Indonesia dan AS Mitra yang Saling Membutuhkan

by -126 views

JAKARTA — Kedatangan Presiden Jokowi ke Amerika Serikat (AS) diharapkan akan memperkuat hubungan kedua negara. Indonesia dan AS adalah mitra yang saling membutuhkan satu sama lain. Demikian disampaikan Duta Besar RI di AS, Budi Bowoleksono.
“Bukan saja AS penting artinya buat Indonesia, tetapi Indonesia juga penting bagi AS,” kata Dubes yang akrab dipanggil  Sonny itu kepada detikcom di Washington DC, AS, Jumat (23/10/2015).
Menurut Sonny, ada beberapa alasan mengapa kedua negara saling membutuhkan. Bagi Indonesia, AS adalah mitra dagang terbesar ketiga setelah Tiongkok dan Jepang. Berdasarkan data US Bureau of Economic Analysis (US-BEA), pada ahun 2014 total volume perdagangan Indonesia-AS mencapai USD27,5 miliar, dengan surplus di pihak Indonesia.
Bukan itu saja, kedua negara juga mitra dalam berinvestasi. Data US-BEA menunjukkan bahwa investasi AS di Indonesia tahun 2014 mencapai USD13,5 miliar, sedangkan investasi Indonesia di AS sebesar USD1,2 miliar.
“Jadi bukan hanya perusahaan AS yang investasi di Indonesia, tetapi ada juga perusahaan Indonesia yang investasi di AS. Itu suatu hal yang menggembirakan dan harus terus kita upayakan agar meningkat di tahun-tahun mendatang,” kata Sonny.
Di level regional, Indonesia dan AS sama-sama memiliki kepentingan untuk memastikan stabilitas di kawasan Asia Pasifik, khususnya terkait sengketa yang terjadi di Laut Tiongkok Selatan (LTS). Stabilitas di Asia Pasifik amat penting bagi negara-negara sekitar maupun bagi dunia karena kawasan tersebut merupakan mesin pertumbuhann ekonomi global.
“Indonesia dengan statusnya sebagai negara terbesar sekaligus pemimpin di ASEAN memiliki sejarah panjang dan kapasitas untuk berkontribusi dalam memelihara kawasan Asia Pasifik yang stabil dan damai,” kata Sonny.
Selain mitra dalam isu regional, Indonesia juga punya arti penting bagi AS dalam mengatasi berbagai isu global, seperti perubahan iklim dan ancaman ekstremisme. Indonesia yang merupakan negara berpenduduk muslim terbesar sekaligus demokratis dan toleran dapat berperan dalam menyebarkan wajah Islam yang rahmatan lil’alamin.
“Islam yang dianut mayoritas masyarakat Indonesia adalah Islam moderat yang jauh dari unsur kekerasan dalam beragama. Itu penting untuk digarisbawahi mengingat saat ini di dunia Barat Islam dicitrakan sebagai agama sumber kekerasan. Indonesia adalah antitesis dari citra tersebut,” kata Sonny. (dtc)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *