Tim TNC Internasional Tinjau Perairan NTT

by -119 views

Kupang, mediantt.com — Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Drs. Benny Alexander Litelnoni, selaku Ketua Dewan Konservasi Perairan Provinsi NTT, di ruang rapat wagub, Jumat (26/6/2015), memimpin rapat Daerah Konservasi Perairan Provinsi (DKPP) bersama dengan Tim The Nature Conservacy (TNC) Internasional yang berkunjung ke NTT. Kunjungan ini untuk meninjau keberadaan Daerah Konservasi Perairan Provinsi NTT dan aktivitasnya dalam konservasi perairan, termasuk Taman Nasional Perairan Laut Sawu.

Dalam siaran pers Kepala Biro Humas Setda NTT, Drs. Lambertus Ibi Riti, yang diterima mediantt.com, Sabtu (27/6/2015), Wakil Gubernur Benny Litelnoni mengatakan, dukungan TNC sangat besar untuk wilayah perairan laut NTT. Dukungan dari pemerintah pusat dibuktikan dengan menetapkan Laut Sawu sebagai salah satu wilayah konservasi. Hal ini merupakan kebanggaan Pemerintah Provinsi NTT.

“Pengakuan dari pemerintah pusat memberikan sinyal bahwa sudah ada proteksi di dalamnya. Tantangan ke depan adalah mengimplementasikan regulasi yang ada berkaitan dengan area atau wilayah konservasi yang memilki ikatan yang kuat,” katanya.

Selain itu ada pula dukungan politik dari pemerintah daerah. Dukungan yang terlihat adalah dukungan dari anggaran pembangunan daerah melalui APBD untuk mendukung kegiatan itu. “Tahun ini kita juga akan bekerja sama dengan TNC tidak hanya memberi dukungan dana melainkan manajemen dengan tujuan untuk memperkuat lembaga dalam mengembangkan kegiatan di wilayah konservasi di Laut Sawu,” tutur Benny.

Koordinator pengembangan masyarakat pesisir konservasi perairan provinsi NTT, Verdi Kapitan, mengatakan, mengurus konservasi tidak hanya satu pihak melainkan melibatkan berbagai komponen misalnya TNI, Polair bidang lingkungan hidup, pariwisata dan lain-lain.

“Pada awalnya terlepas dari Laut Sawu,TNC telah memfasilitasi laut di Alor, awalnya masyarakat menolak, masyarakat berargumen bahwa konservasi berarti pelarangan. Tetapi pemerintah bangun komunikasi terus menerus dengan masyarakat dan pada akhirnya masyarakat kini bisa menikmati hasil dari konservasi. Masyarakat kini berargumen bahwa melalui konservasi mereka lebih mudah mendapatkan ikan. Inilah mimpi kita yang terjadi di Alor agar bisa terjadi di 10 kabupaten yang baru dibentuk,” kata Verdy.

Mantan Kepala Dinas Perikanan NTT, Ana Salean, mengatakan, mengenai konservasi, awalnya selalu ada bentrok antara nelayan dengan pengelolah taman. “Oleh karena itu, kita perlu berjuang bersama untuk mengubah persepsi konservasi menjamin kesejahteraan masyarakat, anak cucu kita akan menikmati hasilnya di kemudian hari,” jelasnya. (*/jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *