JAKARTA — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menjalankan 15 program dalam satu tahun kepemimpinan Joko Widodo- Jusuf Kalla. Mendikbud Anies Baswedan mengatakan, fondasi masa depan bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai kekuatan pelaku pendidikan.
Anies mengatakan, 15 hal tersebut merupakan langkah awal untuk melukis wajah masa depan negeri ini. Ada tiga rencana strategis yang dijalankannya, meliputi penguatan pelaku, pengingkatan mutu dan akses, dan pengingkatan efektivitas birokrasi melalui perbaikan tata kelola dan pelibatan publik.
“Laporan ini adalah bentuk pertanggungjawaban Kemdikbud pada publik sebagai bentuk tanggung jawab selama setahun,”kata Anies saat melakukan konferensi pers Satu Tahun Kinerja Kemdikbud, di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Senin (19/10).
Dia menyebutkan, untuk penguatan pelaku meliputi pertama, hari pertama sekolah. Pada tahun ajaran baru 2015/2016 pemerintah mengajak orang tua untuk mengantar anak ke sekolah serta melakukan interaksi intens dengan sekolah. Sebab sebelumnya belum banyak orang tua yang menyadari pentingnya mengantar anak pada hari pertama sekolah.
Kedua, masa orentasi peserta didik yang masih banyak perpeloncoan yang cenderung didiamkan. Sekarang pemerintah telah mengeluarkan surat edaran ke semua sekolah untuk mengantisipasi perpeloncoan serta melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke semua sekolah.
“Pemerintah juga membuat laman khusus untuk laporan pelanggaran masa orentasi siswa untuk ditindaklanjuti oleh Kemdikbud,” ujar Anies.
Tahap ketiga ada penumbuhan budi pekerti. Anies menuturkan, sebelumnya penumbuhan budi pekerti dikembangkan hanya melalui jalur intra dan ekstrakurikuler yang hasilnya dituangkan dalam rapor. Namun untuk sekarang dikembangkan juga melalui proses pembiasaan pada jalur non-kulikuler dan praktik baik dengan menyentuh aspek lain sebagai bentuk penguatan nasionalisme dan literasi.
Keempat, gerakan terima kasih guru. Sebelumnya guru diberi penghargaan melalui pemberian tunjangan dari pemerintah. Sedangkan sekarang pemerintah menggandeng dunia usaha untuk bersama-sama memuliakan guru dengan memberikan kemudahan dan fasilitas khusus kepada guru.
Kelima, belajar bersama maestro. Mantan Rektor Univeritas Paramadina mengatakan, sebelumnya seniman jarang dilibatkan utnuk berinteraksi langsung dengan siswa. Namun saat ini, siswa dari seluruh tanah air diberi kesempatan untuk berinteraksi secara langsung dengan maestro beberapa hari.
Keenam, registrasi cagar budaya. Sebelumnya pendaftran cagar budaya dilakukan secara konvensional. Pemerintah daerah (Pemda) diminta untuk mendaftar cagar budaya dalam jumlah tertentu. Sedangkan sekarang pendaftaran cagar budaya dilakukan secara daring. Masyarakat luas bisa ikut mendaftarkan cagar budaya dan pemerintah menfasilitasi proses pendaftaraanya.
Untuk peningkatan efektivitas birokrasi, pendiri Indonesia Mengajar ini mengatakan, pertama, pemerintah membentuk struktur baru dan guru adalah kunci dari pendidikan sehingga pihaknya secara khusus membuat direktorat jenderal guru dan tenaga pendidikan (Dirjen GTK). Hal lainnya, memilih pejabat eselon I dan II yang berintegritas dan berkompeten secara transparan.
Kedua, untuk serapan anggaran semester pertama mencapai 62,01 persen dan merupakan peringkat ketiga per 16 Oktober dari 10 kementerian dengan serapan anggaran terbanyak.
Sementara itu, untuk Pendekatan Mutu dan Akses, Anies mengatakan, pihaknya melakukan reformasi pada pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang sebelumnya menjadi penentu kelulusan dengan tidak menjadi standar kelulusan. Pihaknya juga memberlakukan UN berbasis komputer serta adanya penentuan indeks integritas siswa.
“Adanya Indeks Integritas siswa tujuannya agar tidak terjadi contek- menyontek dan menularkan generasi berintegritas,”ujarnya.
Kedua, adanya evaluasi terhadap penerapan kurikulum 2013 (K-13). Saat ini pihaknya menerapkan K-13 secara bertahap. Evaluasi tujuannya untuk membuka ruang potensi lokal masuk dalam kurikulum.
Anies menuturkan, pada tahap evaluasi. Pihaknya melibatkan partisipasi dari publik untuk melakukan pengembangan dan perampingan. Saat ini baru tiga persen sekolah yang menjalankan. Data tersebut akan tersebut akan terus bertambah seiring dengan adanya penerapan sekolah rujukan atau percontohan.
“Tiga persen sekolah yang siap merupakan sekolah percontohan yang akan digunakan sebagai tempat belajar sekolah lain. Minimal satu sekolah dapat membawahi empat atau lebih sekolah binaan. Maka dengan demikian dalam waktu tiga tahun akan 100 persen penerapannya,”tutur Anies.
Ketiga, Menuju Wajib Belajar (Wajib) 12 tahun. Aneis menyebutkan, saat ini pemerintah tengah mempersiapkan rombongan belajar (rombel), anggaran serta afirmasi pendidikan menengha untuk menuntaskan wajar 12 tahun
Keempat, ada Program Indonesia Pintar (PIP) yang ditargetkan menjaring 17,9 juta siswa. Sasaranya untuk anak kelaurga miskin dan yang mengikuti pendidikan nonformal. Dana PIP disalurkan secara langsung ke rekening siswa.
“ Minggu lalu ampir 12 juta anak telah terbagi. Kita targetkan ada 17,9 anak penerima PIP,”kata Anies.
Keempat, gerakan Pendidikan anak usia dini (Paud) berkualitas. Pemerintah telah menganggarkan dana untuk bantuan operasional bagi 74.848 lembaga penyelenggara paud.
Kelima, Program guru garis depan (GGD) yang telah menyalurkan 798 tenaga pendidik ke daerah tertinggal, terluar, dan terpencil (3T) untuk menetap secara permanen di 28 kabupaten/kota. Anies menuturkan program GGD akan terus berlanjut. Pihaknya akan mengirmkan 1.500 guru untuk program tahap dua.
“Guru- guru tersebut kita rekrut dari sarjana mengajar di daerah 3T (SM-3T) dan sekolah guru yang merupakan anak-anak yang mau mengabdi di daerah,”ujarnya. (beritasatu.com)