JAKARTA – Dalam sejumlah survei yang muncul belakangan ini, elektabilitas pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni memang masih di bawah dua penantang mereka di Pilkada DKI Jakarta, yaitu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Namun saat posisi Agus-Sylvi belum berbuat banyak maka angka elektabilitas itu dinilai sangat besar dan memuaskan mereka.
Berdasarkan survei yang digelar Lingkaran Survei Indonesia pimpinan Denny JA, tingkat keterpilihan duet Agus-Sylvi bertengger di angka 19,3 persen. Angka itu kalah dibandingkan perolehan Anies-Sandi (21,1 persen) dan Ahok-Djarot (31,4 persen).
Namun begitu, Agus mengakui angka itu terbilang cukup baik bagi dirinya yang hingga kini belum melakukan apa-apa. Berbeda dengan Ahok dan Sandiaga yang sudah lebih dulu “menebar jaring” ke warga ibu kota jauh-jauh hari sebelum Agus dimunculkan oleh Poros Cikeas. Agus merupakan pendatang baru di panggung politik Indonesia.
Atas pencapaian awal yang dianggap menggembirakan dan memunculkan optimisme baru itu, Agus merasa bersyukur. “Saya bersyukur karena mendapatkan nilai baik sebagai pemula di dunia politik,” ucap Agus saat ditemui di kantor DPP Partai Amanat Nasional, Rabu (5/10).
Hal serupa diungkapkan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, sebagai salah satu partai penyokong Agus yang tergabung dalam Poros Cikeas. Bagi Zulkifli keberadaan Agus-Sylvi merupakan sebuah kejutan di perpolitikan DKI Jakarta.
Di saat pasangan itu baru sekali berinteraksi dengan warga di Car Free Day pekan lalu, elektabilitas mereka saja sudah menyentuh angka 19 persen lebih. Fakta survei itu lantas dijadikan batu loncatan bagi PAN untuk meyakinkan diri bahwa pasangan yang mereka dukung bisa menang di Pilkada Jakarta, yang menjadi baromoeter politik nasional.
Tak lupa, setelah memuji Agus-Sylvi Zulkifli sedikit menyindir dua pasangan lain. Pasangan Ahok-Djarot selaku petahana disebut Zulkifli elektabilitasnya menurun padahal sudah memimpin Jakarta sejak lama. Bahkan, sejak Maret 2016 hingga kini elektabilitas pasangan itu merosot dari sekitar 50 persen menjadi 31,4 persen.
Nasib serupa dialami juga oleh Anies-Sandi. Pasangan itu sudah lebih aktif dibandingkan pasangan lainnya —dalam hal ini Agus-Sylvi— namun elektabilitasnya hanya di rentang 20 persen saja. “Ada yang lima tahun petahana tapi surveinya turun, dan ada yang sudah satu tahun tapi surveinya 20 persen,” ujar Zulkifli.
Tak hanya di ranah elektabilitas secara keseluruhan, di aspek distribusi pemilih Agus-Sylvi memiliki nilai paling rendah. Untuk pemilih perempuan, pasangan “baru” ini mendapatkan dukungan 19,1 persen dan oleh pemilih laki-laki di angka 19,5 persen.
Dalam survei yang dilakukan selama lima hari tersebut, LSI merilis persentase Agus-Sylvi memang masih yang paling rendah. Namun begitu angkanya tak jauh berbeda dengan yang dimiliki oleh pasangan Anies-Sandiaga, hanya 1,8 persen.
Sementara itu, pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat masih kokoh berdiri dengan persentase 31,4 persen elektabilitas. Angka itu lebih tinggi dari indikator swing voters di angka 28,2 persen. Namun terlepas dari hasil survei itu, Agus mengakui dirinya tak cepat puas dengan pencapaian yang didapat. Baginya, dia harus tetap bekerja keras untuk mendengarkan apa saja yang menjadi aspirasi masyarakat.
Hal itu disebut Agus harus dilakukan agar jika nanti dia dan Sylvi memenangkan Pilkada Jakarta maka tahu apa-apa saja yang harus dijadikan program prioritas. “Kami dengar aspirasi mereka, terutama hal yang akan kami jadikan prioritas,” ujar putra Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Kemunculan Agus sebagai bakal calon pemimpin Jakarta memang mengejutkan banyak pihak. Selain dipandang sebagai terobosan besar, hadirnya Agus dianggap sebagai mutiara di tengah hiruk pikuk banyaknya muncul nama dalam bursa bakal calon gubernur Jakarta beberapa waktu lalu.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengklaim banyak yang usul ke SBY baik kader internal maupun kalangan luar agar Agus dimunculkan. “Pak SBY mencermati semua. Agus memang mutiara dan selalu menonjol dalam pendidikan militer baik domestik maupun internasional,” kata Ramadhan.
Munculnya Agus diakui banyak mendapat respons positif dari berbagai kalangan, termasuk politisi yang partainya menjadi lawan Agus. Politisi muda Partai Golkar Sirajuddin Abdul Wahab, misalnya.
Ketua Umum Barisan Muda Kosgoro 1957 yang juga menjabat Sekretaris Jenderal DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) itu bahkan menjadi salah satu inisiator pembentukan relawan pendukung Agus-Sylviana yaitu Agus Fans Club (AFC).
Sirajuddin mengungkap jumlah pengikut Twitter @AgusFansClub_ mencapai 16.408 dalam waktu kurang dari tiga hari. “Animo masyarakat khususnya DKI memang melihat figur Mas Agus ini berbeda, luar biasa, unik, dan diidamkan semua kalangan,” kata Sirajuddin yang menilai Agus menjadi sosok alternatif yang mengejutkan jagat perpolitikan Jakarta.
Saat ini Agus memang sudah menjadi suatu fenomena. Namun bisakah Agus menjadi mutiara seperti yang dipandang —-atau lebih tepatnya diharapkan— oleh para pendukungnya? Semuanya sangat tergantung pada kerja keras tim pemenangan dan juga banyak faktor lainnya. (cnnindonesia.com)
Foto : Cagub DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono, saat masih aktif di TNI Angkatan Darat.