Abrasi Mengancam Rumah Warga di Sikka

by -130 views

Maumere, mediantt.com – Laut Flores akhir-akhir ini mengamuk. Gelombang pasang dengan ombak mencapai ketinggian 7-8 meter, berdampak pada abrasi yang mengancam rumah-rumah warga di pesisir pantai. Diperkirakan gelombang pasang ini merata sepanjang pantai utara Kabupaten Sikka.

Hingga Jumat (27/1), belum ada data pasti berapa rumah warga yang terancam abrasi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sikka masih melakukan pendataan di lapangan. Instansi ini agak kesulitan melakukan pendataan, selain karena terbatasnya petugas, juga karena saat bersamaan bencana banjir badang, hujan deras dan angin kencang juga melanda beberapa wilayah di Sikka.

Sepanjang Pantai utara, cukup banyak warga yang rumahnya terletak di pesisir pantai. Beberapa wilayah yang sering mengalami ancaman abrasi seperti di Talibura, Tanjung Darat, Nangahale Doi, Namangkewa, Lokaria, Waioti, Wuring, sampai ke Ndete.

Seperti disaksikan mediantt.com Jumat (27/1) sekitar pukul 11.00 Wita, gelombang pasang masih terjadi di pantai utara, mulai dari Pantai Waioti di Kecamatan Alok Timur sampai ke perairan Namangkewa di Kecamatan Kewapante. Beberapa warga masyarakat terpaksa berinisitif mengungsi sementara ke rumah-rumah keluarga.

Di Namangkewa, gelombang pasang menghatam sebuah rumah warga yang letaknya persis di samping jalan masuk keluar Dermaga Feri Kewapante. Bagian belakang rumah ini sangat dekat dengan pantai. Gelombang pasang terus menggerus anak tangga bagian belakang rumah tersebut. Jika kondisi ini terus terjadi, bagian belakang rumah tersebut bisa saja ambruk.

Ruamat Pelang, seorang warga di Namangkewa menuturkan, gelombang pasang dengan ombak tinggi sering terjadi dini hari. Warga yang bermukim di pesisir pantai biasanya berjaga-jaga. Jika sangat mengkhawatirkan, warga langsung menyelamatkan barang-barang dan evakuasi ke rumah keluarga.

Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Sikka Antonius Reynold da Cunha, yang membawahi Tagana Sikka mengatakan, dalam beberapa hari ini dia sering mendapat telepon dari banyak warga yang meminta bantuan Tagana. Bantuan yang dibutuhkan dari Tagana Sikka yakni  tanggap darurat.

“Puncaknya tadi malam (Kamis, 26/1), banyak sekali yang melaporkan gelombang pasang dan meminta bantuan Tagana. Kami juga agak kesulitan karena kawan-kawan Tagana ini personilnya sangat terbatas. Apalagi mereka beberapa hari ini kerja full time,” ungkap da Cunha.

Gelombang pasang dengan ombak yang tinggi terjadi hampir setiap tahun. Dan puncaknya pada satu minggu sebelum perayaan Tahun Baru Cina. Biasanya, setelah Imlek, kondisi alam berangsur normal. (vicky da gomez)

Foto: Abrasi akibat gelombang pasang menghantam sebuah rumah warga di Desa Namangkewa Kecamatan Kewapante, Jumat (27/1).