Waingapu, mediantt.com – Pilkada Sumba Timur sedang berproses dalam dinamika politik yang wajar, tapi akhir-akhir ini mulai ada kampanye hitam yang tidak beradab bahkan tidak etis di media sosial (Medsos). Banyak ungkapan dan isue yang bergerak liar di medsos, entah dari mana sumbernya, dinilai tak beradab. Sebab, mereka menggunakan akun palsu. Modusnya, mendukung paket kandidat tertentu dan memfitnah paket calon lainnya.
Inilah yang menjadi keresahan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sumba Timur, yang juga punya jagoan dalam perhelatan politik lima tahunan ini.
Kepada mediantt.com di kediamannya, Waingapu, kemarin, Ketua PKB Sumba Timur, Paulus K Tarap, menuturkan, menjelang Pilkada serentak di Sumba Timur, banyak isue dan ungkapan yang tidak beradab melalui media sosial, entah dari mana datangnya sebaran isu itu, dengan memakai akun palsu, namun secara terang-terangan juga ada oknum yang berbicara tidak santun lewat media sosial hanya karena mendukung salah satu kandidat.
“Medsos sebenarnya adalah instrumen publik yang memiliki peran dalam bidang pendidikan masyarakat yang beretika dan bermoral, bukan semata-mata alat untuk menuangkan rasa kejengkelan atau balas dendam sehingga timbul caci maki dengan kata-kata tidak beradab,” tegas Paulus Tarap.
Menurutnya, sangat disayangkan kalau dalam dinamika politik yang sedang terjadi di Sumba Timur saat ini, medsos terjebak dalam ritus kepentingan politik yang pragmatis. Padahal, sebut dia, sarana ini (medosos) untuk menjalin kebersamaan dan solidaritas masyarakat untuk terlaksanannya pilkada yang santun dan bermartabat.
“Saya pikir media sosial ini untuk mempropagandakan calon atau kandidat dengan cara yang beradab dan santun, bukan mencari kesalahan orang atau menjelekkan orang lain,” katanya, mengingatkan.
Sementara itu, Ahmad Firdaus , tokoh masyarakat Waingapu, mengatakan, di medsos ada juga pemberitaan yang sangat tidak terpuji oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, seakan memanipulasi data hasil survey atau quick count kepada salah satu paket kandidat, seolah-olah membuat kegaduhan di tengah Kota Waingapu untuk meyakinkan masyarakat. “Ini seakan-akan medsos digunakan sebagai penyebar data bohong, jadi kelompok ini tidak beradab,” katanya.
Karena itu, tambah dia, hal ini sangat menyedihkan dalam konteks kepentingan politik. “Ini memang sangat kejam, sebab medsos digunakan untuk share informasi aktual yang mendidik, bukan disalah-gunakan untuk kebutuhan anti kemanusiaan,” ujarnya. (budin)
Foto : Ketua DPC PKB Kabupaten Sumba Timur, Paulus K Tarap.