Desember, Sapi NTT Mulai Masuk Jakarta

by -180 views

KUPANG — Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, sapi-sapi asal Nusa Tenggara Timur (NTT) siap diberangkatkan ke Jakarta mulai 1 Desember 2015. Kebutuhan daging sapi di wilayah Jabodetabek diproyeksikan mencapai 600 ribu ton per tahun, khusus DKI Jakarta mencapai 185 ribu ton per tahun. Kesepakatan antara Pemprov DKI Jakarta dengan Pemprov NTT telah dilakukan pekan lalu.

Terkait itu, Amran terus melakukan pemeriksaan guna memastikan kesiapan NTT sebagai salah satu pemasok sapi untuk kebutuhan nasional, khususnya DKI Jakarta. “Sapi dari NTT akan diberangkatkan 1 Desember 2015. Mudah-mudahan Bapak Presiden ada waktu untuk menyaksikan sapi tiba di Jakarta,” kata Amran dalam keterangan tertulis saat meninjau sapi di Instalasi Penampungan Hewan, Balai Karantina Kupang di Pelabuhan Tenau, Kupang, NTT, kemarin.

Kepala Dinas Peternakan Propinsi NTT Danny Suhadi mengatakan, sapi yang siap disediakan NTT untuk kebutuhan nasional adalah 57.536 ekor per tahun. Di sisi lain, total populasi sapi di NTT tercatat sebanyak 865.731 ekor. Sapi-sapi tersebut merupakan sapi milik peternakan rakyat. “Sapi dari NTT yang sudah keluar secara keseluruhan 47.436 ekor. Yakni, ke Kalimantan sebanyak 24 ribu ekor, Jabodetabek 20.038 ekor, dan Sulawesi Selatan sekitar 1.700 ekor,” kata Danny.

Sementara itu, Amran dan pengusaha sapi di NTT menyepakati harga sapi hidup sebesar Rp 30 ribu per kilogram (kg) bobot hidup. Pengangkutan sapi dilakukan dengan menggunakan kapal khusus angkut sapi. Langkah itu diyakini dapat menekan penyusutan bobot badan sapi, menekan biaya, dan memberi keuntungan untuk konsumen dan pemilik pengusaha sapi. “Harga sapi Rp 30 ribu per kg per bobot hidup. Kalau susut bobotnya sekitar 20-30%, ada uang sekitar Rp 1,8 juta per ekor yang hilang. Dengan kapal ternak khusus, 20% bisa dinikmati konsumen dan pemilik sapi,” ujar Amran.

Amran mengatakan, pengapalan sapi dari NTT ke DKI Jakarta akan dikawal. Untuk itu, Kementerian Pertanian (Kementan) akan membentuk tim khusus guna menjamin proses serta kemudahan administrasi dan perizinan terkait karantina, tanpa pungutan biaya kecuali untuk biaya angkut kapal. “Proses administrasi dan perizinan di karantina selama ini 1 minggu, sekarang hanya 1-2 hari kami minta selesai. Begitu sapinya datang, langsung selesai 2 hari, dan langsung masuk kapal,” kata Amran. (sp/jk)

Ket Foto : Peternakan sapi di Kabupaten Kupang dan di Sumba Timur, NTT.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *