki Laka Lena dikalungi selendang oleh Ibu Pendeta dari Gereja Getzemani Babau, Jumat (5/5).