Harnus 2016 Momentum Bangun Kawasan Khusus Ekonomi Maritim ALTAKA

by -158 views

JAKARTA – Peluncuran (Launching) Hari Nusantara (Harnus) 2016 yang puncaknya dipusatkan di Lewoleba, Lembata, pada 13 Desember 2016, telah resmi dilakukan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo, selaku ketua panitia pelaksana. Peluncuran Hari Nusantara oleh Menteri Tjahjo Kumulo, ditandai dengan pemukulan gong sebanyak lima kali, di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Jakarta, Senin (22/8) malam. Ini juga menjadi momentum strategis membangun kawasan khusus ekonomi maritime Alor, Lembata dan Alor atau ALTAKA.

Turut mendampingi Mendagri Tjahjo kumolo, saat pemukulan gong, antara lain, Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Sandjojo, Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, Sekretaris Dewan Kelautan Indonesia, Aryo Hanggono, Wakil Bupati Lembata, Victor Mado Watun dan Sekda Flores Timur, Tonce Matutina. Sedangkan para pejabat Pemerintah Provinsi NTT yang hadir saat peluncuran itu, adalah Asisten bidang Administrasi, Beny Polo Main, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Alex Sena, dan para Staf Ahli Gubernur NTT serta para Kepala Dinas terkait, seperti Kepala Bappeda NTT dan Kadis Pariwisata NTT.

Seremoni peluncuran Hari Nusantara 2016 berlangsung cukup meriah yang diawali dengan Peragaan Perahu Kenalagadoni yang menceriterakan sejarah masa lalu saat tanah Lembata tenggelam dan dilakukan upaya penyelamatan ke Pulau Lomblen. Dilanjutkan  upacara adat Lembata oleh Tokoh Adat dengan menobatkan Mendagri Tjahjo Kumolo bersama Menpar Arief Yahya sebagai Tokoh Masyarakat Lembata. Penobatan dilakukan dengan pemasangan ikat pinggang dari daun lontar, sope, sarung Nowing dan Nalar serta Nopo atau topi sebagai lambang kejantanan dari sang panglima, diiringi lagu Lembata berjudul Herele.

Launching Harnus 2016 dengan tema, “Tata Kelola Potensi Maritim Nusantara Yang Baik Menuju Poros Maritim Dunia” seta sub-tema “Dari Lembata Nusa Tenggara Timur Membangun Poros Maritim Nusantara”, ditetapkan melalui Kepres RI, Nomor : 126 Tahun 2011, berdasarkan usulan Gubernur NTT lewat surat bernomor : 124.3/40/Bappeda/2016, tanggal 23 Maret 2016, dengan perihal mengusul tiga kabupaten di Provinsi NTT untuk menjadi tuan rumah penyelenggara Hari Nusantara 2016, yaitu Kabupaten Alor, Lembata dan Flores Timur dan akhirnya ditetapkan Kabupaten Lembata sebagai lokasi puncak acara Hari Nusantara 2016.

“Salah satu tujuan utama peringatan Harnus 2016, tentu tidak sekedar memperingati Deklarasi Juanda 1957, namun terpenting adalah membangun konektivitas antar pulau untuk menghubungkan pulau yang satu dengan pulau yang lain di kawasan khusus ekonomi maritim ALTAKA (Alor, Lembata dan Larantuka). Untuk aspek keamananan maka kita akan menempatkan kapal-kapal TNI guna mengamankan kawasan terebut hinggga Samlaki (Maluku Tenggara Barat),” kata Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo.

Menurut Tjahjo, kawasan khusus ekonomi maritim ALTAKA di NTT menjadi perhatian serius pemerintah pusat. Mengingat NTT memiliki potennsi yang menjanjikan, seperti potensi taman laut yang indah, juga Kota Ende dikenal sebagai kota bersejarah, memiliki kawasan strategis pariwisata nasional, yaitu Labuan Bajo dengan Komodo. NTT juga dikenal dengan kemajemukannya serta kaya akan potensi perikanan. Untuk itu, lanjut Tjahjo, melalui peringatan Hari Nusantara yang ke enam kali, sejak dicanangkan pada 1999 lalu, dapat dijadikan momentum berharga bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, mengatakan, Indonesia memilki potensi wisata yang tidak kalah dengan negara lain di dunia. Selain memiliki wisata bahari, wisata pantai juga terdapat taman bawah laut (under water), serta diving dan snoorkelling yang menarik di beberapa destinasi utama. Khusus wisata bahari dapat meningkatkan investasi dari US$ 1 miliar menjadi US$ 4 miliar. Hanya kendalanya, tutur Arief, regulasi Indonesia sangat buruk dan tidak mendukung industri pariwisata di Indonesia. “Saya melihat regulasi di Indonesia terkait industri pariwisata sangat buruk. Tidak dukung bisnis dan industri pariwisata. Karena itu, perlu lakukan deregulasi besar-besaran di sektor pariwisata,” jelas Arief Yahya.

Menurut dia, NTT sudah semakin maju dalam sektor pariwisata. Juga telah ditetapkan Pulau Komodo, Labuan Bajo dalam 10 kawasan strategi pariwisata nasional. NTT telah menggelar berbagi ivent berskala nasional dan internasional. Kemudian akan digelarnya festival bahari di Alor pada 15 sampai 17 September 2016. Momentum luar biasa tersebut perlu dimanfaatkan dengan baik.

“Kami siap membantu NTT dalam membuka aksesibilitas bagi kemajuan sektor pariwisata di NTT. Khusus kegiatan Harnus 2016 yang direncanakan hadir 5.000 tamu di Lewoleba, kami siap mendukung dengan membangun Home Stay di Lewoleba, sekelagus persediaan air bersih. Kami juga akan bantu pembangunan perpanjangan landasan pacu Bandara Wonopito, supaya para wisatawan dapat lakukan penerbangan langsung ke Lembata, tanpa lewat Larantuka,” tutur Arief Yahya.

Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, mengatakan Hari Nusantara 2016 menjadi awal dari langkah persiapan pembangunan infrastruktur di kawasan ALTAKA. Harnus 2016, menurut Lebu Raya, bukan sekedar peringatan acara puncak saja, tapi kegiatan pembangunan berlangsung mulai saat ini hingga selesai acara puncak peringatan.

“Masyarakat NTT perlu mendukung pelaksanaan Hari Nusantara 2016 dalam membangun kawasan khusus ekonomi maritim ALTAKA. Manfaatnya sangat besar bagi peningkatan perekonomian dan pariwisata di NTT. Mengingat ada 13 Kementerian terkait yang terlibat langsung ecara aktif dalam kegiatan Harnus maka berbagai persiapan harus dilakukan sejak sekarang karena akan kedatangan 5.000 orang tamu di Lewoleba (Lembata). Rumah penduduk akan digunakan bagi penampungan para tamu saat acara puncak nanti, sehingga persiapannya dilakukan sekarang,” tegas Lebu Raya.

Ketua Dewan Kelautan Indonesia, Dr. Aryo Hanggono, menambahkan, puncak acara Harnus 2016, sebenarnya adalah peringatan terhadap Deklarasi Juanda 1957 yang membuat teritorial laut Indonesia menjadi luas mencapai 5,7 juta hektar. Peringatan Harnus juga sebagai perwujudan dari Nawacita Presiden Joko Widodo, yaitu membangun dari pinggiran, Sehingga pembangunan sarana infrastruktur di kawasan ALTAKA, khususnya di Lembata dalam mendukung perekonomian maritim, segera dilakukan sebelum tiba acara puncak peringatan.

Terkait lokasi acara puncak di Lewoleba (Lembata), jelas Aryo, awalnya sudah ada kesepatan antara pemerintah pusat dengan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya. Diharapkan dengan momentum berskala nasional tersebut, dapat mengatasi keterisolasian dengan melaksanakan kegiattan pembangunan infrastruktur di kawasan ALTAKA. (hms/jdz)

Ket Foto : Peragaan Perahu Kenalagadoni yang menceriterakan sejarah masa lalu saat tanah Lembata tenggelam dan dilakukan upaya penyelamatan ke pulau Lomblen menyemarakan suasana  Peluncuran Hari Nusantara 2016. (foto:Nelson Boimau/Humas NTT)