Rusuh di Pesta Wisuda, Mahasiswa Asal Sandosi Tewas Ditebas

by -182 views

KUPANG – Jumat, 7 Oktober 2016, menjadi hari yang kelabu bagi mahasiswa asal Adonara di Kupang. Salah seorang rekan mereka, Xaverius Lawan Geroda, 21, tewas ditebas. Insiden tragis ini terjadi sekitar pukul 1.30 Wita, saat syukuran wisuda di Kelurahan Lasiana. Keluarga Adonara mengultimatum polisi segera tangkap pelaku. Tapi, mengapa pesta syukuran wisuda selalu rusuh?

Selain menewaskan Xaverius, yang akrab disapa Heri Lamawuran dari Desa Sandosi, Kecamatan Witihama, Flores Timur, rekan korban,Adrianus Kia Beda, 20, mahasiswa Unika Widya Mandira Kupang, sekarat. Sementara sembilan sepera motor milik penghuni kos dibakar.

Kasat Reskrim Polres Kupang Kota, AKP Didik Kurnianto kepada wartawan, Jumat (7/10), menjelaskan, kerusuhan itu berawal dari pesta syukuran wisuda di kos milik adik korban di RT 13/RW 04, Kelurahan Lasiana, Kota Kupang. Korban ditebas dengan parang hingga meninggal dunia di tempat kejadian, sementara rekannya sekarat dan masih dirawat di IGD RSUD Johanes Kupang.

Didik mengatakan, kejadian itu berawal dari Adrianus Boleng, salah satu rekan korban, dipukul oleh Gomes Senlau, mahasiswa asal Alor, yang saat itu sedang mengadakan pesta miras di sekitar lokasi syukuran wisuda.

Tak terima rekannya dipukul, Defrianto Lamabelawa, salah satu rekan korban, melakukan perlawanan dan terjadilah perkelahian antara Defrianto dengan Gomes Senlau. Namun, karena kalah, sebut Didik, Gomes kembali ke kosnya mengambil parang dan kembali ke tempat kejadian bersama sejumlah rekannya.

“Saat kembali Gomes dan rekan lainnya menyerang membabibuta. Mereka mematikan meteran listrik, melempari kos dan membakar motor milik anak kos,” kata Didik.

Saat melakukan pembakaran, korban bersama penghuni kos lainnya bersembunyi di dalam kamar. Selang beberapa saat, korban dan rekannya keluar hendak melihat motor milikya. “Korban tewas dan korban sekarat keluar hendak mengamankan motornya. Dikira pelakunya sudah kabur. Saat keluar pelaku langsung ditebas dan tewas di tempat, sedangkan temannya dianiaya hingga sekarat. Setelah itu pelaku langsung kabur,” kata Didik, dan menambahkan, pihaknya sudah memeriksa 27 saksi.

Keluarga Ultimatum Polisi

Usai kerusuhan yang memakan korban itu, keluarga Adonara di Kupang bertemu Kapolresta Kupang Kota, AKBP Johanes Bangun. Mereka mengultimatum Kapolresta dan jajarannya untuk segera menangkap pelaku pembunuhan mahasiswa asal Desa Sandosi itu.

“Kami minta Kapolres segera menangkap pelaku dalam waktu 1 x 24 jam ini. Karena kita takut ada aksi balasan. Kasus ini sangat sensitif bisa melibatkan suku, sehingga polisi harus bergerak cepat,” kata Dr. John Kotan, perwakilan keluarga korban.

Ia mengatakan, aksi ini tidak mengatasnamakan suku manapun, tetapi merupkan masalah pribadi yang bersangkutan. Karena itu, ia menghimbau agar kedua belah pihak tidak terprovokasi dengan isu-isu yang memecahbelah kebersamaan.

“Ini bukan masalah antar suku tetapi masalah pribadi antara mereka. Saya harap semua mahasiswa entah dari Adonara atau Alor tidak boleh mendengar pengaruh dari luar,” tegas Kotan.

Sementara perwakilan keluarga Alor, Mohamad Ansor saat ditemui di Mapolres Kupang Kota, mengaku sudah berkoordinasi dengan keluarga asal Adonara guna mencari langkah perdamaian. Dia juga meminta seluruh mahasiswa asal Adonara atau Alor agar tidak terprovokasi.

“Mari kita jadi penengah dalam kasus ini agar tidak boleh ada yang terprovokasi,” imbau Ansor.

Tangkap Satu Mahasiswa

Polresta Kupang Kota pun berkerja cepat memburu pelaku yang kabur. Setelah mendapat ultimatum dari keluarga Adonara,  polisi berhasil menangkap Yoda, salah satu mahasiswa yang diduga terlibat dalam kerusuhan berdarah itu.

“Dari keterangan saksi, terungkap kalau Yoda ikut dalam aksi penyerangan sehingga anggota kami bergerak ke tempat kosnya dan berhasil menangkapnya,” kata Kapolresta Kupang Kota, AKBP Johanis Bangun kepada wartawan, Jumat (7/10).

Kata dia, dari pemeriksaan Yoda terungkap nama pelaku utama dalam aksi pembunuhan itu. “Tapi saat ini pelaku utama masih dalam pengejaran anggota. Namanya sudah kita kantongi, sekarang anggota saya sedang dalam pengejaran pelaku. Mudah-mudahan malam ini bisa ditangkap,” ujar Kapolres, dan menghimbau masyarakat agar selalu menciptakan kondisi yang aman dan tentram.

Kapolresta juga menegaskan, bentrok berdarah itu bukan masalah antar suku. “Ini masalah pribadi antar korban dan pelaku, bukan antar suku. Penyebabnya adalah minuman keras (miras). Tidak ada kaitan dengan perkelahian antar suku,” kata Bangun, dan berjanji segera menangkap pelaku utama pembunuhan itu. (*/jdz)

Foto : Kasat Reskrim Polres Kupang Kota, AKP Didik Kurnianto