Tak Temani Istri Wapres, Sikap Gubernur NTT dan Istri Dinilai Tidak Etis

by -132 views

JAKARTA — Acara Pameran Budaya Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan tema “Eksotika NTT” yang digelar di Anjungan TMII, Jakarta, Kamis (22/10/2015). ternoda karena sikap Gubernur NTT, Frans Lebu Raya dan istri Lucia Adinda Lebu Raya.

Gubernur NTT dan istri dinilai tidak etis dan sopan ketika pergi begitu saja tanpa menghormati tamu undangan yang datang yakni Ny. Mufidah Jusuf Kalla dan istri dari  tujuh Menteri Kabinet  yang hadir  sebagai undangan dalam acara Eksotika NTT tersebut.

Tokoh masyarakat asal NTT di Jakarta, Petrus Selestinus kepada Suara Pembaruan di Jakarta, Jumat (23/10), mengatakan,  acara pameran budaya NTT dengan tema “Eksotika NTT” berlangsung hingga tanggal 24 Oktober 2015.

Menurut Berto Lalo, Kepala Perwakilan Pemda NTT di Jakarta, selaku penyelenggara, acara ini bertujuan memperkenalkan dan mempromosikan budaya warisan nenek moyang/leluhur NTT yang  bersifat  sangat khas, belum banyak dikenal, memiliki daya tarik luar biasa, aneh dan sangat eksotis.

“Sayang acara itu ternoda karena sikap Gubernur NTT dan istri pergi begitu saja tanpa menghargai tamu undangan yang datang. Gubernur NTT dan istri melakukan pebuatan yang sangat tidak etis dan tidak mencerminkan budaya NTT. Kami sangat sesalkan, bagaimana seorang gubernur lebih memilih kembali ke Kupang tanpa menghargai kedatangan istri Wakil Presiden dan istri para menteri,” kata Petrus Selestinus.

Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) itu lebih jauh mengatakan, dari segi etika dan protokoler kenegaraan, sikap dan tindakan Gubernur Fans Lebu Raya dan Istri Lucia Adinda Lebu Raya selaku tuan rumah dan penanggung jawab acara “Eksotika NTT” sangat tidak etis.

“Apalagi kalau dilihat dari segi etika pemerintahan dan tata krama adat kita orang Timor/NTT, ini memang memalukan,” kata dia.

Lebih dari itu, lanjut Petrus Selestinus, sikap dan tindakan  Frans Lebu Raya dan Istri Lucia Adinda Lebu Raya, sangat bertentangan tema pokok “Eksotika NTT”, bahkan telah menurunkan derajat dan nilai pertunjukan yang dikatakan sebagai eksotis NTT.

“Orang bisa menafsirkan apakah adat isti adat orang NTT dalam hal seorang tuan rumah, seorang Gubernur NTT dan istri menyelenggarakan sebuah hajatan besar, mengundang para tamu terhormat, tokoh nasional, tetapi sebelum tamu-tamu terhormat, tokoh nasional hadir, sang tuan rumah yang adalah Gubernur NTT Frans Lebu Raya dan istri Lucia Adinda Lebu Raya sebagai Ketua Dekranasda NTT, pergi membiarkan kehadiran tamu-tamu terhormat, tokoh nasional yang diundang, tanpa disambut, hanya karena  esok harinya  Gubernur Frans Lebu Raya dan istri Lucia Adinda Lebu Raya harus menghadiri acara di Kampung halamannya untuk peletakan batu pertama pembangunan Kantor Gubernur NTT, yang hanya bersifat seremonial, proyek, bahkan cenderung KKN,” katanya. (sp/jk)

Ket Foto : Gubernur NTT, Drs Frans Lebu Raya, mendampingi Wapres Jusuf Kalla dalam satu kesempatan kunjungan Wapres ke Kupang, NTT, beberapa waktu lalu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *