Gubernur Sarankan Rektorat dan Yayasan Duduk Satu Meja Tuntaskan Kisruh PGRI

by -183 views

Kupang, mediantt.com — Kisruh di tubuh Universitas PGRI Kupang tak kunjung tuntas. Masih ada sikap keras kepala bahkan arogan dari kedua kubu yang bertikai. Karena itu, Gubernur NTT, Drs Frans Lebu Raya, menyarankan pihak Rektorat dan Yayasan duduk bersama satu meja untuk menuntaskan kisruh PGRI tersebut.

“Untuk menyelesaikan masalah yang masih terus berlanjut di Universitas PGRI Kupang, Rektorat dan Yayasan harus duduk bersama dan menyelesaikan masalah mereka sendiri,” kata Gubernur Lebu Raya kepada wartawan di Gedung DPRD NTT, Kamis (3/9/2015).

Menurut dia, beberapa waktu lalu pihaknaye menerima para mahasiswa yang datang demo ke kantor gubernur. Kepada para pendemo, ia menuturkan, masalah itu (kisruh PGRI) harus diselesaikan secepatnya, dan dua pihak yang sedang berseteru itu harus duduk bersama untuk menyeleaikan masalah tersebut.

Gubernur Lebu Raya juga mengakui, dia sudah pernah bicarakan masalah ini dengan Menristek dan Dikti di Jakarta terkait masalah ini. “Jawaban Menristek juga sama dengan apa yang sudah saya sampaikan ini,” katanya.

Gubernur juga mengatakan, mahasiswa PGRI harus tetap menjalankan tugasnya sebagai mahasiswa dengan tetap belajar. “Masalah ini adalah masalah yayasan dan rektorat. Kita akan terus mendorong mereka untuk segera menyelesaikan masalah ini dengan baik dan secepatnya,” katanya.

Disinggung soal ijazah palsu yang menjadi salah satu isue yang selalu didemonstrasikan mahasiswa dan alumni universitas PGRI Kupang, Gubernur mengatakan, jika ada ijazah palsu pihak rektorat harus segera menyelesaikan sehingga alumni tidak mengalami kesulitan ke depannya.

“Kalau ada iiazah yang disebut illegal, harus segera dibuat menjadi legal. Itu tugas Rektorat dan Yayasan. Jangan persulit alumni,” tegasnya.

Gubernur juga mengakui, ketika seleksi PNS tahun lalu, Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi dan Kabupaten/Kota mempersoalkan ijazah alumni Universitas PGRI. “Tapi saya bilang tidak boleh ditolak jika mereka mendaftar. Saya minta mereka terima saja, soal ijazah palsu itu bukan urusan BKD. Kita harus bisa pila. Mahasiswa yang mendapatkan ijazah yang disebut palsu itu kan tidak benar. Karena mereka mengikuti kuliah dan memenuhi kewajiban mereka dengan baik hingga mendapatkan ijazah itu. Kalau ada ijazah palsu nanti rektorat atau yayasan yang selesaikan,” tegas Gubernur, mengingatkan. (jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *