Hujan di NTT Diperkirakan Hingga Juni

by -136 views

KUPANG – Beberapa hari terakhir wilayah NTT dilanda hujan. Hal ini karena cuaca di wilayah NTT masih dipengaruhi oleh monsun Asia dan siklon tropis Caleb di Samudera Hindia barat daya Jawa sehingga masih memicu terjadinya hujan. Sementara Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Lasiana Kupang memperkirakan hujan di NTT berlangsung hingga Juni 2017.

Kepada Antara, kemarin, Kepala Stasiun Meteorologi Klas II El Tari Bambang Setiaji, menjelaskan, pihaknya masih mengelurkan peringatan mengenai potensi hujan deras disertai angin kencang yang terjadi di beberapa bagian wilayah di Nusa Tenggara Timur.

Menurut dia, kondisi cuaca ini juga dipengaruhi oleh beberapa pusat tekanan rendah di selatan NTT yang memberikan dampak hujan disertai petir dan sesekali disertai angin kencang.

Selain itu, daerah konvergensi (daerah tempat bertemunya angin pasat timur laut dan angin pasat tenggara) terdapat juga di atas wilayah Laut Timor.

“Hal ini juga didukung oleh kelembaban udara yang cukup tinggi serta suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia termasuk NTT yang cukup hangat sehingga mempengaruhi pertumbuhan awan hujan di wilayah NTT,” jelas Bambang.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Lasiana Kupang memprakirakan hujan di Nusa Tenggara Timur berlangsung hingga Juni 2017.

“Sebagian besar wilayah Indonesia masih berada dalam puncak musim hujan sehingga peningkatan intensitas curah hujan masih terjadi dan diperkirakan bisa sampai Juni 2017,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Lasiana Kupang, Apolinaris S Geru.

Dengan potensi curah hujan tinggi pada periode bulan Februari-Maret, maka potensi hujan lebat harian dapat meningkatkan peluang terjadi bencana hidrometeorologi.

Secara terpisah, Manajer PT ASDP Feri Indonesia Cabang Kupang Arnoldus Yansen ketika dikonfirmasi mengatakan, meskipun cuaca di NTT masih dipengaruhi oleh mosun Asia, tapi belum berpengaruh terhadap pelayaran kapal feri yang melayani antarpulau di NTT.

“Berapa hari ini memang ada laporan dari nahkoda kapal bahwa alunan kapal cukup kuat karena gelombang, tetapi mereka tetap melanjutkan perjalanan ke dermaga tujuan,” ujarnya.

Menurut dia, setiap kapal yang hendak berlayar selalu diingatkan untuk tidak memaksakan kehendak melanjutkan perjalanan jika tinggi gelombang di wilayah perairan tidak memungkinkan.

“Sepanjang kapal masih bisa berlayar dan diizinkan oleh otoritas pelabuhan, tidak ada masalah,” katanya dan mengingatkan perusahan pelayaran dan nelayan untuk mewasdapi amukan gelombang setinggi tiga meter di wilayah perairan Laut Sawu dan perairan selatan Pulau Sumba.

Gelombang setinggi 3,5 meter juga berpotensi terjadi di Samudera Hindia Selatan Nusa Tenggara Timur, kata Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) El Tari Kupang, Helny Mega Milla.

Menurut dia, potensi gelombang tinggi juga terjadi di beberapa wilayah perairan laut di provinsi berbasis kepulauan itu. Potensi gelombang setinggi 2.0 meter juga terjadi di Selat Sape dan perairan Selatan Kupang.

Wilayah perairan laut lainnya yang juga berpotensi terjadinya gelombang tinggi adalah Selat Sumba dan Laut Timor Selatan Nusa Tenggara Timur setinggi 2,5 meter, katanya.

Mengenai cuaca, dia mengatakan umumnya hujan sedang hingga deras. Kecepatan angin bertiup dari Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan 1-6 Skala Beaufort. (ant/jdz)

Foto : Ilustrasi.