Dihadang dan Dipukul Security, Pendemo Gagal Duduki PT SMR

by -159 views

SoE, mediantt.com – Ulah PT SMR yang menyerobot tanah warga, hingga menimbulkan konflik horizontal di kalangan masyarakat, memantik para aktifis bergerak menantang hal itu. Karena itu, Rabu (27/1), para aktifis dan masyarakat menggelar unjukrasa ke markas PT SMR. Sayangnya, aksi itu dihadang security PT SMR. Salah seorang aktifis Front Mahasiswa Nasional (FMN), Anky Penun, dihajar security. Bahkan, motor milik salah seorang wartawan, Leksi Saluk, juga dirusak security.

Kepada wartawan Penun menjelaskan, kejadian tersebut berawal ketika dirinya ingin bersama-sama para pendemo dan masyarkat ingin memasuki areal PT SMR dengan niat menduduki perusahaan terbesar di Kabupaten TTS tersebut. Saat bersaman beberapa orang security muncul dari arah belakang dan tanpa banyak Tanya, salah satu security melayangkan pukulan ke bagian pelipis kanan Penun.

Akibatnya, Penun yang menggunakan sepeda motor milik Leksi Saluk terjatuh. Spoler motor yang dikendarai pecah. ” Saat Wartawan turun ambil foto, saya jalan tapi mereka malah datang menghampiri untuk tendang sampai motor jatuh dan bodinya picah, sedangkan saya dipukul di pelipis kanan,” jelasnya.

Kordinator Lapangan Aliansi Masyarakat Tolak Tambang, Leksi Tamonob, membenarkan terjadinya aksi pemukulan terhadap aktifis FMN. ” Salah satu anggota aliansi atas nama Angki Penuam dipukul security,” ujarnya.

Menurut dia, tujuan pendemo dan masyarakat pemilik lahan menggelar aksi itu untuk mempertahankan tanah mereka yang diduga telah diserobot oleh PT.SMR. Dia menambahkan, selain dugaan penyerobotan terjadi juga konflik horisontal di kalangan masyarakat.
” Kami masuk di lahan milik warga tapi mereka hadang dan pukul anak-anak,” katanya.

Tamonob juga menyatakan kecewa dengan sikap pemerintah yang tidak menangani kasus tersebut secara serius, sebab sampai saat ini pemerintah belum mengambil kebijakan untuk menghentikan aktivitas yang dinilai sangat merugikan masyarakat sekitar, karena terjadi konflik horisontal dan penyerobotan lahan.

Turut terlibat dalam aksi tersebut, antara lain, Tokoh Agama Pendeta Imanuel Talan, Pendeta Andreas Nubatonis, Romo Yohanis Kristo Tara, Tokoh-tokoh masyarakat Kornelius Betty dan pemilik lahan Soleman Nesimnasi. Sementara yang tergabung dalam aksi itu adalah Aliansi Sinode GMIT, JPIC Jakarta, JPIC Clareta Kupang, Walhi NTT, FMN, LMND, PMKRI, IMAN, Permatos, PRD. FSFM. (jdz)