Kupang, mediantt.com – Pantai Lasiana, yang selama ini menjadi ikon pariwisata Kota Kupang, dengan kondisi yang apa adanya, kini mulai didandan secara lebih menarik oleh Pemerintah Provinsi, khususnya Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Bahkan, ada impian besar agar Pantai Lasiana bisa menjadi ‘Ancol’-nya Kupang.
Sekertaris Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Welly Rohi Mone, pada peletakan batu pertama revitalisasi kawasan wisata Pantai Lasiana, pekan lalu, mengatakan, untuk mewujudkan mimpi besar itu, kawasan di sekitarnya perlu ditata dan dikelola untuk menjadi destinasi wisata yang menarik. Sebab, keindahan alam pantai dengan pasir putih yang menawan dan desiran serta pecahan ombak yang begitu memukau bisa dinikmati oleh siapapun.
“Kita bermimpi agar Pantai Lasiana ini disuatu saat akan menjadi ‘Ancolnya’ Kupang yang hidup selama 24 jam, menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru yang berbasis jasa dan wisata,” kata Welly Rohi Mone.
Ia menjelaskan, kebijakan pemerintah pusat yang menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu kunci pembangunan ekonomi Indonesia sejalan dengan kebijakan Provinsi NTT yang dalam RPJMD 2013-2018, menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu program unggulan dari program unggulan yang ada sebagai tindak lanjut dari kebijakan nasional dan kebijakan Provinsi NTT. “Semua destinasi termasuk Lasiana ditata, dikelola dan dikembangkan untuk menarik minat kunjungan wisatawan,” katanya.
Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, yang diwakili Asisten II Setda NTT, Andreas Jehalu, saat itu juga melaunching gerakan NTT Tersenyum, karena wisata NTT berbasis pada keindahan alam, seni budaya, keramahtamahan dan senyum, juga hospitalitas, persaudaraan dan penuh persahabatan. “Pesan dari gerakan NTT Tersenyum ini adalah mendorong seluruh masyarakat NTT untuk ramah terhadap wisatawan, baik ketika mereka tiba di bandara, pelabuhan, terminal maupun saat mereka masuk hotel, restoran, pusat-pusat perdagangan dan bisnis serta pusat-pusat kerajinan dan kuliner yang ada di sekitar wilayah NTT,” katanya.
Menurutnya, karena wisatawan yang datang ke NTT tidak saja wisatawan domestik, tetapi juga manca negara, maka Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga menggagas gerakan NTT berbahasa Inggris setiap hari Jumat dalam sepekan dan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sudah melakukannya beberapa bulan lalu.
“Kita harapkan gerakan berbahasa Inggris setiap hari Jumat dalam sepekan ini akan mendorong dan memotivasi seluruh masyarakat NTT untuk akrab dengan bahasa internasional ini sebagai salah satu media komunikasi,” ujarnya.
Daya Tarik
Ia mengatakan, sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan, revitalisasi atau penataan kawasan wisata Pantai Lasiana dilakukan sebagai berikut; penataan ruang luar/landscape, penataan masa bangunan yang terdiri dari 19 item pembangunan yakni gerbang/gapura, pos jaga, kantor pengelola, arena bermain, jogging track, pagar dan taluk, arena parkir, restaurant, panggung terbuka, pusat kerajinan/souvenir, bangunan peralatan olahraga laut, toilet/MCK atau kamar mandi bilas, bangunan labirin kaca, bangunan arena gocar, bangunan flying fox, tempat pembuangan sampah, perbaikan talud, rumah tembok labirin dan jaringan air dan listrik.
Untuk tahun 2015 ini, sebut dia, penataan kawasan wisata Pantai Lasiana tersebut akan dilakukan 11 item pekerjaan yakni pembangunan gerbang/gapura, tandon air besih, tempat sampah dan tempat bermain, pos jaga, toilet/MCK atau kamar mandi bilas, lopo, talud/pencegah abrasi, pagar dan kios, panggung terbuka, jalan lingkungan, pembangunan jaringan listrik luar dan lampu jalan. Total anggaran untuk pembangunan penataan kawasan wisata pantai Lasiana sebesar Rp 5 miliar lebih. Untuk pengerjaan fisik tahap pertama dialokasikan dana Rp 4,5 miliar dan pada proses perencanaannya dibutuhkan dana Rp 170-an juta. Sementara untuk tahap kedua di tahun 2016 akan ditambahkan dana sebesar Rp 5 miliar. Penataan kawasan wisata pantai Lasiana ini dikerjakan oleh PT Bumi Magnus Karya selama 150 hari kelender kerja dengan total dana Rp 4,5 miliar lebih.
Gubernur Frans Lebu Raya juga mengatakan, hal penting yang perlu diperhatikan untuk menarik para wisatawan adalah keberadaan destinasi pariwisata yang ada, . karena merupakan komponen utama pariwisata. “Untuk itu, keunikan dan keindahan itu harus melekat dengan destinasi pariwisata. Unsur-unsur tersebut menjadi magnet atau daya tarik untuk menarik minta wisatawan berkunjung ke lokasi destinasi,” tegasnya.
Ia menambahkan, usaha-usaha pariwisata yang berada di sekitar destinasi pariwisata perlu ditata dengan baik dan dijalankan sesuai ketentuan dan regulasi yang ada sehingga pelayanan di bidang pariwisata dapat berjalan secara maksimal dan prima. Ia berharap, usaha-usaha tersebut dapat berlangsung selama 24 jam di kawasan pariwisata, khususnya di Pantai Lasiana sebagai penggerak ekonomi kreatif untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan, sekaligus dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Menurutnya, keberadaan suatu destinasi pariwisata dan usaha-usaha pendukung lainnya perlu dipromosikan secara luas dan terus-menerus dengan memanfaatkan media yang ada. Ini dimaksudkan agar eksistensi destinasi pariwisata dikenal luas, tidak hanya kalangan wisatawan lokal tetapi juga mancanegara. Pariwisata bersifat multidimensi dan multisektor, sehingga keterlibatan stakeholder dalam pariwisata, baik pemerintah dan praktisi usaha pariwisata dan masyarakat, perlu terjalin kerjasama dan saling mendukung. (jdz)
Foto : Warga Kupang sedang menikmati wisata di Pantai Lasiana.