Stop Antarpulaukan Rumput Laut dari Sabu Raijua

by -134 views

Menia, mediantt.com Bupati Sabu Raijua, Ir Marthen L Dira Tome, mengingatkan para pedagang dari luar untuk tidak mengantar-pulaukan rumput laut keluar dari Sabu Raijua. Karena itu, ia meminta aparat hukum untuk memperketat pengawasan, dan bertindak tegas atas pelaku yang nekad.

“Mulai sekarang tidak lagi diperbolehkan untuk mengatarpulaukan rumput laut dari Sabu Raijua. Saya minta para pengumpul agar tidak lagi berurusan dengan para pedagang dari luar tetapi berurusan langsung dengan pabrik rumput laut,” tegas Bupati Dira Time di Menia, Sabu, Rabu (17/8).

Menurut Dira Tome, semua pihak diwajibkan untuk mendukung pabrik rumput laut yangtelah diresmikan Gubernur NTT Frans Lebu Raya pada 13 Agustus lalu, karena secara otomatis akan memberikan keuntungan besar bagi para petani atau pembudidaya, petani akan terhindar dari permainan harga yang dilakukan oleh para pedagang, termasuk praktek ijon. “Harga akan dikendali  langsung  oleh  pemerintah dan akan diatur sesuai dengan naik turunnya harga pasar serta tentu tidak  akan mengorbankan para petani.  Jadi, mulai sekarang tidak lagi diperbolehkan mengatarpulaukan rumput laut dari Sabu Raijua,” tandas kandidat Gubernur NTT 2018 ini.

Ia menegaskan lagi, jika masih ada yang sengaja tidak taat maka  akan diambil tidakan tegas. Un tuk itu, ia meminta para camat, lurah dan kepala desa , jugaPol PP, Polisi dan tentara (TNI) membentuk tim terpadu untuk melakukan pengawasan yang ketat.  “Para petani tidak boleh terpengaruh dengan rayuan dan bujukan sesaat yang dilakukan para pedagang atau pengumpul yang hanya datang  dengan tujuan  mengacaukan harga,” tegasnya.

Ia juga meminta kepala pelabukan agar mulai saat ini tidak lagi memberikan izin berlayar kepada kapal atau perahu yang mengangkut rumput laut dari Sabu dan Raijua dengan tujuan luar daerah.

Bangun Tambak Garam

Bupati Dira Tome juga menjelaskan, untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) pemerintah telah dan sedang melanjutkan membangun tambak garam dengan teknologi geomembrane di 6 kecamatan yang direncanakan seluas 2.000 ha dan akan dikerjakan secara bertahap, yang tentu harus disesuaikan dengan kondisi keuangan daerah.  “Jika pekerjaan  tambak  tahun ini seluruhnya selesai dikerjakan,  maka  kita telah memiliki tambak 170 ha, termasuk yang saat ini sedang dibangun di kecamatan Raijua 30 ha,” katanya.

Ia meminta pembangunan  tambak perlu dipacu dan didukung oleh semua pihak karena saat ini permintaan pasar sudah sangat besar, ribuan ton sekali angkut dari Sabu dengan daerah tujuan Kalimantan dan Jawa Timur,  selain NTT sendiri, tambak garam bukan  hanya persoalan  kirim dan mengirim garam dari Sabu Raijua ke lua,r tetapi akan turut meningkatkan pendapatan asli daerah serta penciptaan lapangan kerja baru bagi masyarakat.

Di bidang ekonomi, demikian Dira Tome, Pemkab Sabu Raijua terus berupaya meningkatkan perekonomian masyarakat melalui sektor pertanian yang quick yielding atau usaha pertanian yang cepat menghasilkan, berupa pemberian  berbagai  bantuan seperti  pupuk, obat-obatan serta benih atau bibit, baik hortikultura maupun benih tanaman pangan  lainnya.  Peningkatan produksi pangan dengan perluasan area yaitu pembukaan lahan tidur yang tak tergarap dengan menggunakan traktor  dan hand traktor secara cuma-cuma.

Dan, untuk meningkatkan produksi ternak di Sabu Raijua, pemerintah bekerjasama dengan Fakultas Peternakan Undana melakukan  inseminasi buatan (IB) pada ternak sapi dan babi demi perbaikan mutu ternak di Sabu Raijua.

Untuk Sektor Perindustrian, jelas dia, pemerntah  melakukan  pembangunan dan perluasan  tambak garam,  pabrik pengolahan  garam Nataga ,  pabrik pengolahan rumput laut  yang telah diresmikan 13 Agustus 2016 lalu oleh Gubernur Frans Lebu Raya. Begitu pula pabrik air minum dalam kemasan (AMDK)  yang segera diresmikan. “Kita doakan agar tahun depan  pemerintah dapat membangun lagi fabrik lainnya yang tahun ini kita telah mulai dengan perencanaannya yaitu   pembangunan pabrik karung  plastik,  pabrik  minuman  keras , pabrik cuka dan kecap,” katanya.

Sektor kelautan dan perikanan, pemerintah  melakukan pembagian berbagai bantuan antar lain  kapal tangkap seperti lampara, rawe, jukung,  bibit rumput laut, tali, waring,  alat angkut atau gabus dan ketinting.

Sementara untuk infrastruktur, berbagai upaya dilakukan pemerintah  terutama  pengembangan infrastruktur pendukung ekonomi kerakyatan dan pengembangan insdustri rumah tangga seperti sarana produksi pertanian dan perindustrian; pembangunan embung besar maupuin mini, peningkatan irigasi desa dan pembangunan  jalan  dan jembatan, pembangunan jaringan air bersih serta pembangunan pelabuhan rakyat dan pengembangan kapasitas pelabuhan laut dan bandar udara.  (jdz)

Foto : Bupati Sabu Raijua, Ir Marthen L Dira Tome.