Diterjang Angin Kencang, Puluhan Rumah di Larantuka Roboh

by -166 views

LARANTUKA – Puluhan rumah penduduk di Larantuka, Ibukota Kabupaten Flores Timur, dilaporkan roboh diterjang angin kencang. “Rumah-rumah warga yang hancur diterjang angin kencang disertai hujan deras itu, antara lain tersebar di Kelurahan Kota Larantuka, Pohon Bao, Lebao dan Gege,” kata  seorang warga Larantuka, Dionis Ndoi, ketika dihubungi melalui ponsel, Selasa (7/2/2017).

Dia mengatakan, Kota Larantuka dan sekitarnya selama dua hari terakhir ini terus dilanda hujan deras disertai angin kencang. Menurut dia, pada Senin (6/2/2017), salah seorang warga yang adalah pegawai negeri sipil atas nama John Pati Diaz, meninggal dunia karena tertimpah pohon yang tumbang.

Penjabat Bupati Flores Timur Emanuel Kara yang dihubungi Antara melalui telepon genggam dari Kupang, mengaku sedang berada di lapangan untuk memantau kerusakan bangunan akibat angin kencang.

“Masih berada di lapangan untuk memantau keadaan. Sementara ini hujan deras dan angin kencang. Tidak bisa mendengar suara dengan jelas,” katanya dari balik telepon.

Belum ada laporan resmi mengenai jumlah bangunan yang mengalami kerusakan maupun korban jiwa, karena pemerintah masih fokus membantu warga yang mengalami kerusakan rumah.

Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) El Tari Kupang, Sti Nenotek yang dihubungi terpisah mengatakan, kecepatan angin di Flores Timur pada Senin (6/2/2017) mencapai 40 knot.

“Untuk kondisi cuaca di Larantuka saat ini adalah kecepatan angin tertinggi pada sekitar pukul 01.00 WITA dini hari yang mencapai 40 knot,” katanya.

Sementara kecepatan angin hingga saat ini berkisar antara 10-35 knot. “Kondisi ini telah berdampak pada terjadinya listrik padam, komunikasi melalui handphone terganggu, internet juga terganggu sejak pukul 03.00 Wita hingga saat ini,” katanya.

Sementara di TTU dan Belu juga hal yang sama terjadi. Kompas.com melaporkan, sebanyak delapan rumah warga di dua Kabupaten itu ambruk akibat longsor dan angin kencang yang melanda wilayah itu.

Di Desa Fulur, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, sebanyak tujuh rumah rata dengan tanah akibat pergeseran tanah yang berimbas pada longsor.

Salah seorang warga Desa Fulur yang rumahnya rusak, Petrus Mau kepada sejumlah wartawan, Senin (6/2/2017) mengatakan, longsor tersebut membuat warga panik. Warga yang rumahnya rusak, terpaksa harus menyelamatkan diri ke keluarga terdekat.

Menurut Petrus, tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, hanya kerugian material mencapai puluhan juta rupiah. Petrus mengaku, kejadian yang sama pernah terjadi pada tahun 1970, namun tidak separah seperti kejadian tahun ini.

“Hujan dari hari Jumat, mulai siang hingga malam. kejadian malam sekitar pukul 1 Wita dinihari.Kami kemudian lari dan mengungsi ke keluarga di sebelah,”kata Petrus.

Petrus dan warga lainnya yang menjadi korban berharap, pemerintah setempat bisa segera membantu melakukan penanganan, terutama membangun rumah darurat, agar warga pun bisa ditempatinya.

Sementara itu, di Kampung Faenono, Kelurahan Oesena, Kecamatan Miomafo Timur, Kabupaten TTU, tembok rumah kamar milik Simon Fallo, roboh akibat hujan deras dan angin kencang yang mengguyur tempat itu. Beruntung tidak ada korban jiwa. akan tetapi kerugian materi mencapai Rp 10 juta. (ant/jdz)

Ket Foto : Salah satu pohon tumbang di Larantuka akibat hujan desar yang disertai angin kencang.