Medah Usulkan Perpu Pilkada Jangan Untuk Kepentingan Petahana

by -116 views

Kupang, mediantt.com – Pemerintah Pusat telah menyiapkan Peraturan Pemerintah (Perpu) untuk kontestan Pilkada yang hanya satu calon. Namun belum diberlakukan karena KPU masih memperpanjang masa pendaftaran bagi para kandidat. Merespons sikap Pemerintah Pusat ini, Senator/Anggota DPD RI dari NTT, Drs Ibrahim Agustinus Medah, mengusulkan agar jika Perpu itu akhirnya harus diberlakukan, maka jangan hanya untuk kepentingan calon petahana atau incumbent.

“Jangan keluarkan Perpu hanya untuk menggolkan kepentingan incumbent. Jangan pula salahkan Partai Politik jika tidak ada calon yang mendaftar. Itu bukan kesalahan Parpol, tapi karena para calon lain melihat kondisi imcumbent yang lebih diuntungkan dengan posisinya sebagai petahanan yang sedang memimpin,” ujar Medah di Kupang, Jumad (7/8/2015).
Ia menjelaskan, jika benar dikeluarkan, maka Perpu itu diberlakukan khusus untuk calon non incumbent. “Jika di daerah tertentu hanya ada satu calon yang mendaftar dan calon tersebut bukan incumbent maka Perpu itu diberlakukan baginya,” katanya.
Medah yang juga Ketua DPD Golkar NTT itu menegaskan, pemerintah jangan melihat hanya satu calon lalu mengeluarkan Perpu untuk meloloskan calon itu dan dia incumbent. “Mari kita melihat pada sisi lain di daerah-daerah lain selain tujuh daerah itu calonnya lebih dari dua. Menurut saya, ada kemungkinan incubent tidak ikut lagi untuk bertarung atau incumbent dinilai tidak berhasil selama memimpin,” katanya.

Itu pasalnya, Medah menyarankan, jika ada calon yang sedang memimpin dan ingin bertarung lagi, maka regulasi harus mengatur untuk diberhentikan selama minimal enam bulan sebelum proses pilkada serentak dimulai.
“Jika incumbentnya bekerja baik dan dicintai masyarakatnya maka berhenti selama enam bulan atau satu tahun baru digelar Pilkada pun pasti masyarakat akan memilihnya. Jangan sampai incumbent merasa jasa-jasanya selama memimpin dilupakan,” kata dia.

Medah yang berpengalaman dua kali bertarung dalam Pilgub NTT dan berhadapan dengan incumbent itu menyebutkan, yang diinginkan adalah mencari pemimpin yang benar-benar dicintai dan berpihak kepada rakyatnya.
“Kita juga berharap Pilkada yang digelar benar-benar sportif, yang mana pendatang baru dan incumbent sama-sama dalam kondisi tangan kosong. Para calon pendatang baru tentunya tidak ingin buang-buang energi berhadapan dengan incumbent yang sedang berkuasa yang ditunjang dengan berbagai fasilitas dan sistem birokrasi,” katanya.

Medah menambahkan, pihaknya bukan berpikir negatif terhadap incubent tetapi bagi dia, incumbent memiliki dua keunggulan yaitu secara psikologi masyarakat kita pada umumnya masih sangat menghargai dan menghormati pemimpinnya yang sedang menjabat sehingga besar kemungkinan akan terpilih.
Sedangkan keunggulan berikutnya, sebut Medah, pada diri incumbent ada fasilitas yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingannya. “Dan orang lain tidak mendaftar karena melihat dua keunggulan yang ada pada incumbent yang lebih menguntungkan incumbent,” katanya, mengingatkan. (laurens leba tukan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *