Kupang, mediantt.com – Ketua DPRD NTT, Anwar Pua Geno, SE, punya gagasan cerdas membangun Flores dan Lembata, baik dalam konteks kekinian maupun ke depan jika perjuangan Flores menjadi menjadi provinsi terwujud. Dia berpendapat, Flores dan Lembata sejatinya dibangun sebagai satu kesatuan, dengan prioritas kepada keunggulan dari masing-masing kabupaten di daratan Flores dan Lembata.
Ketika menerima mediantt.com, sergapntt.com dan kotanane.com di ruang kerjanya, Selasa (30/6/2015), Anwar menjelaskan, dalam konteks kekinian, Flores dan Lembata harus dibangun sebagai satu kesatuan dengan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) dari setiap kabupaten. Sementara dalam konteks Provinsi Flores yang saat ini sedang diperjuangkan, Flores dan Lembata pun harus dibangun sebagai satu kawasan pengembangan sesuai kondisi keunggulan dari setiap kabupaten.
“Sebenarnya sudah ada greenlight dari pemerintah pusat untuk membangun infrastruktur di titik-titik sentral itu sesuai keunggulan setiap kabupaten yang diproyeksikan sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan ekonomi,” kata politisi Partai Golkar ini.
Menurutnya, harus ada komitmen bersama setiap kepala daerah di Flores dan Lembata untuk membangun pusat pertumbuhan dan pengembangan. Misalnya, sebut dia, pusat pengembangan transportasi udara bisa dikonsentrasikan di Mbay, Kabupaten Nagekeo, dan Labuan Bajo di Manggarai Barat. “Artinya, bisa ada kesepakatan bersama bahwa bandar udara besar cukup ada di Mbay dan Labuan Bajo,” katanya.
Sementara untuk pusat perhubungan laut bisa di Maumere, Sikka, yang dikembangkan menjadi pelabuhan samudera, sedangkan di kabupaten lain cukup menjadi pelabuhan perintis. “Kalau gagasan ini bisa dikembangkan maka perlu ada komitmen bersama semua kepala daerah di Flores dan Lembata,” katanya.
Untuk pusat pariwisata, lanjut dia, bisa dipikirkan di Labuan Bajo, Mangagrai Barat, sebagai pintu masuk pariwisata dengan ikon Komodo-nya. “Kalau ini disepakati, maka semua program dan dukungan anggaran dikonsentrasikan di Labuan Bajo. Semua potensi wisata di kabupaten lain se-daratan Flores dan Lembata, juga tetap diberi porsi perhatian yang sama, tapi tetap dengan pusat di Labuan Bajo,” usul Anwar.
Selain itu, sebut dia, pusat perikanan dan kelautan bisa dikembangkan di Flores Timur dan Lembata, dengan titik sentral di Larantuka. “Flotim, Lembata, Adonara dan Solor juga bisa dibangun dengan sektor unggulan wisata bahari,” saran dia.
Sementara pusat pendidikan, sesuai dengan sejarahnya sebagai kota tua, maka Ende bisa menjadi pilihan yang tepat. Sedangkan di Ngada, Nagekeo dan Manggarai bisa dikembangkan menjadi pusat pertanian dan peternakan. “Kalau ini menjadi komitmen bersama para kepala daerah di Flores-Lembata dan seluruh stakeholder pembangunan, maka pemerintah bisa konsentrasikan anggaran ke pusat-pusat pertumbuhan itu, karena akan memberikan dampak multi efek bagi semua kabupaten di Flores dan Lembata,” tegas Anwar.
Ia juga mengatakan, jika Flores dan Lembata tidak dibangun secara parsial atau per bagian, tapi sebagai satu kesatuan sehingga ada konektifitas antara satu kabupaten dengan kabupaten lainnya. “Kalau ini dilakukan, maka Flores akan lebih cepat maju. Artinya, setiap kabupaten bisa dibangun sesuai dengan keunggulan lokalnya. Namun semua ini bisa lebih cepat terwujud kalau secara administrasi, pemerintahan Flores dan Lembata sudah menjadi provinsi sendiri,” tegas Anwar. (jdz)