Jakarta, mediantt.com – Sabtu (30/7 lalu, Peguyuban Tite Hena Flores Timur di Diaspora menggelar halal bihalal, yang dirangkai dengan pelantikan pengurus periode 2016-2019. Satu harapan yang diingatkan, kalau sudah sukses dan berhasil di rantau, tanah orang, jangan pernah lupa kampong halaman. Pulang dan lihatlah kampong halamanmu.
Begitulah visi Tite Hena sebagai paguyuban masyarakat Flores Timur Diaspora yang Maju, Dekat, Akrab & Bersaudara (Herun Dike, Haban Sar’en), adalah pemersatu. Karena itu, harus ada kegembiraan, ada harapan, ada solidaritas saling tolong menolong, tengo lia badan di tanah orang. “Kalau kita kompak, apapun bisa kita lakukan. Kalau sudah sukses, bantulah saudara-saudaramu yang mungkin belum beruntung. Setelah sukses di rantau jangan lupa tengoklah lewotana kita,” begitu kata Ketua Tite Hena Jakarta, Simon Lamakadu, seperti dirilis Ferdinand Lamak kepada mediantt.com.
“Rumah besar Tite Hena dengan tangan terbuka menerima siapa saja anak Lamaholot yang datang. Sebagai masyarakat perantau, kita datang dari berbagai penjuru di Flotim mengadu nasib di tanah rantau. Ada yang sukses, ada juga yang belum. Ada yang kehidupannya begitu mapan, cukup mapan namun banyak juga yang masih terus bekerja keras dan berjuang untuk merubah nasibnya. Apapun keadaan kita satu hal yang mempersatukan kita bahwa kita datang dari rahim yang sama yakni Lamaholot,” tegas Simon mengingatkan.
Acara halal bihalal dipimpin oleh Ustad Lukman Sengaji, ulama asal Lohayong, Solor Timur dan diikuti secara khusyuk oleh umat muslim asal Flores Timur, terutama dari Lamahala, Adonara dan Lamakera – Lohayong di Solor Timur. “Kegiatan ini adalah potret kehidupan masyarakat kita di kampung yang harmonis dalam perbedaan keyakinan, penuh toleransi dengan kerukunan hidup yang tinggi. Ini hanya ada di Flores Timur dan harus kita pelihara untuk anak cucu kita,” ungkap Sengaji.
Simon menerima estafet kepemimpinan dari ketua lama Thomas Soga Murin (2013-2016). Thomas Murin mengharapkan agar hal-hal positif yang sudah dilakukan kepengurusan terdahulu, terus dilanjutkan, bahkan ditingkatkan agar menjadi lebih baik lagi. “Hal-hal yang belum dapat diwujudkan, mudah-mudahan kepengurusan baru dapat merealisasikannya,: katanya.
Menurut Simon Lamakadu, tokoh muda yang terpilih menahkodai wadah yang beranggotakan sekitar 5.000 orang ini, adalah sekretaris periode lalu. “Bulan ramadhan adalah salah satu peristiwa keagaam yang penting bagi umat muslim. Ramadhan adalan bulan ‘bae’ dan hari raya Idul Fitri atau Lebaran juga adalah hari ‘bae’ , momen yang ‘bae’ untukbersukacita, berbelaskasih dan menyembuhkan segalal akibat salah dan khilafkita sebagaimanusia.”
“Karena itu, masih dalam suasana bulan Syawal ini ijinkanlah saya menyampaikan “Selamat Idul Fitri 1437 H, Minal Aidin WalFaidzin, MohonMaafLahir&Batin” kepada semua saudaraku yang merayakannya. Semoga segala amal, ibadah saudaraiku sekalian mendapat berkat dari Tuhan, Allah SWT.”
Rahim Yang Lahirkan Kita
Ketua Tite Hena juga mengatakan, dalam sejarah perjalanan lebih dari 30 tahun berdirinya Tite Hena, baru kali ini wadah ini dipimpin oleh seorang ketua dari generasi 30-an tahun. Juga, baru kali ini jajaran kepengurusan diwarnai oleh kaum muda dalam jumlah yang signifikan. Kendati demikian, basis lewo atau kampung yang dianut oleh paguyuban ini sejak lama, tetap dipertahankan.
“Basis Tite Hena adalah lewo atau kampung. Maka malam ini saya mengajak semua IKB (ikatan keluarga besar) yang selama ini belum bergabung dalam TITE HENA, mari satukan hati, datanglah ke rumah besar ini, dan kami dengan tangan terbuka menyambutmu,” tegas Simon.
Usai melantik pengurus baru, Simon juga secara resmi meluncurkan Gerakan 2RT yakni gerakan pengumpulan dana Rp 2.000 per bulan per orang untuk TITE HENA. Menurut dia, jika seorang saja menyisihkan uang sejumlah itu setiap bulannya, maka dari 5.000 orang warga Tite Hena dalam setahun sanggup mengumpulkan Rp120 juta untuk membiayai kegiatan paguyuban ini. “Kita mulai dari uang kecil saja,” tegasnya.
Ketua Panitia acara ini, Ahmad Riantoby mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu. Dengan persiapan yang hanya dua bulan, acara ini sanggup mendatangkan lebih dari 500 orang yang bertahan hingga ditutup pada pukul 02 dini hari. “Tidak ada yang sempurna, namun sebagai sebuah langkah awal, kita sudah memulainya dengan baik. Dan itu berkat dukungan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu”. (*/jdz)
Foto : Pose bersama pengurus Tite Hena, Jakarta, usai halal bihalal dan pelantikan, Sabtu (30/7).