Maumere, mediantt.com – Wabah demam berdarah (DBD) kini mulai menyerang masyarakat Kabupaten Sikka. Setidaknya itu bisa dilihat dari data pasien demam berdarah yang dirawat di RSUD TC Hillers Maumere. Selama Januari hingga awal Februari 2016 ini, terjadi peningkatan jumlah pasien yang dirawat akibat DBD.
ata yang direkam mediantt.com dari beberapa ruangan, menunjukkan peningkatan jumlah pasien. Di Ruang Flamboyan, ruangan untuk pasien laki-laki dewasa, pada Januari 2016 terdata lebih dari 30 pasien DBD. Sampai posisi Senin (1/2), masih ada 4 pasien DBD yang dirawat. Sementara di Ruang Mawar, bagi pasien perempuan dewasa, sepanjang Januari 2016 hanya 2 pasien, dan pada posisi Senin (1/2) tidak ada pasien DBD.
Yang cukup serius terjadi di Ruang Melati, untuk pasien anak-anak. Di ruangan ini, pada Januari tercatat 30 pasien DBD. Sampai posisi Senin (1/2), masih ada 12 pasien DPB yang dirawat intensif.
Seorang pasien DBD, Ferdinandus Tuda, yang dirawat di Ruang Flamboyan sempat mengalami epistalaksis, atau perdarahan lewat hidung. Ditemui di ruangan perawatan, Senin (1/2), kakak perempuan pasien ini mengatakan, dua hari lalu adiknya sampai mimisan. “Sekarang ini kondisinya sudah kembali normal,” ujarnya.
Dokter Mario Nara yang ditemui di Ruang Melati, Senin (1/2), mengakui terjadi peningkatan jumlah pasien DBD. Dokter spesialias anak ini pun mengimbau agar para orangtua segera membawa anak-anaknya ke Puskesmas terdekat jika sudah mengalami gejala demam berdarah.
Menurut Mario, kasus DBD dengan peningkatan jumlah pasien yang kian meningkat mestinya bisa dicegah dengan menerapkan pola 3M Pplus. Upaya pencegahan ini, sebut dia, membutuhkan kesadaran pelbagai pihak, termasuk masyarakat, dan terutama intervensi pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan.
Sementara itu, dokter Asep Purnama yang ditemui terpisah mengatakan, demam berdarah adalah penyakit rutin tahunan yang seharusnya sudah bisa diprediksi. Karena itu, semestinya pencegahan menjadi faktor penting.
“Tapi rupanya kita ini tidak menganggap demam berdarah itu masalah, sehingga tidak ada upaya pencegahan. Nanti kalau sudah ada pasien, peningkatan jumlah pasien, baru kita anggap masalah dan mulai lakukan pencegahan,” kritiknya.
Mantan Direktur RSUD TC Hillers Maumere ini berharap peran dan partisipasi semua pihak untuk melakukan pencegahan terhadap DBD. “Pemerintah melalui Dinas Kesehatan harus lebih proaktif, dan terus mendorong dan mengingatkan masyarakat akan bahaya DBD, sekaligus sosialisasi pencegahan,” imbuh dia. (vicky da gomez)
Foto: Dokter Spesialis anak, Mario Nara, sedang memeriksa salah seorang anak penderita demam berdarah, Senin (1/2) di Ruang Melati RSUD TC Hillers.