Hasil Riset, Enam Pemilu Terakhir di Alor Menurun

by -158 views

Kalabahi, mediantt.com — Hasil riset peneliti enam Pemilihan Umum (Pemilu) terakhir Kabupaten Alor, tentang faktor yang mempengaruhi pemilih untuk hadir dan tidak pada tempat pemungutan suara (TPS), tim menemukan presentasi menurun. Sesuai hasil riset tim peneliti, ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti, faktor penyelenggara, kepartaian, kandidat/para calon legislatif, tim sukses, pemilih, aksesibilita, alam, transaksi politik dan administratif.

Hal tersebut disampaikan tim peneliti dalam laporan hasil riset, yang digelar di Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Alor (07/07/15). Kegiatan ini merupakan kerjasama antara KPUD dan Universitas Tribuana (Untrib) Kalabahi.

Tim riset, Alfonso Gorang dari Untrib Kalabahi menjelaskan, KPU sebagai penyelenggara tentunya bertanggungjawab langsung terhadap kesuksesan pelaksanaan Pemilu, baik dari tingkat nasional maupun kabupaten. Program dan strategi yang dikembangkan oleh KPU, sebagaimana dilakukan tingkat nasional, yakni memotivasi, menggugah dan mengingatkan pemilih lewat iklan di media massa. Hal tersebut agar dengan kesadaran dan penuh rasa tanggungjawab, pemilih menantikan waktu pelaksanaan Pemilu. Dan pada saatnya, mereka meringankan langkah untuk mendatangi TPS guna mencoblos.

Menurut Gorang, KPU juga harus mampu membuat terobosan seperti, bentuk-bentuk sosialisasi melalui brosur, pamflet, kaos tolak golput. Selain itu, sejumlah aksi kebersamaan kontestan Pemilu dengan karnaval, deklarasi dan kampanye damai. Terobosan ini dapat mempengaruhi pemilih untuk melihat pelaksanaan Pemilu sebagai suatu momentum yang penting dan strategis dalam penentuan masa depan bangsa dan negara.

Faktor kepartaian, sebut Gorang, Partai Politik (Parpol) sebagai kontestan peserta Pemilu, tentu berkepentingan terhadap kemenangan atau tingginya jumlah dukungan suara pada Parpol, guna memperoleh mayoritas suara di parlemen dalam pengambilan keputusan politik maupun keputusan strategis lainnya.

“Atas kepentingan tersebut maka usaha, upaya dan kerja keras untuk membentuk kepengurusan sampai ke tingkat desa, bahkan dengan perekrutan anggota pengurus di tingkat ranting. Ini menjadi pemicuh tingkat partisipasi bahkan keaktifan dalam memotivasi keluarga, kerabat untuk tidak melewatkan Pemilu tanpa ikut mencoblos,” katanya.

Dia menyebutkan, hal yang sama juga pada faktor kandidat/para calon legislatif dan tim sukses. Seiring dengan penetapan kebijakan syarat suara terbanyak, maka figur calon legislatif menjadi daya tarik tersendiri bagi pemilih dalam Pemilu.

Faktor pemilih, kata dia, selain dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal pemilih yang terdiri dari berbagai latarbelakang dan karakteristik, juga memiliki motivasi sendiri terhadap partisipasinya dalam memilih. Faktor aksesibilita, lokasi TPS yang dekat dengan tempat tinggal pemilih menjadi suatu faktor positif yang menggairahkan seseorang untuk mendatangi TPS. Sebab, tidak ada alasan yang menghalangi bagi mereka yang sudah punya niat untuk ikut memilih.

Selanjutnya, kata Gorang, faktor alam. Jika kondisi cuaca baik, menjadi faktor positif yang menggairahkan pemilih untuk datang ke TPS. Transaksi politik, tidak dapat dipungkiri bahwa faktor transaksional adalah salah satu faktor yang turut berkontribusi terhadap tingkat partisipasi. Sementara faktor administratif, adalah faktor yang berhubungan dengan aspek administrasi pemilih, yang dalam prakteknya tentu sangat menentukan tingkat partisipasi pemilih.

Menurut dia, hasil riset presentasi enam Pemilu terakhir di Kabupaten Alor menurun. Enam Pemilu terakhir yakni, Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur putaran I dan II, Pemilu Bupati dan Wakil Bupati putaran I dan II,  Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan Pemilu Legislatif.

Dia merinci, presentasi Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur putaran I 18,09% atau dari daftar pemilih tetap (DPT) 122.412 jiwa, yang memilih 100.258, tidak memilih 22.154. Pada putaran II 22,50% atau DPT 122.412 jiwa, yang memilih 94.853, tidak memilih 27.559. Pemilu Bupati dan Wakil Bupati putaran I 16,53% atau DPT 123.980 jiwa, yang memilih 103.479, tidak memilih 20.501. Putaran II presentasi 20,2% atau DPT 123.987 jiwa, yang memilih 98.911, tidak memilih 25.076. Presentasi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 21% atau DPT 127.070 jiwa, yang memilih 100.326, tidak memilih 26.744. Sementara presentasi Pemilu Legislatif 16,80% atau DPT 125.201 jiwa, yang memilih 104.053, tidak memilih 21.148.

Ketua KPUD Alor, Costantin Akbar mengatakan, dengan adanya riset tentang partisipasi Pemilu, diharapkan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilih untuk hadir dan tidak hadir pada TPS. Menurut dia, kegiatan riset ini baru pertama kali dilakukan KPUD Alor. Dia menyatakan, riset tentang partisipasi Pemilu merupakan kerjasama KPUD dan Untrib Kalabahi, yang dimulai pada bulan Mei-Juli 2015.

Hasil riset ini, Akbar yakin belum sempurna. Karena itu, KPUD sungguh berharap hadirin bisa memberikan masukan guna melengkapi hasil riset ini. “Riset ini dilakukan berdasarkan beberapa tema yang diberikan KPU Pusat kepada KPUD Kabupaten/Kota. Untuk itu, Kabukpaten/Kota menambah riset yaitu, faktor yang mempengaruhi pemilih untuk hadir dan tidak hadir di TPS,” katanya. (joka)

Foto : Ketua KPUD Alor, Costantin Akbar menyampaikan sambutan dalam kegiatan laporan hasil riset di Sekretariat KPUD, Selasa (7/7/15).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *