Golkar Sikka Bakal Gagalkan Wacana Duet Ansar-Rafael

by -144 views

Maumere, mediantt.com – Partai Golkar Sikka selalu punya tradisi politik yang sulit dikalahkan dalam beberapa hajatan politik beberapa periode terakhir. Kader Golkar selalu diprioritaskan dan selalu konsisten diperjuangkan. Karena itu, wacana pencalonan pasangan Yoseph Ansar Rera-Rafael Raga, bakal digagalkan. Sebab, kartu truf politiknya ada di Partai Golkar. Apalagi, belum ada keputusan final dari masing-masing parpol yang mewacanakan Ansar-Rafael.

Catatan mediantt.com, partai berlambang beringin itu memiliki tradisi politik yang belum pernah bergeser di Kabupaten Sikka. Dalam kondisi seperti apapun, sudah menjadi tradisi bagi Partai Golkar Sikka mendorong kadernya sebagai calon bupati. Konsistensi politik ini sudah terjadi selama beberapa periode terakhir.

Pada Pilkada 2003, Partai Golkar mencalonkan kadernya A.M. Keupung  berduet dengan Sosimus Mitang. Setelah itu di Pilkada 2008, Partai Golkar mencalonkan kader Alex Hendro Bapa berpasangan dengan Robi Idong. Lalu pada Pilkada 2013 Partai Golkar kembali mencalonkan kadernya yaitu Rafael Raga berpasangan dengan Zakarias Heriando Siku.

Tradisi beringin tentu tidak akan berubah pada Pilkada 2018. Apalagi partai ini tercatat sebagai pemenang Pileg 2013 di Sikka. Naga-naganya Partai Golkar tidak akan mau kehilangan muka. Karenan itu praktis beringin akan mencalonkan kader terbaiknya. Rafael Raga sebagai Ketua Partai Golkar Sikka dipastikan memiliki peluang politik yang lebih dibandingkan dengan kader yang lain.

Jika saja Rafael Raga kembali diberi kepercayaan merebut posisi tertinggi eksekutif di Sikka, maka praktis wacana Ansar-Rafael harus dikocok ulang. Kecuali jika Rafael Raga menolak perintah partai, dan itu artinya Ketua DPRD Sikka dua periode ini siap-siap hengkang dari markas beringin.

Gorgonius Nago Bapa, salah satu pentolan di Partai Golkar Sikka mengatakan, setiap kader Golkar wajib melaksanakan dan mengamankan perintah partai.

Menurut dia, dalam Pilkada Sikka 2018, Partai Golkar biasanya menentukan kriteria dan syarat-syarat internal bagi siapa saja yang berniat menjadi calon bupati-wakil bupati melalui pintu Golkar. Dan yang baku adalah akan ada survei dengan lembaga survei yang menjadi mitra partai ini.

“Jadi tokoh-tokoh Golkar, atau di luar Golkar, terus mungkin birokrat, semuanya akan disurvei. Dan yang pasti itu ketua partai, itu pasti, dia punya hak, begitu juga dengan kami anggota fraksi,” jelas anggota DPRD Sikka dua periode ini.

Siap Calon

Ketua Fraksi Partai Golkar ini mengatakan, sampai saat ini Golkar belum melaksanakan mekanismenya. Bahkan, sejak Musda Golkar baru lalu, dia belum mengetahui struktur dan komposisi kepengurusan apakah sudah dibentuk atau belum.

Karena itu, menurut dia, informasi tentang paslon Ansar-Rafael sifatnya masih wacana atau bisa juga karena komunikasi pribadi antara dua figur tersebut. “Sebagai konsumsi politik wacana seperti itu adalah hal yang biasa,” ujarnya.

Ditanya tentang ada tidak niatnya menjadi Bupati Sikka, alumnus SMPK Frater Maumere ini mengembalikan kepada mekanisme partai. Sebagai kader, katanya, ia tidak mau mendahului keputusan partai.

“Tergantung mekanisme di partai. Kalau partai dukung yah saya siap. Kalau sekarang saya bilang siap itu kan artinya saya mendahuui. Tetapi sebagai kader saya siap,” kata dia.

Meski demikian, Nago Bapa mengaku masih hitung-hitung juga secara politis, dengan mempertimbangkan banyak aspek sebelum memutuskan langkah politik pada Pilkada 2018. (vicky da gomez)

Ket Foto: Gorgonius Nago Bapa, Ketua Fraksi Partai Golkar