Maumere, mediantt.com – Kepala Desa Nele Urung, Kecamatan Nele, Yulius Welung, ternyata tidak tahu soal dugaan ijazah palsu yang melibatkan dirinya. Dia malah berbalik tanya aktor yang membocorkan dugaan tersebut.
Yulius Welung ditemui mediantt.com di ruang kerjanya, Senin (7/3) untuk mengklarifikasi ijazah yang digunakan sebagai persyaratan pencalonan kepala desa, karena ijazah tersebut diduga palsu, ia berkali-kali menjawab tidak tahu.
Ia menjelaskan, usai mendaftar sebagai bakal calon kepala desa dengan memasukan seluruh persyaratan, dia hanya pasif menunggu keputusan panitia pemilihan. “Saya tidak tahu tentang ijazah palsu. Entah itu benar atau tidak, saya tidak tahu. Setelah daftar, saya pulang, dan setelah itu saya tidak tahu. Kemudian, panitia menetapkan saya menjadi calon kepala desa. Saya sudah terpilih dan dilantik. Saya terganggu sekali dengan informasi ini,” ujar dia.
Menurut dia, protes terhadap dirinya yang diduga menggunakan ijazah palsu, sudah lewat dari tahapan. “Sesuai aturan, masyarakat diberikan waktu melakukan keberatan selama 3 hari. Saat itu, dalam rentang waktu yang diatur, tidak ada protes dari masyarakat atau calon kepala desa lainnya, maka panitia menetapkannya sebagai salah satu calon kepala desa,” tegasnya.
Ia juga memastikan bahwa dirinya mengikuti Paket C Tahun 2007 yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sikka. Dia mendaftar di Nangahure, dan mengikuti ujian juga di Nangahure.
Ditanya lagi soal keberadaan ijazah asli Paket C Tahun 2007, Yulius mengakui bahwa ijazah aslinya hilang ketika pindah rumah, dari rumah induk yang dia tinggal di bagian belakang ke rumahnya yang di bagian depan. Kasus kehilangan ijazah ini sudah dia laporkan ke polisi. Saat ini dia hanya memiliki fotocopynya saja.
Dengan emosional sambil menahan marah, Yulius Welung menduga ada pihak tertentu yang sengaja meniup-niup masalah dugaan ijazah palsu ini. Dia meyakini persoalan ini dibocorkan oleh oknum di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Sikka. Entah apa maksudnya, dia meminta wartawan untuk menginformasikan nama pihak yang membocorkan persoalan ini ke publik.
“Saya perlu tahu siapa orang yang laporkan dugaan ini. Terus terang, saya bisa feeling orang itu. Kenapa dari awal tidak protes? Sekarang saya sudah dilantik baru protes. Silakan proses saja,” tantang dia.
Sebagaimana diberitakan, Yulius diduga menggunakan ijazah palsu ketika mengikuti proses pencalonan kepala desa. Ia bersama 31 kepala desa terpilih, telah dilantik sebagai kepala desa definitif gelombang pertama oleh Bupati Sikka Yoseph Ansar Rera di Aula Kampus Unipa Maumere, Senin (29/2).
Dugaan ijazah palsu ini sebelumnya sudah menjadi konsumsi publik. Namun desas-desus tentang ini berlalu begitu saja. Apalagi Kepala Kantor Pemerintahan Desa Robertus Ray selaku penanggungjawab proses pemilihan kepala desa, selalu beralibi seluruh tahapan sudah berjalan sebagaima mestinya. (vicky da gomez)
Foto: Kepala Desa Nele Urung Yulius Welung (bagian kiri)