Minta Kenaikan Tunjangan, Anggota DPR Ter-la-lu…

by -128 views

JAKARTA — Di tengah perekonomian nasional menghadapi masalah begitu kompleks, para anggota DPR minta beragam kenaikan tunjangan. Ter-la-lu…

Para anggota DPR, kalian memang ter-la-lu. Lagu yang dinyanyikan pedangdut kesohor, Rhoma Irama itu memang pantas ditujukan kepada para anggota DPR. Sebab, bukan apa-apa, di tengah kesulitan keuangan pemerintah dan banyak rakyat kelaparan akibat melemahnya daya beli, e-e mereka enak-enakan minta kenaikan tunjangan. Alasannya, inflasi.

Anehnya, kenaikan tunjangan yang diminta itu jauh di atas tingkat inflasi. Bayangkan, wakil rakyat yang minim prestasi ini minta beragam kenaikan tunjangan. Mulai dari tunjangan kehormatan, tunjangan komunikasi intensif, tunjangan peningkatan fungsi pengawasan dan anggaran, hingga bantuan langganan listrik dan telepon. Ter-la-lu.

Betul, tidak semua anggota dewan yang setuju dengan permintaan tersebut. Ada beberapa yang menolak. Tapi yang mengusulkan itu, sekali lagi, ter-la-lu. Apa sih prestasi yang telah dicapai para wakil rakyat dalam waktu setahun ini? Kunjungan kerja ke Amerika Serikat dan ketemu Donald Trump? He-he-he…, itu malah bikin malu, Bos.

Para pengusul kenaikan tunjangan, ingat, perekonomian negeri ini sedang menghadapi masalah yang begitu kompleks. Nilai tukar rupiah merosot tajam. Pelambatan ekonomi telah menyebabkan banyak perusahaan terpaksa melakukan efisiensi. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi karyawan alias PHK. Ribuan pekerja telah dipecat. Ribuan lagi menunggu giliran.

Hingga Februari 2015 lalu saja, Badan Pusat Statistik, mencatat jumlah penganguran bertambah 300 ribu menjadi 7,45 juta. Sekarang? Pasti bertambah banyak lagi.

Dampak dari sana akhirnya mengalir kepada kenaikan jumlah orang miskin. Kelompok ini lebih parah lagi, karena sebelumnya telah dihantam oleh naiknya harga BBM. Hingga Maret, jumah orang miskin bertambah menjadi  28,59 juta orang atau 11,22 persen dari total populasi Indonesia.

Sebagai gambaran pada September 2014, jumlah penduduk miskin di Indonesia masih 27,73 juta orang atau 10,96 persen dari total jumlah penduduk. Artinya, dalam enam bulan terakhir, jumlah penduduk miskin di negeri ini bertambah 860.000 orang. Ini salah satunya, disebabkan oleh inflasi yang tinggi akibat harga BBM.

Tingkat inflasi pedesaan tercatat 4,4 persen selama periode September 2014-Maret 2015. Dengan kondisi itu, orang miskin di pedesaan lebih tinggi dibanding perkotaan. Kemiskinan di pedesaan pada Maret 2015 sebesar 14,21 persen atau 17,94 juta orang, sedangkan perkotaan sebesar 8,29 persen atau 10,65 juta orang.

Banyak pengamat mengemukakan naiknya angka kemiskinan tak lepas dari tren pelambatan ekonomi, sehingga lapangan kerja sedikit. Mereka memperkirakan dengan kondisi sekarang, hingga tahun depan angka kemiskinan cenderung naik.

Nah, dalam kondisi seperti itulah para angota dewan–yang katanya terhormat itu–meminta kenaikan tunjangan. Ter-la-lu. Apa tidak malu? Yang lucu, karena banyak dikritik di sana-sini, sebagian anggota DPR berusaha mengalihkan perhatian masyarakat, dengan mengusulkan kenaikan gaji presiden dan wakil presiden.

Entah, bagaimana presiden dan wakilnya menanggapi usulan tersebut. Yang pasti, jangan anggap seluruh masyarakat bodoh. Soalnya, trik pengalihan perhatian  seperi itu sudah kerap kali terjadi. Rakyat sudah paham! (indonesianreview.com/jdz)

Foto : Gedung DPR RI.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *