MENIA – Setelah insiden berdarah penggorokan terhadap tujuh siswa SDN 1 Seba, Selasa (13/12) pagi, Petinggi TNI dan Polri di NTT yang sedang berada di Lembata menghadiri puncah Hari Nusantara, langsung turun ke Sabu Raijua. Kapolda NTT, Brigjen Pol Widiyo Sunaryo dan Danrem 161 Wirasakti Kupang, Brigjen. TNI. Heri Wiranto, terbang langsung dari Lembata ke Sabu. Sementara pasukan pun telah diterjunkan ke Sabu Raijua. Buntutnya, saat ini suasana di Bumi Seribu Lontas itu sudah kembali normal.
Informasi yang diterima mediantt.com, Kapolda NTT dan Danrem 161 WS Kupang terbang dari Lembata dan langsung menjenguk tujuh siswa SDN I Sabu Barat yang menjadi korban penikaman pria bernama Irwan, dari Depok itu.
Setibanya di Bandara Terdamu Seba, Kapolda dan Danrem langsung menuju RSUD Menia di mana para korban sedang dirawat.
Setelah menjenguk para Korban Kapolda dan Danrem menuju ke Mako Polsek Sabu Barat tempat pelaku ditahan. Di sana kedua petinggi Polri dan TNI ini memberikan arahan pada personel yang sedang berjaga-jaga untuk tetap tenang menghadapi massa.
Secara terpisah, Kabid Humas Polda NTT AKBP Jules Abraham Abast mengatakan, Polda NTT mengirimkan ratusan personel untuk membantu pengaman Kota Seba.
Kondisi di wilayah tersebut memanas pasca-kejadian berdarah di SDN I Sabu Barat. Sejumlah lapak di Pasar Hede dan Pasar Nataga dirusak massa sebagai pelampiasan kekesalan terhadap pelaku yang tega menikam para siswa SD hingga terluka parah.
“Polda sudah mengirimkan personel baik dari Polda dan Polres maupun dari Brimobda. Tadi sudah jalan ke Sabu sehingga tengah malam sudah tiba di sana. Ada seratus lebih personel yang diturunkan untuk melakukan pengamanan wilayah itu,” kata Jules.
Diberitakan sebelumnya, tujuh siswa SDN I Seba, Kecamatan Sabu Barat, diserang oleh orang tak dikenal sekitar pukul 08.47 Wita.
Para korban penyerangan tersebut adalah Juniarto Ananda Apri Dimu (11); mengalami luka robek pada pipi kiri, lengan kanan dan daun telinga bagian kanan; Naomi Oktoviani Pawali (10), mengalami luka pada bagian leher dan bibir depan; Maria Katrina Yeni (8), mengalami luka pada leher, jari tunjuk dan jari tengah; Gladis Riwu Rohi (11), luka pada leher dan jari; Dian Suryanti Kore Bunga (11), mengalami luka pada leher; Alberto Tamelan (10), luka pada leher; dan Aldi Miha Djami (11) luka pada leher.
Sudah Kondusif
Wakil Bupati Sabu Raijua, Nikodemus Rihi Heke mengatakan, saat ini kondsi di Sabu Raijua sudah kondusif dan terkendali. Masyarakat tidak lagi berkumpul dan telah reda emosinya serta aparat keamanan dari Kupang sudah tiba di Seba, Sabu Raijua.
“Saat ini kondisi sudah terkendali dan kondusif. Kita berharap supaya kondisi ini tetap dipelihara supaya aparat keamanan bisa bekerja dengan baik,” kata Rihi Heke kepada seputarntt.com, via telepon Rabu (14/12/2016) pagi.
Ia menjelaskan, saat ini beberapa orang diduga memiliki hubungan dengan aksi pelaku yang menyerang para siswa SDN I Sabu Barat, sudah diamankan polisi. Mereka diturunkan dari kapal fery cepat yang hendak menuju Kupang ke perahu Pulau Dana. Para terduga ini tidak bisa turun ke darat dan hanya berlabuh ditengah laut sambil menunggu aparat keamanan dari Kupang.
“Mereka yang di laut juga kemarin sudah diamankan polisi untuk dimintai keterangan. Ada juga yang sementara jualan di Raijua dan mereka minta pengamanan di camat sehinggga camat mengamankan dan sekarang sudah di Seba,” kata Rihi Heke.
Diberitakan, pelaku penikaman terhadap tujuh siswa SDN I itu tewas dihajar massa yang mengamuk di Polsek Sabu Barat. Pelaku yang teridentifikasi bernama Irwan tersebut berasal dari Depok, Jawa Barat, yang datang ke Sabu Raijua dengan modus berjualan peralatan dapur.
“Massa mengamuk dan menjebol ruang tahanan dan menganiaya pelaku hingga tewas,” kata Anthon Rihi, warga Sabu Raijua yang mengaku sedang berada di Polsek, Selasa, (13/12/2016).
Menurut dia, Pelaku dianiaya warga menggunakan batu dan kayu hingga tewas dalam ruang tahanan yang berhasil dijebol ribuan warga di pulau itu. (jdz)