Luhut Geram Terseret Kasus Papa Minta Saham

by -144 views

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Panjaitan menggelar jumpa pers khusus menanggapi kasus ‘Papa Minta Saham’ yang menyeret namanya. Luhut pun tak bisa menyembunyikan kegusarannya terhadap kasus dugaan pencatutan nama presiden dan wakil presiden oleh Ketua DPR Setya Novanto itu.

Dalam jumpa pers di kantor Kemenkopolhukam, Jumat (11/12) sore, Luhut menumpahkan kekesalannya  sekaligus penyesalan karena namanya terus dikait-kait dengan kasus yang bermula dari laporan Menteri ESDM Sudirman Said ke Mahkamah Kehormatan DPR (MKD) itu. Sebab, ia merasa tak terlibat meski namanya disebut hingga 66 kali dalam transkrip pembicaraan antara Setya, pengusaha Riza Chalid dan Direktur Utama PT Freeeport Indonesia (PTFI) Maroef Sjamsoeddin.

“Di mana saya terlibat? Itu yang bikin saya lama-lama merasakan kenapa jadi tidak adil pemberitaannya,” ujar Luhut.

Bukan hanya pilihan kata saja yang membuat Luhut terlihat kesal. Nada suaranya yang tinggi juga makin menunjukkan bekas pentolan Kopassus itu marah karena dikait-kaitkan dengan kasus itu.

Luhut pun meminta orang-orang yang menudingnya terkait kasus itu untuk menunjukkan letak kesalahannya. Ia menantang orang-orang yang menudingnya salah untuk berani langsung menemuinya.

“Saya ingin orang ‎yang bicara mengenai ini, datang ke saya tunjukkan salah saya di mana. Saya ulangi, tunjukkan salah saya di mana karena saya terganggu!  Dua anak saya yang tentara aktif, saya sendiri, istri saya terganggu!” tegasnya.

Bekas menteri perindustrian dan perdagangan Luhut mengaku ingin bertemu langsung orang-orang yang menjelek-jelekkan namanya. “Jangan negeri ini dirusak karena rumor,” tandasnya.

Lima Prinsip Luhut

Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan juga meminta dipanggil hadir di sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR, untuk memberikan klarifikasi atas dugaan kasus Papa Minta Saham dengan terlapor Ketua DPR, Setya Novanto.

Luhat menjelaskan, MKD perlu memberinya kesempatan untuk mengklarifikasi atas pencatutan nama Presiden Joko Widodo yang meminta saham Freeport. Apalagi dalam transkrip dam rekaman percakapan antara Setnov -sapaan akrab Setya Novanto- dengan teman pengusahanya Riza Chalid bersama Bos Freeport, Maroef Sjamsoeddin, namanya paling banyak disebut.

“Saya yang minta dipanggil kok. Saya tentara. Sepanjang saya tidak salah, saya akan hadapi semua,” tegas Luhut dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Jumat (11/12).

‎Mantan Staf Kepala Presidenan itu juga mengklaim dalam kasus Freeport, berpegang teguh pada lima prinsip dasar sehingga tidak pernah ia merekomendasikan pada presiden terkait perpanjangan kontrak untuk perusahaan milik Amerika tersebut.

Pertama, kepada undang-undang yang berlaku. Kedua, izin pertambangan harus memberikan hasil yang lebih besar bagi Indonesia dan memberi kemakmuran yang lebih besar kepada penduduk di provinsi tempat tambang itu berada.

Ketiga, menurut Luhut, izin pertambangan harus bisa memberikan kontribusi kepada pengembangan sektor pendidikan di provinsi tempat tambang berada. Keempat, izin pertambangan harus bisa menciptakan nilai tambah di dalam negeri. ‎

Kemudian terakhir, Indonesia harus tegas dalam memaksimalkan manfaat kekayaan alamnya bagi rakyat serta tidak tunduk kepada tekanan asing.

“Jadi saya hanya ingin mengabdi ke Negara Republik Indonesia ini di umur saya segini. Saya hanya tunduk ke pemimpin saya yang kebetulan Presiden RI‎,” tandasnya. (jpnn/jdz)

Ket Foto : Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan saat menggelar konferensi pers terkait penyebutan namanya dalam kasus freeport di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Jumat (11/12).