‘Surga’ Timor Ada di Lintas Selatan, Tapi Jalan Masih Rusak Parah

by -335 views

Pulau Timor, khususnya di wilayah Selatan, punya panorama laut yang amat menantang. Ada Pantai Boking berpasir putih bersih, yang mungkin tidak ada duanya di dunia. Juga hamparan pantai dengan batu koral aneka warna di Pantai Kolbano. Pantai Selatan Timor memang menyimpan keindahan yang alami. Tapi, belum layak ‘jual’ sebagai destinasi wisata, karena kondisi jalan raya yang rusak parah. Ada ‘surga’ di lintas Selatan Timor yang butuh sentuhan.

RABU, 12 Agustus 2015. mediantt.com bersama Yesayas Petruz (kotanane.com) dan Chris Parera (sergapntt.com), melakukan perjalanan jurnalistik di lintas Selatan Pulau Timor. Pukul 12.00 Wita, tim bergerak dari Atambua, Kabupaten Belu, melintasi daerah otonomi baru, Kabupaten Malaka. Dari Betun, ibukota Malaka, perjalanan dilanjutkan menuju Weoe, lalu masuk ke jalur Selatan Timor dengan titik star dari Wanibesak. Warga Betun sudah mewanti untuk tidak perlu melintasi jalur selatan karena jalannya rusak parah dan risikonya pun besar. Tapi, tim nekad mengarungi jalan berbatu untuk merekam secara langsung kondisi jalan, juga kehidupan masyarakat di wilayah selatan itu, termasuk progres pengerjaan jalan dan jembatan nasional tahun 2015 ini.

Mobil kijang yang dikemudikan si raja jalan, Chris Parera, bergerak perlahan diatas jalan beraspal yang sudah rusak parah, mulai dari Desa Umalaran, hingga memasuki hotmix arah Weoe. Dari cabang Weoe menuju wilayah TTS, di Desa Fatumanufuhi, Kecamatan Boking, jalan masih relatif baik, meski ada cekungan cukup lebar di badan jalan yang berpotensi terjadi kecelakaan jika kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi.

Tahun Anggaran 2014, Pemerintah Pusat mengucurkan dana miliaran rupiah untuk pembangunan jalan strategis nasional lingkar Selatan Timor yang melintasi Batu Putih, Panite, Kolbano, Boking, Wanibesak di Kabupaten Malaka hingga ke perbatasan Timor Leste. Namun di ruas jalan lintas Selatan Timor itu, sebagian besar jalan masih sangat memprihatinkan, kondisinya rusak parah dan sempit. Aspal yang dibangun sejak era Soeharto, kini rusak parah. Jalan akhirnya berbatu, sehingga harus ekstra hati-hati melintasi jalur itu, mulai dari Desa Fatumanufahi, Kecamatan Boking, dan beberapa desa sepanjang jalur tersebut, seperti Desa Loelbanunaek, Kecamatan Nunkolo. Di desa ini ada Jembatan Menu yang kokoh-kuat, yang dibangun dengan dana bantuan Pemerintah Jepang pada tahun 2006.

Dari Desa Loelbanunaek jalan yang rusak parah itu harus menaiki bukit berkelok menuju Desa Nunkolo, dan Desa Putun, dengan kemiringan yang cukup terjal. Di salah satu bukit tersebut, tampak pemandangan Pantai Boking berpasir putih yang indah memikat dari kejauhan, yang memang tidak ada duanya di dunia. Panorama alam yang luar biasa, yang perlu mendapat perhatian pemerintah untuk dikelola menjadi destinasi wisata pantai. Di kejauhan tampak pantai pasir putih sepanjang garis pantai, mulai dari Betun, Boking hingga Kolbano.

Di Desa Putun, yang berada persis di ketinggian dengan suhu udara yang sangat dingin, jalur jalan mulai menurun ke Desa Haumeni, dengan kondisi yang masih juga memprihatinkan, hingga tiba di Desa Op, yang sedang ada pengerjaan jalan nasional tahun anggaran 2015 oleh PT Nanda Karya. Namun, di beberapa titik tampak badan jalan sudah retak dan berlubang. Artinya, kualitas pengerjaan jalan itu patut dipertanyakan. Dari Desa Op, yang memiliki SD dan SMP Satu Atap itu, jalan sudah hotmix, meski di beberapa titik masih ada penggalian dan pengerukan dan pembuatan jembatan. Dari ujung Desa Sanam itu, jalan hotmix mulus melintasi Kolbano hingga Batu Putih.

Pantai selatan Timor memang menyimpan keindahan yang alami namun belum bisa ‘dijual’ sebagai obyek wisata karena kondisi jalan raya yang masih belum baik. Karena itu, dengan dibangunnya jalan raya lintas selatan Pulau Timor itu, maka akan terbukalah peluang pariwisata, peluang ekonomi dan dampak positif lainnya yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat di wilayah selatan Timor.

Meski hidup dalam keprihatinan, namun masyarakat di sepanjang wilayah lintas Selatan Timor menunjukkan rasa nasionalismenya terhadap bangsa ini dengan menggelar aneka perlombaan menyambut HUT Kemerdekaan RI. Ada gerak jalan, ada pertandingan olahraga seperti voley dan bola kaki. Itulah spirit kebangsan dan kecintaan warga akan Tanah Air Indonesia, tanpa menggerutu nasib mereka yang masih memprihatinkan.

Mereka tentu berharap, di usia Indonesia yang sudah lebih dari setengah abad ini, mereka juga bisa menikmati kemerdekaan hidup yang sejati,sekaligus memperbaiki tingkat kesejahteraan dan peradabannya menjadi semakin bermartabat?

Setelah menempuh perjalanan yang menantang selama kurang lebih sembilan jam itu, tim akhirnya tiba di Kupang pukul 21.30 Wita. “Perjalanan jurnalistik kali ini sangat menantang, menguji adrenalin,” tutur Chris Parera, bekas sopir bus Kupang-Atambua ini. “Ya, ini perjalanan jurnalistik yang menyenangkan,” tambah Yes Petruz. (jdz)

Foto : Hamparan Pasir Putih di sepanjang Pantai Kolbano. (Foto: Chris Parera/Sergapntt.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *