Parah, Sejumlah Proyek Ketua Gapensi Alor Tidak Tuntas

by -143 views

Kalabahi, mediantt.com — Sejumlah proyek di beberapa tempat di Kabupaten Alor, yang dikerjakan oleh Ketua Gapensi, Yulius Ratu, terkesan asal jadi dan tidak tuntas. Meski proyek-proyek itu diduga kuat, Yulius Ratu sudah menerima uang muka 30 persen, tetapi fisik pekerjaan tidak selesai. Sejumlah proyek asal jadi itu ada yang sudah dilaporkan ke Kejaksaan Negeri Kalabahi, ada yang belum.

Data yang diperoleh wartawan, Senin (24/8/2015), sejumlah proyek tidak tuntas itu diantaranya, pembangunan dua ruang SDN Maipi di Desa Subo Kecamatan Alor Selatan (Alsel) pada tahun 2010 dengan anggaran sebesar Rp 100 juta lebih. Pembangunan satu ruang perpustakaan sekolah di Desa Muriabang tahun 2010, juga dengan anggaran sebesar Rp 100 juta lebih.

Hasil penelusuran wartawan di SDN Maipi Desa Subo, ada tumpukan material untuk pembangunan dua ruang. Hingga saat ini, fisik pekerjaan belum juga dikerjakan oleh CV Rolin Mega, padahal Yulius Ratu selaku Direktur sudah menerima uang muka 30 persen.

Salah satu warga setempat, Lukas, kepada wartawan membenarkan, proyek ini sudah dari tahun 2010. Namun, sampai saat ini fisik pekerjaan belum juga dibangun. Lukas mengaku, pihaknya tidak tahu alasan apa fisik pekerjaan tidak dikerjakan. “Tumpukan material ini sudah dari tahun 2010, tetapi pekerjaan tidak dikerjakan. Kalau kontraktor kerja model begini, kenapa dikasih proyek,” tandas Lukas bertanya.

Data yang diperoleh mediantt.com dari beberapa sumber terpercaya, meski sejumlah proyek terkesan tidak tuntas, tetapi di tahun 2015 ini, Ketua Gapensi Yulius Ratu, justru masih dikasih proyek lagi. Yakni, proyek irigasi di Desa Subo dengan anggaran sebesar Rp 1 miliar lebih. Tidak saja itu, Direktur CV Rolin Mega ini juga menang tender proyek tambatan perahu di Pulau Pantar.

Terkait sejumlah proyek tidak tuntas, Ketua Gapensi Yulius Ratu yang dikonfirmasi Senin (24/08/15) membenarkan itu. Menurut dia, saat ini pihaknya sedang mengembalikan uang muka 30 persen itu dengan sistem mencicil. “Ini kelalaian saya, karena itu mulai bulan Desember tahun 2014, saya sudah cicil uang muka 30 persen ke Negara,” katanya.

Menurut dia, uang muka yang diterima saat itu digunakan untuk pembelian material batu pasir. “Bapa dorang ko hanya cari saya punya kesalahan. Kira-kira bapa dorang ini siapa yang sponsor untuk cari saya punya kesalahan. Saya Ketua Gapensi, saya punya data. Ada sekitar 15 kontraktor yang kerja tidak jelas, silahkan bapa dorang datang ambil data. Tapi kalau bapa dorang tidak tulis, saya akan tulis di saya punya koran,” tantang dia. (joka)

Foto : Tumpukan material untuk pembangunan SDN Maipi di Desa Subo, yang mubazir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *